15 Visit another hell

Ouyang Xuan, hampir tidak diketahui asal usulnya namun dialah satu-satunya penerus sah keluarga Ouyang. Ibarat mata angin, maka keluarga Ouyang adalah salah satunya. Mereka begitu dikagumi sekaligus disegani, bukan hanya karena kehebatan para leluhurnya juga karena betapa cemerlang dan tajamnya penerus di keluarga mereka.

Xuan masuk dalam daftar gemilang tersebut, namun yanh tidak pernah orang luar lihat adalah Xuan hanyalah seorang anak kecil berusia tiga tahun saat memasuki kediaman utama keluarga Ouyang.

Keduanya sudah memasuki rumah dan langsunh disambut oleh seorang pria tua dengan tongkat berjalannya. Jenderal Ouyang memberi hormat kepada pria itu dan langsung memperkenalkan Ni'er padanya.

"Jadi diakah wanita yang akan kau nikahi?"

"Iya. Jika tidak ada masalah yang berarti, dua pekan lagi kami akan melangsungkan resepsi, disini."

Ni'er yang mendengar itu, spontan menembakkan tatapan tak percaya pada Sang Jenderal.

"Nona muda Lim, kau sepertinya belum benar-benar mengenal cucuku."

"Ah, bukan begitu Tuan Ouyang, saya hanya merasa tidak percaya Xuan mengambil langkah berani."

"Tentu saja dia berani, apalagi setelah skandal kalian tinggal seatap menyeruak. Ditambah lagi adanya pemberitaan bahwa kau, Jenderal muda telah menggunakan kuasa dan uangmu untuk... apa kau menyebutnya.. membantu Presdir Lim..?? thats silly. Semua orang tahu bahwa kau baru saja membeli pengantinmu dan menukarnya dengan beberapa lembar saham."

Ni'er belum pernah berada di titik serendah ini, dipermalukan oleh seorang tetua keluarga besar pasti beda rasanya dengan dihujat ibu tiri bukan?

"Apakah kakek sudah selesai bicara? Ataukah kakek tidak mengijinkan kami duduk?"

"Kupikir kita tidak akan banyak bicara, puaskan dirimu mengelilingi kediaman Ouyang ini. Cepat atau lambat kalian juga akan menempati rumah ini."

what? rumah? ini adalah kastil sekaligus benteng penjara, batin Ni'er. Tak betah dengan atmosfir dan tekanan berat yang diberikan Kakek Ouyang, Ni'er pun langsung mengambil inisiatif.

"Xuan, bukankah kau ingin menunjukkan ruang baca padaku?"

Kakek Ouyang kemudian berhenti di tengah jalan dan membalikkan badannya.

"Diantara semua ruangan, ruang baca bukanlah ruangan pantas kalian datangi. Ruangan itu..."

"Ruangan itu akan menjadi ruang favorit kami. Terima kasih kakek atas keramahanmu."

"Aku tidak percaya kau bahkan mempersilahkan wanita ini memanggil nama depanmu dengan santai."

"Karena dia calon istriku dan tidak ada yang salah dengan hal itu."

-_-

Xuan memperlihatkan sekeliling rumah sambil berjalan menuju ruang baca yang dimaksud. Sesampainya disana, Ni'er tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak bertanya.

"Jadi ada apa dengan ruang baca di kediamanmu?"

"Just books.. and stuff."

"What kind of stuff?"

"Antique collection, perhaps."

Ni'er tidak ingin memaksa lebih jauh karena sepertinya Xuan tidak ingin membicarakan hal tersebut.

Sama dengan ruang baca pada umumnya, disana juga tertata rapi dan berurutan beberapa rak buku yang kedua sisinya dipenuhi buku sesuai dengan urutn abjadnya. Ada beberapa buku yang berada di rak tinggi dan tidak terjangkau dapat diambil menggukan tangga vertikal yang dapat digeser kanan-kiri. Bau kayu, pengap perapian, dan juga karpet bulu yang hangat juga menjadi nuansa istimewa disana.

"So, kau membeli berapa lembar saham Group Lim?"

"Hampir semua yang beredar di bursa."

"Berapa banyak uang yang kau habiskan?"

"Tidak banyak."

"Syukurlah. Aku akan menggantinya."

"Dengan apa?"

"Akulah jaminannya. Bukankah apa yanh dikatakan kakek mu sudah jelas, bahwa kau telah membeliku, Jenderal Ouyang."

"Jadi kau tersinggung?"

"Kenapa kau tidak cerita?"

"Tentang apa?"

"Pembelian saham dan.. entahlah berapa banyak rahasia yang kau sembunyikan?"

"Group Lim secara finansial telah dibeli oleh pemerinta dan saham yang kubeli sejatinya ialah milik pemerintah. Lalu apa kau masih merasa ku beli?"

