28 Runtuhnya rasa

Aku baru saja mengalami kejadian layaknya di film action, penculikan, penyerangan taktis oleh militer, meruntuhkan dinding untuk mengejutkan lawan dan hampir saja aku jatuh. Dan tanpa sadar pemeran utama pria tersebut menolongku bermodalkan pijakan seadanya, Ouyang Xuan. Kemudian sebuah alat berat, boom lift, didatangkan kemari untuk menurunkan kami mengingat akses turun yang sulit.

Paman Henry Zhang langsung menuju TKP dengan masih mengenakan pakaian rumah, Kakek Ouyang juga menatapku getir meskipun dia berusaha menutupinya. Sesampainya aku dibawah, seorang juru rawat menghampiriku, memberiku selimut, minuman, sembari mengecek perkembangan organ vitalku. Penanganan tersangka utama dan pengamanan area terjadi di depan mataku dengan amat cepat, Ouyang Xuan masih tetap disampingku selama pemeriksaan. Bahkan seorang petugas kepolisian juga mendatangiku untuk meminta beberapa keterangan, namun psikis ku yang masih dalam keadaan terpukul, membuatku tak bisa menggerakkan bibir sama sekali.

Aku melihat Kak Jerome Ahn dalam keadaan terluka akibat terkena ledakan dan reruntuhan bangunan, entah apakah dia masih hidup atau tidak, namun yang pasti dia dalam pengawasan kepolisian.

"Pulang." Itu saja kata yang keluar dari mulutku. Aku tidak sempat memperhatikan kondisi Ouyang Xuan saat dia memutuskan untuk membawaku pergi.

Aku diam saja, saat Xuan mengarahkanku untuk masuk ke dalam Kediaman Ouyang. Aku lebih mirip seperti manusia tanpa jiwa, mungkin butuh waktu beberapa hari untuk memulihkan kondisiku. Aku lelah.

"Aku ingin bertemu dengan kak Jerome." Kataku tiba-tiba. Aku tahun ini adalah permintaan yang berat, tapi aku ingin mengetahui bahwa kakak lelaki yang selama ini sudah kuanggap sebagai kakak kandungku, kenapa bisa setega ini merencanakan sebuah rekayasa balas dendam padaku? Apakah selama ini kasih sayangnya hanyalah kepalsuan? Sungguh aku ingin menanyakan padanya, sambil menatap kedua matanya dan meyakinkan diriku apakah memang kakakku sudah berubah... Ataukah aku yang berubah?

Waktu berjalan lamat diantara kami, suasana dan atmosfir menjadi amat berat sekarang. Aku tidak berani menatap Xuan, bahkan aku tidak bisa mengangkat kepalaku dengan tegak. Ada sesuatu diantara kami yang mungkin dia tak tahu, atau dia memang tahu namun merahasiakannya dariku? Aku takut mengetahui kebenarannya, tapi aku juga ingin mendengar langsung darinya.

"Untuk apa?" jawabnya singkat.

"Memperjelas keadaan."

"Bukankah sudah jelas, dia melukaimu hingga sejauh ini."

"Dia menyadarkanku akan banyak hal yang selama ini kuanggap ada. Kenapa Xuan, kau tidak mengatakan padaku?"

"Tentang apa?"

"Kakak bilang, aku adalah obsesi terbesarmu selama bertahun-tahun. Bisa kau jelaskan itu? Ataukah sesuatu pernah terjadi diantara kita sejak dulu dan aku melupakannya? Jika begitu, kenapa kau tiba-tiba muncul di hidupku, menolongku, bahkan menikah denganku seolah kita adalah dua orang yang baru kali pertama bertemu?"

1 detik...

2 detik...

3 detik...

Tidak ada jawaban.

"Kuanggap kau masih memerlukan waktu untuk bercerita. Sembari menunggu pengakuanmu, aku akan menemui kakak."

"Dia jelas berbahaya bagimu."

"Kenyataan yang kau sembunyikan jelas lebih berbahaya, bukankah begitu Jenderal Ouyang?" Aku sudah tidak tahu lagi bagaimana ekspresi yang layak untuk kusampaikan padanya. Perasaanku campur aduk, aku berterima kasih padanya, menghormatinya sebagai suamiku juga, bangga sekaligus mengaguminya... dia sempurna, bahkan untuk wanita sederhana sepertiku. Dia adalah gambaran seorang pria berkelas dan hanya bisa kutemui di kelas sosial bangsawan. Tentunya berbeda dengan diriku yang bermarga Hong. Tapi kenapa dia juga tidak menolak saat dijodohkan denganku, malahan dia memilih kalimat yang lebih aman untuk ditafsirkan,"...saya akan bertanggung jawab."

Kakak, kenapa kau menceritakan padaku hanya setengah saja. Seandainya jika Xuan datang sedikit lebih lama, mungkin kakak akan bercerita panjang lebar. Lalu, apa motivasi kakak membunuh Ny. Hong dan putrinya? Sungguh tidak ada seorangpun yang merasa dirugikan atau diuntungkan dengan kematian keduanya.

*

avataravatar
Next chapter