21 Benang Kusut

Sekalipun di mulut berkata tidak, tapi jika hal itu benar maka Xuan tidak akan berpikir dua kali untuk memutuskan, termasuk memanggil dokter keluarga guna mengecek kondisi Ni'er yang mendadak lemah.

Sedangkan di tempat lain, CEO Gong sedang bertolak menuju negara asalnya untuk sekedar menjernihkan pikiran sekaligus mencari tahu misteri kematian gadis yang sudah menyebabkab putusnya hubungan cinta monyetnya dengan Presdir Lim. Karena bisa saja jika kehadiran gadis itu juga bagian dari sebuah skema konspirasi yang berujung pada pernikahan Presdir Lim dengan Jenderal Ouyang.

CEO Gong amat yakin pernikahan keduanya bukan hanya kompromi bisnis semata, namun mengandung unsur status sosial juga. Karena seperti rumor yang dia dengar, bahwa Jenderal Ouyang adalah anak diluar nikah antara mendiang ayahnya dengan seorang wanita yang tidak diketahui namanya. Beruntungnya lagi, pernikahan sah ayah Jenderal Ouyang, tidak menghasilkan satupun anak lelaki. Tentu saja ada pihak yang memaksa agar Group Lim menerima pernikahan tersebut, guna mengangkat status Jenderal Ouyang yang dulunya miring menggunakan jebakan hancurnya basis keuangan Group Lim. Pendek kata pernikahan ini hanyalah metode jual beli antara uang dan status sosial yang saling memguntungkan keduanya, bahkan jika keduanya memiliki keturunan maka hutang uang itu bisa saja dihapuskan mengingat para pewaris sah adalah sedarah, bahkan seayah-ibu.

Namun hal tersebut bukanlah hal mudah, karena bagaimanapun objek dalam konspirasi adalah dua orang yang memiliki nama besar serta sama-sama menyandang predikat sebagai pewaris keluarga berpengaruh di Jing. Jika dianggap Keluarga Ouyang adalah otak konspirasi tentu saja tidak masuk akal, karena di dalam internal keluarga Ouyang banyak pria-pria yang memiliki potensi untuk menduduki kursi kepala keluarga, apalagi dengan jatuhnya Jenderal Ouyang tentunya adalah harapan mereka. Bahkan beberapa kerabat dengan sangat mencolok tidak menerima pernikahan Jenderal Ouyang-Presdir Lim dengan ketidakhadiran mereka di acara pernikahan. Namun jika kepala keluarga Ouyang (Kakek Xuan) adalah dalangnya, maka bukan tidak mungkin pria itu dapat memberikan kandidat yang lebih bernilai dibandingkan Group Lim.

Motif dari pernikahan ini masih terlalu banyak dan abu-abu, siapapun bisa menjadi dalangnya. Bahkan CEO Gong pun mencurigai Jenderal Henry yang berperan sebagai matchmaker keduanya. Namun dilihat dari segi manapun, pria itu bahkan tidak mendapat keuntungan apapun. Dia malah hanya memberikan senyuman lebar kepada Presdir Lim saat menikah, layaknya seorang ayah kepada putrinya.

-_-

"Bagaimana kondisi istri saya?"

"Nyonya hanya keletihan, saya sudah menuliskan resep untuk ditebus. Selama sepekan ini saya minta agar nyonya tetap berada di rumah dan lusa saya akan datang kembali." kemudian sambungan telepon pun terputus. Tidak berhenti disitu, Xuan juga menelepon toko buah langganannya dan meminta toko tersebut untuk mengirimkan buah-buahan segar ke rumah. Ni'er yang melihat begitu banyak buah yang tersaji dalam kulkas pun menjadi bingung. Pasalnya dia tidak mungkin memakan keseluruhan buah tersebut.

*

Negara asal CEO Gong sedikit berbeda dengan Jing, disana umumnya masyarakat terdiri dari berbagai macam komunitas. Sedangkan dari hasil informasi yang ia dapatkan, seharusnya wanita yang ia cari beradad di sebuah desa di perbatasan. Memang cukup sulit menemukan rumah wanita tersebut, mengingat waktu kematiannya sudah berlalu selama 2 tahun silam. Namun sesampainya di desa tersebut, rupanya pemuka desa dengan sangat membantu memberikan banyak petunjuk yang dibutuhkan CEO Gong. Bahkan rumah mendiang wanita itupun masih utuh, karena dia tidak meninggalkan satupun data/keterangan ahli waris. Mayoritas barang-barangnya ditutupi dengan kain putih agar terhindar dari debu dan sarang laba-laba, sedangkan accesories dan barang lainnya pun disimpan secara rapi dalam beberapa kotak sesuai dengan asal penempatannya.