"Ya.. Kau tahu, aku bahkan tidak tahu apa motifmu membantuku."

"Menurutmu berapa harga yang harus dibayar sebagai balas budi padaku? Kau adalah harga yang tepat. Kau berasal dari keluarga terpandang, berpendidikan, dan kau tidak membuatku risih.. pernikahan sempurna seperti yang diinginkan banyak orang."

"Kau ingin menjadikanku sebagai pintu darurat dari kehidupan keluargamu?"

"Iya.. bukankah kita sama saja?"

"Hmm... iya kita sama saja." Ada nyeri di hatinya tatkala Xuan secara implisit mengatakan bahwa pernikahan ini hanyalah kompromi belaka, untuk saling memberikan keuntungan satu sama lain. Untuk bisa saling melarikan diri dari jeratan substansial yang dibangun atas nama harga diri dan ego keluarga masing-masing. Keluarga Ni'er dengan kekayaannya yang sepertinya membawa kutukan dan kematian, lalu Keluarga Ouyang dengan ambisi martabat keluarga tanpa cela.

"Tapi, jika cinta itu nyata..." Xuan menggantung kalimatnya dan mencium Ni'er diantara sekumpulan rak buku berdebu.

"Mungkin kehidupan pernikahan kita bukan hanya kompromi belaka."

-_-

CEO Gong marah sehebat itu, dia memporak porandakan hampir seisi kamarnya. Semisal ranjang itupun bisa dibalik, mungkin juga akan di lempar melalui jendela kaca yang bertengger tak bersalah. Semua rencananya hancur dan gagal total, berharap dengan menghimpit Ni'er dalam kesulitan finansial akan membuat wanita itu memohon bantuannya, namun justru pria lain yang menjadi tujuannya.

Xuan adalah ancaman yang tidak dia duga, mungkin CEO Gong harus mulai menjernihkan pikirannya kembali sebelum pulang ke Korea tanpa membawa calon istri. Dia berpikir akan menerima saja perjodohan yang diatur keluarganya, tapi nyeri di ulu hatinya tidak bisa disangkal lagi. Ditambah mengingat bahwa Ni'er dan Xuan akan menikah dalam waktu dekat, publik masa bodoh jika pernikahan itu hanyalah kompromi belaka. Tapi CEO Gong takut bahwa itu menjadi pernikahan sungguhan, pernikahan yang selama ini dia impikan.

"Selidiki kasus beberapa tahun lalu di kampusku, cari perempuan yang menjadi jalang dalam hubunganku dengan Presdir Lim... Hanya 3 hari aku memberikan waktu. Temukan dan bawa dia kemari. Aku harus mendapatkan mempelai wanitaku lagi."

-_-

Melihat ketajaman mata Xuan yang tidak biasa, Ni'er paham bahwa Kediaman Ouyang benar-benar jelmaan neraka bagi pria itu. Entah mengapa ada yang janggal dari larangan kakeknya bahwa Xuan dan Ni'er tidak diperbolehkan memasuki ruang baca, meskipun keduanya tetap masuk tanpa memperdulikan gubrisan sang Kakek.

Pertunangan sudah jelas di depan mata, cincin telah dipesan bahkan rumah dinas sang Jenderal pun sudah berubah layaknya pesta sehari semalam. Hampir seisi kota pun diundang, bagi para anggota kedinasan yang harus siaga di pos komando pun, sudah dikirimkan dengan menu yang sama.

Mesku begitu, belum tampak satupun anggota keluarga Ouyang menghadiri ruangan.

"Sepertinya keluarga besarmu tidak menyetujui pertunangan ini."

"Itu kan hanya asumsi mu saja. Biasanya mereka akan datang dengan jumlah yang besar atau membawa berita besar."

"Aku takut dengan apapun yang mereka bawa."

"Kau... Yang sebentar lagi menyandang gelar sebagai Nyonya di Kediaman Ouyang, tidak seharusnya kau takut. Karena nama besarku akan melindungimu."

"Atau perlahan-lahan membunuhku dari dalam."

"Maka sebaiknya kau perhatikan kemana arah mata pisau berada."

"Bisakah aku percaya padamu?"

"Bisakah aku menahan mu agar tidak lari?"

"Aku tidak akan kemana-mana."

"Kau bisa melarikan diri dari keluarga Hong dan CEO Gong layaknya kabut pagi hari. Lalu kenapa aku tidak bisa curiga kau akan melarikan diri lagi?"

"Bukankah aku adalah pintu darurat dari nerakamu?"

"Bagaimana jika aku meruntuhkan neraka itu sekali dan selamanya?"

"Kau akan menghancurkan dinasti keluargamu?? Kau sudah gila?"

"Jika mereka membuatmu tidak nyaman, aku akan melakukannya dengan senang hati."

"Aku mulai takut denganmu."

"Sudah seharusnya."

-_-

avataravatar
Next chapter