7 Hati-hati melangkah

Malam itu, Ni'er tidak bisa tidur. Bahkan setelah kembali pulang, disana dia bisa mendengarkan teriakan dari Ny. Hong dan putrinya yang ditahan di dalam kamar masing-masing. Dia pun bergegas ke ruang baca dan memeriksa dokumen yang ada disana.

"Apakah nona ingin minum sesuatu?"

"Kopi, jika ada. Dan Bibi, apakah mereka sudah diberi makan?"

"Sudah. Tapi hanya Nona Lu An yang menyantap makanannya, sedangkan Ny. Hong membanting piringnya." Sejurus kemudian Bibi langsung undur diri.

Tn. Hong termasuk orang yang kolot, dokumen yang ada di dalam lemarinya masih berbentuk dokumen hardcopy. Tidak banyak dokumen yang bisa kutemukan disana, jadi aku menyalakan TV dan memindahkannya ke channel warta berita bisnis. Sepertinya inilah kali pertama aku menonton TV dalam lima tahun terakhir. Channel swasta nasional memberitakan tentang kondisi saham Grup Lim yang merosot tajam akibat insiden batalnya kerja sama tersebut. Bahkan saham Grup Lim sudah mulai terjual di bursa per sore ini, kemungkinan kondisi akan terus merosot jika mosi tidak percaya terhadap CEO Ahn terus berlangsung. "Namun, mantan CEO Grup Lim, Jerome Ahn, menegaskan dalam konferensi pers nya tadi malam bahwa Pewaris Grup Lim, Lim Guang Ni telah mengambil alih perusahaan dan sedang dalam pembenahan." Ringkas pembawa berita tersebut.

-_-

Aku terbangun di ruang baca, dan mendapati Bibi sudah di dekat pintu.

"Bibi sejak kapan disitu?"

"Baru lima menit yang lalu."

"Bohong, masuk dan duduklah. Lain kali jika ada sesuatu bangunkan saja aku, tidak apa."

"Anda terlihat lelah, Nona."

"Aku merasa lelah, Bibi. Jadi ada apa?"

"CEO Gong sudah menunggu Anda."

"Kenapa dia pagi-pagi sekali sudah disini? Lalu apakah Manager Ahn juga sudah disini?"

"Benar, bersama seorang pria yang bernama Jenderal Muda Ouyang."

"Oh God... pagi ini benar-benar sesuatu. Tolong undang mereka sarapan sambil aku bersiap-siap. Dan tolong bereskan ruang baca, aku akan mengobrol dengan Jenderal Ouyang nanti disini, setelah sarapan."

"Baik, Nona."

-_-

Sarapan pagi ini sungguh menarik, tapi undangan ini yang paling menarik. Aku tidak menyangka, sudah ada dua pria lain yang bersedia mengunjungi Ni'er pagi-pagi.

Awalnya aku hanya iseng untuk datang, karena ku pikir dia butuh penghiburan atau semacamnya. Siapa tahu dia akan menyerah dan mengiyakan pertunangan kami dan setelahnya aku akan membantu Grup Lim untuk bangkit kembali.

Sayangnya, aku adalah peserta ketiga yang hadir di kediaman Hong, setelah Jerome Ahn dan Jenderal Muda Ouyang. Tadi pagi dia memperkenalkan dirinya, sungguh bahkan aku tidak tahu bahwa Jing memiliki Jenderal muda seusianya, 32 tahun. Well dua tahun lebih senior dariku.

"Selamat pagi, Maaf menunggu lama. Nona sedang bersiap, Anda semua diundang untuk sarapan pagi bersama."

Tentu, semua hal menarik selalu diawali dengan sarapan bersama, seperti malam pertunanganku waktu itu. Sayangnya aku tidak bisa lantang mengatakan itu, karena kami memang belum secara resmi ditambah lagi skandal dengan adik tirinya yang tidak kuharapkan sama sekali.

Lu An memang cantik dan pesonanya menawan, tapi melihatnya tidak membuat seluruh syaraf dan bulu kudukku meremang, jantungku juga biasa saja. Hal itu hanya terjadi saat aku melakukan kontak fisik dengan Ni'er saja. Desas-Desus mengatakan bahwa Jerome Ahn sebelumnya adalah tunangan dari Lu An, aku tidak tahu kenapa setelah skandal itu muncul tidak tampak kekhawatiran atau kecewa di wajahnya. Tapi dibandingkan dia, aku lebih merasa terancam dengan kehadiran Jenderal Muda tersebut.

Kali pertama aku melihatnya di ruang tamu, dia sudah memancarkan aura ancaman bagiku. Entah karena memang wibawanya atau karena kehadirannya memiliki makna ganda. Tidak banyak yang bisa kutangkap dari gerak- geriknya, karena pada dasarnya anggota militer cenderung diam dan sikap sempurna.

Aku tidak membayangkan bagaimana jika Ni'er menikah dengan orang seperti dia, rumah tangga kaku tanpa gelak tawa, suasana rumah yang sunyi dan suram, dan mungkin mereka akan tidur di ranjang terpisah atau buruknya lagi, pria ini tidak memberi ampun saat berhubungan. Tipikal pria dominan yang suka dengan kenikmatan garis keras. Sungguh mengerikan bayangan itu, tidak itu tidak boleh terjadi. Ni'er adalah gadis baik-baik, maka dia layak mendapatkan pria baik dan memperlakukannya dengan lembut, serta berbagi kehangatan secara kasual.