Setelah dua jam berkeliling di rumah petak berukuran 5x5 tersebut, akhirnya bapak pemuka desa pun undur diri dan mempersilahkan jika CEO Gong ingin mampir dan menginap di kediamannya. Namun seperti biasa pria itu menolak dengan halus lantaran sebentar lagi dia harus melanjutkan perjalanan kembali. Sepeninggalnya pemuka desa, CEO Gong memutari rumah tersebut sekali lagi karena merasa bahwa informasi yang disimpan dalam rumah tersebut terlalu sederhana. Tibalah dimana sepasang matanya menangkap papan kayu teras rumah seperti terganjal oleh sesuatu. Rasa penasaran yang merayapi tubuhnya seolah mendorong hasrat liar untuk segera membongkar ganjalan tersebut dan tampaklah sebuah foto usang dimana seorang wanita berdiri menggendong bayi dan seorang anak lelaki yang hinggap di kaki wanita tersebut.

*

*

Flashback

UNIVERSITAS MOUNTBAY (Kampus Gong Yong Jin dan Hong Guang Ni)

Rambut panjang, wave curly kemerahan, sepatu bermerk namun elegan sungguh menyenangkan untuk dilihat. Gumamanku akhirnya menyadarkanku bahwa aku sungguh jauh dari angan-angan itu. Perbandingan aku dan gadis itu sungguh jauh, dia amat beruntung karena lahir dari keluarga kaya, pewaris tunggal, bertunangan dengan pria kaya raya di negeri asalnya, bahkan sekarang dia juga disukai seorang senior idaman. Namun sayang dia amnesia, ironis kan?

Berita burung yang kudengar, dia mendapatkan kecelakaan mobil dan ibunya meninggal. Namun ayah dan dirinya selamat, entah apa penyebab amnesianya, apakah karena benturan fisik di kepala atau alam bawah sadarnya mengalami trauma dan menolak untuk mengingat kembali. Tapi semenjak kecelakaan itu dia sudah terpisah dari keluarganya dan menjalani boarding school.

Semisal aku yang lahir di keluarga itu, mati tanpa jodoh pun aku tidak masalah. Tapi sayang aku hanyalah anak haram seorang lelaki dengan gundik wanita. Kakak lelakiku, adalah seorang anak yang lahir dari perut ibuku dengan pria yang berbeda lagi. Jika disandingkan wajah kami jelas berbeda, kakak ku sejak kecil memiliki wajah aristokrat. Sekalipun aku belum pernah bertemu fisik dengannya tapi aku tahu bahwa dia adalah seseorang yang mendekati sempurna. Dan dengan gadis itulah, kakakku ditunangkan, Hong Guang Ni.

"Dia sudah terlalu menjalani hidup sempurna, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengajarinya apa arti hidup sebenarnya." Gumamku sambil sesekali merapikan tatanan rambutku.

Senior Gong dulu suka memainkan ujung rambutku tapi semenjak Guang Ni datang, Senior Gong seperti teralihkan. Dunianya menjadi miliknya seorang, dia sering melamun, melihat ponsel secara berulang, bahkan dia mulai menyukai kopi dan membaca buku... what the heck?

Aku sudah cukup sering mengintai disini, lokasi dimana mereka sering bertemu. Sayangnya hari ini bukanlah Senior Gong yang akan datang, melainkan aku sendiri dan mulut tajamku yang tertuju padamu, ujarku sambil mencoba berbicara sendiri di depan cermin.

Sesampainya di lokasi tersebut, aku tidak melihat adanya hal menarik disana. Hanya sebuah dinding luar kampus yang terbuat dari bata ekspos berwarna abu, dengan beberapa tanaman rambat berbunga, kemudian penjaja balon bersepeda yang sibuk melayani pembeli, ada juga penjual es potong Thailand yang sudah mulai menghitung pendapatannya. Kemudian dari balik area dinding muncul lah Guang Ni, gadis yang kubicarakan sejak tadi. Meskipun dia seorang pewaris tunggal, pakaiannya terbilang cukup sederhana, sepatu flat boots setinggi 25cm berwarna coklat kayu, jaket flanel warna putih dan topi baseball untuk menutupi area matanya.

"Hai, kau Guang Ni kan?"

"Iya benar."

"Jangan tunggu Yong Jin, dia masih lelap di kasur dan dia menitipkan ini." jawabku sambil menyerahkan sapu tangan dengan ujungnya bersulam inisial namanya GYJ. Kemudian aku berlalu dan beranjak pergi.

"Kau siapa?"

"Aku..? Menurutmu aku siapa? Seorang wanita yang bisa mengetahui bahwa Yong Jin masih terbaring di kasur.."

*

*

avataravatar
Next chapter