22 Benang Kusut (2)

Jing, present time

Ouyang Xuan segera bertolak ke rumah selepas menuntaskan urusannya di markas komando. Bersyukurlah hari itu dia tidak terlalu sibuk, sedangkan untuk besok dia sudah menitahkan agar dokumen diantar ke rumah dinas saja. Sesampainya di rumah, Xuan disambut dengan aroma menggugah selera. Dia tahu siapa dalang dibalik aroma tersebut dan segera memasuki rumah melalui pintu belakang.

"Jadi apakah kau sudah sehat?"

"Ah.. tumben sekali lewat pintu belakang. Dan iya aku sudah merasa lebih baik, terima kasih untuk buahnya."

"Dan bunga nya?"

"Bunga yang mana?"

"Apakah belum sampai?"

"Memangnya kau pesan?"

"Oh... yep aku sudah memilih dan aku lupa untuk click ORDER." Keduanya menertawakan kebodohan Xuan.

"Besok aku berencana masuk kantor."

"Padahal besok aku akan kerja di rumah."

"Sepertinya aku akan mendapatkan surat peringatan jika terlalu sering bolos."

"You are the boss-woman.."

"Well actually, the major shared holder is governement, so i think my company become State-owned Corporate."

"Actually, i am the boss so.."

"No, you are my boss's boss."

"In fact you are married your boss's boss."

"And thats illegal, i think... Tell me, is the money coming from you or others?"

"That's my personal wealth. But in order to avoid some pressume or rumor, i ask for named by goverment."

"Ah, i see.. because i am afraid what happened is not like that."

"So you almost thinking that i use the goverment fund for my personal business..?"

"Well that is my pressume before i know you."

"Then you know me right now?"

"in better way."

*

*

Gong Yong Jin akhirnya menemui senja disana dan sebelum pergi, dia sempat bertanya pada seorang tetangga yang sepertinya jarang bersosialisasi dengan lingkungan. Entahlah apakah insting atau memang kebetulan saja, akhirnya Yong Jin mendapatkan jawaban yang kian menguatkan bahwa wanita yang sudah memprovokasi Ni'er lima tahun lalu memang memiliki hubungan dengan Jenderal Ouyang.

"...namanya Fulan, dia seorang anak perempuan yang pendiam. Dulu mereka tinggal bertiga bersama ibu dan kakak lelakinya, namun suatu hari sebelum ayam berkokok segerombolan orang dengan pakaian hitam menjemput kakaknya. Yang aku pernah dengar bahwa kakaknya adalah anak haram seorang Mayor di sebuah negara yang jauh. Dan menurutku paras ibunya bukanlah paras wanita kebanyakan, maksudku dia berasal dari kelas sosial tertentu." Setidaknya akhirnya pria tua itu menguras memori lamanya bahkan dia juga memiliki foto lama dimana Fulan dan ibunya berada di satu frame yang sama. Dengan seijin pria tersebut, Yong Jin pun mengantongi selembar foto rapuh tersebut.

"Aku akan kembali ke Jing, siapkan saja." Perintah singkat itu ia sampaikan melalui telepon genggam. Kemudian dia menaiki jeep off roadnya untuk kembali ke penginapan yang sudah dia sewa. Perjalanan hari itu cukup melelahkan namun sepadan, paling penting ialah tidak boleh ada seorang pun yang tahu bahwa dirinya diam-diam mencari tahu, apalagi seseorang yang sedang dia cari sepertinya memiliki keterikatan dengan Jenderal Ouyang.

Maka kembali ke Jing adalah langkah tepat namun mengandung resiko, salah langkah maka itu bisa menjadi pemicu habisnya Group Mong Ji untuk selamanya. Jika dilihat dari skala pengaruhnya, Keluarga Ouyang adalah lawan yang tidak boleh dibangunkan sebelum perang, kecuali Yong Jin bersedia menyerah sebelum terompah dibunyikan.

*

*

Hari sudah menjelang siang, bahkan waktu sudah menunjukkan pukul 10. Hari itu adalah hari ketiga Ni'er tidak masuk kerja, bahkan sekretarisnya pun sudah dengan cekatan mengirimkan dokumen penting ke rumah untuk dipelajari.

"Bagaimana suasana di kantor?"

"Semuanya baik-baik saja, Direktur. Tapi beberapa orang sudah berbisik agar anda mundur dari kursi Direktur dan menyerahkan semuanya pada Presdir saja."

"i will think about that, if my sick not getting any better."

"Tapi apakah anda benar-benar sakit? Maksud saya apa ada kemungkinan lain, misalnya....hamil?"

"Bisakah kau membantuku?"

"Membelanjakan test pack?"

"Yes.."

"Okay. saya akan segera kembali."

Tak lama setelah kepergian sekretarisnya, kemudian Xuan pun memasuki ruang kerja tersebut. Semestinya ruangan tersebut adalah miliknya, namun Xuan bertindak seolah mengulur waktu untuk memulai bekerja.

"Kamu nggak kerja?"

"Pakai saja dulu ruangannya. Sekretarismu sudah pulang kah?" Jawan Xuan dan langsung mengubah topik pembicaraan.

"Ada yang tertinggal."

"Okay, aku kemari setelah sekretarismu pulang... Aku tidak begitu suka dengan wanita yang berkeliaran di rumahku." Dan dia pun berjalan mendekat.

"Lalu aku apa..?" Dengan spontanitas Xuan pun mencium istrinya, di ruang kerja... sebuah hal yang tidak mungkin dilakukannya, bertindak romantis dan lembut.

"Kuharap sekretarismu tidak kembali kesini." ujarnya sambil mengangkat Ni'er.

"Kita mau kemana?"

"Kerja di kasur."

*

avataravatar
Next chapter