-_-

Ni'er memasuki ruang makan dan semua pria yang menantinya pun kembali secerah mentari pagi. Jenderal Muda Ouyang yang pertama kali berdiri dan bersikap sempurna saat Ni'er tiba, lalu diikuti pria lainnya.

"Good Morning Gentlemen.. Kuharap Anda semua tidak terlalu lama menunggu saya. Silahkan duduk."

"Maaf menggangumu sepagi ini, sebetulnya.."

"No business talking at dining table... Mari kita sarapan."

Selepas makan, Ni'er tidak lupa mengucapkan terima kasih pada Jenderal Ouyang atas menu sarapan yang dia bawa tadi, Club sandwich dengan Gyoza kuah yang menyegarkan di pagi hari. Sontak hal tersebut membuat CEO Gong kian panas, tapi tidak berlalu lama karena Ni'er kembali berkata,"saya kira Anda sekalian pasti memiliki banyak hal untuk dibicarakan. Manager Ahn, apakah kau bisa menunggu di ruang tengah?"

"Tentu." Manager Ahn yang sudah hafal tata letak kediaman Hong pun langsung mengundurkan diri dan menuju ruangan yang dimaksud. Sedangkan Jenderal Ouyang, diantar oleh pelayan menuju ruang baca. Setelah semuanya pergi, CEO Gong pun menunggu kemana dirinya akan dibawa.

"Kau akan membawaku kemana?"

"Ada yang perlu kita bicarakan, silahkan ikuti saya."

Rupanya Ni'er mengajak CEO Gong menuju ruangan pribadinya, sungguh wajah pria itu langsung sumringah merasa kemenangan ada di tangannya. Sesampainya disana, CEO Gong terkejut karena kamar Ni'er lebih sederhana dari dugaannya.

"Ini bukanlah neraka yang ingin saya tunjukkan."

"Apakah selama ini kau tinggal disini?"

"Tidak. Selama ini saya boarding school, saat saya pulang dan Ny. Hong mengurus rumah tangga, kamar saya pun dipindahkan kemari. Cukup tentang masa lalu saya, maksud saya mengajak Anda kemari adalah saya ingin tahu apa penyebab pembatalan kerja sama tersebut?"

"Ayahmu sudah menipuku. Bukankah dia menjanjikan padaku untuk menikah denganmu, tapi kenapa justru Lu An yang sering menggangguku. Selama delapan bulan aku bersabar, tapi Lu An memberikan sesuatu dalam minumanku saat pesta perayaan kerjasama dua grup."

"Apakah Anda memang semengerikan ini?"

"No, No.. i am just anger that time. Ayahmu menjanjikan kau akan datang saat perayaan tersebut tapi justru adikmu yang menemuiku. Jika bukan penipuan, apalagi aku menyebutnya?"

"Saya tidak tahu sedalam apa perasaan Anda pada saya. Tapi nasi sudah menjadi bubur.."

"Jika kau mau, aku bisa mengembalikan kerja sama kita."

"Dan mengorbankan wibawa Grup Mong-Ji hanya karena wanita? Maafkan aku, tidak kusangka CEO Gong begitu mudah dipengaruhi olehku."

CEO Gong memdekati Ni'er dan membalikkan tubuh wanita itu agar berhadapan dengannya. Keduanya berhimpitan dan rak buku menjadi sandarannya.

"Katakan Ni'er, apakah aku sudah tidak menarik lagi bagimu? Aku sudah memiliki segalanya untuk menjagamu, tidakkah itu membuatmu memandangku?"

"Bahkan setelah lima tahun, CEO Gong, Anda tidak belajar apapun."

CEO Gong bergerak untuk menciumnya, tapi Ni'er menolehkan kepalanya ke kanan. Tindakan penolakan yang ditanggapi serius oleh pria itu.

"Jadi kau menolakku?" Ni'er tidak menjawab.

"Kau tidak ingin dijadikan objek pertukaran kerja-sama tapi kau menolakku saat aku sudah membatalkan kerja sama itu. Lalu bagaimana aku mengartikan maksudmu?"

"Terima kasih untuk perasaan Anda yang mendalam pada saya, maaf harus menunda selama ini untuk saya mengembalikannya." Ni'er meraih telapak tangan CEO Gong dan mengembalikan cincin dan black card yang pernah diselipkan sebelumnya oleh pria itu.

"Saya tidak pernah memakainya sekalipun."

"Keep it... its a gift."

"Bagaimana jika saya tolak?"

"Its too late.. Aku tidak bisa mengubah perasaanku padamu. Bahkan setelah lima tahun delapan bulan lima belas hari delapan jam berlalu."

Ni'er kaget mendengar penuturan pria itu, dua pasang mata itu saling berpandangan, saling memancarkan perasaan masing-masing. CEO Gong dengan cintanya yang kekanak-kanakan dan Ni'er yang heran sekaligus takut akan obsesi pria itu padanya.

"Yeah, i count it. it hurts me, while looking at you stepping away from me, getting further day by day."

"Me too. However, i do learn forgeting you."

"You lie.." CEO Gong pun berbalik meninggalkan Ni'er dan ruangan pribadinya

-_-

avataravatar
Next chapter