14 Baby Step

"Jenderal, aku sungguh tidak percaya ini... Anda masih menyukai wanita rupanya."

"Memang ada yang pernah berkata bahwa aku gay kah?"

"Tidak ada. Tapi siapa sangka kau benar-benar menggunakan uangmu untuk mendapatkan ikan besar di lautan lepas."

"Apa maksudmu?"

"Kau tidak hanya mendapatkan gadisnya, kau juga membeli sebagian besar sahamnya yang berserakan. Jadi, apakah aku benar?"

"Tidak ada yang salah. Namun sebaiknya kau tutup mulutmu, sebelum aku menutup pintu kehidupanmu."

"Jika 1000 orang mengatakan hal yang sama, apakah.."

"Ya, maka 1000 kali juga aku akan membalasnya."

"Anda hanya membelinya, bukan jatuh cinta padanya kan?"

"Perempuan itu dibeli dengan mahar. Bagaimana cara kita melakukannya, cukup seorang saja yang tahu."

"Jadi, apakah dia semahal itu?" Ouyang sudah habis kesabarannya, dia pun berdiri sekaligus memandang langsung pada lawan bicaranya.

"Mahal itu apabila sebuah besaran tidak bisa kita bayar." Secara tidak langsung Ouyang menyiratkan bahwa uang yang telah dia keluarkan untuk membantu Ni'er bukanlah hal yang perlu dibesar-besarkan, sekalipun sebetulnya secara resmi Group Lim telah menyatakan secara resmi bahwa perusahaan dalam kondisi pailit, tepat 30 menit sebelum akhirnya Ouyang membeli seluruh saham yang tidak laku di bursa.

Dan begitulah bagaimana Ouyang mengakhiri percakapan tidak bermutu tersebut.

"Kudengar, Tn. Hong memiliki dua istri. Siapa tahu dia pun ingin memiliki dua suami. Karena CEO Gong juga amat menginginkan gadis itu. Entah apa yang dia miliki, tapi waspadalah Jenderal Ouyang, dalam nya laut bisa diduga, tapi hati manusia siapa kira?" Pria paruh baya itupun mendahului Ouyang meninggalkan ruangan. Kepala Ouyang pun merasa pusing seolah ada batu besar baru saja menghantamnya, ditambah lagi pandangannya mulai buram.

Sejenak, dia memutuskan untuk duduk sambil menyiapkan cerutu yang selalu ada di sakunya. Cerutu terbaik yang hanya bisa diimport melalui jalur khusus, sehingga bisa dinikmati oleh beberapa kelas tertentu. Negeri Jing, membagi kasta keluarga berdasarkan kemampuan net worth nya. Hingga hari ini, keluarga Ouyang masih menduduki peringkat lima besar nama keluarga tersohor. Saking tersohornya, jumlah penerus di keluarga mereka pun terbatas. Bahkan sekolah pun dalam lingkungan asrama yang dijaga ketat, oleh karenanya Ouyang Xuan memilih karir militer untuk melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan keluarganya. Namun dengan tersebarnya rencana pernikahannya bersama Presdir Lim, maka dia kembali masuk dalam belenggu lama.

-_-

CEO Gong sudah selesai berbicara dengan Ni'er meskipun pada akhirnya kembali menelan pil pahit kekecewaan. Seharusnya senja bisa menjadi momen yang menarik untuk kembali mengungkit memori berkasih yang telah silam, sambil menikmati angin semilir yang menggelitik bulu kuduknya. Bagi CEO Gong, musim gugur yang pernah menjadi momen pertemuannya dengan Ni'er hanya terjadi satu kali, tanpa pengulangan. Tapi egonya ingin agar gadis itu kembali mengakui betapa dia amat sangat menyukai CEO Gong, seperti dulu saat gadis itu masih menatapnya dengan penuh pujaan dan dihiasi semu merah muda di kedua pipinya.

Suasana sendu itu berbalik 180 derajat saat CEO Gong melihat siluet Jenderal Ouyang dari kejauhan, juga sedang menikmati senja atau memang tengah menikmati pemandangan gadisnya. Ni'er seharusnya menjadi gadis CEO Gong, supaya gadis itu tetap bersih, murni, dan terjaga. Entah apa yang dipikirkan Ni'er hingga bersedia menikahi pria bertemperamen keras dan kaku seperti Jenderal Ouyang. Pria sombong dengan kekuasaan di tangannya dan kedua bibirnya mengapit batang rokok yang terbuat dari kayu, layaknya tokoh detektif ternama, Sherlock Holmes.

Kedua pria itu akhirnya bertemu pandang dalam jangkauan masing-masing, enggan bicara tapi masih menyimpan tanda tanya dalam benak keduanya.

"Apakah sore anda baik, CEO Gong?"

"Tidak cukup baik. Karena wanitaku akan dinikahi pria lain."

"Hanya karena kalian memiliki masa lalu, bukan berarti selamanya dia milikmu."

"Hanya karena kau membantunya, bukan berarti kau membelinya."

Ouyang meletakkan cerutu kayunya diatas kap mobil, merapikan diri, dan menghajar CEO Gong tepat di wajah tampannya. CEO Gong berniat membalas namun Ni'er tengah berlari menuju kearah keramaian.

"Ada apa ini?" Keduanya bungkam, CEO Gong yang sibuk mengelap tepian bibirnya yang robek sedangkan Ouyang membersihkan kantung cerutunya.

"Ini.." kata CEO Gong sambil menunjukkan lukanya, "..adalah buah tangan calon suami mu. Sudah terbayangkah bagaimana rumah tanggamu kelak?"

Ni'er tidak langsung percaya dengan perkataan seniornya tersebut, namun Ni'er pun tahu bahwa Ouyang meskipun tenang adalah jelmaan danau hitam, tenang dan menyimpan mara bahaya. Tatapan bertanya sekaligus penuh penyesalan itu terlihat jelas di wajah Ni'er, sejurus dengan pandangan matanya yang sengaja dihindari Ouyang. Karena dia tahu, bahwa dia tidak pandai berbohong di hadapan Ni'er.

"Ayo pulang. Tanganku perlu dikompres air dingin." Jawab Ouyang tanpa penyesalan sambil mengemasi cerutunya dan sesekali memeriksa tulang punggung tangannya.

"Senior Gong, maaf kami harus pulang."

-_-

Mobil berjalan dalam diam, hanya deru mesin dan pindah persneling yang terdengar. Beberapa kali Ouyang mempercepat laju kendaraan, namun tidak digubris sama sekali oleh Ni'er.

"Kau tidak takut?"

"Setelah semua hal mengerikan ini, memang apa lagi yang perlu kutakutkan selain Tuhan?"

"Bagaimana jika kita kecelakaan? Seharusnya kau mengingatkanku bukan?"

"Jenderal Ouyang, aku memberikan hormat dan seumur hidup aku berhutang budi padamu... Tapi, hutang budi itu akan kubayar lunas."

Ouyang mendengar pernyataan itu dan terdiam sejurus, rahangnya mengetat menahan amarah, Ni'er bisa melihat ada guratan syaraf di leher pria itu.

"Tolong turunkan saya di kantor saja."

"Kita bicara dan tuntaskan masalah di rumah." Ni'er sekali lagi memandang tidak percaya pada pria disampingnya itu.

"Tapi ini bukan jalanan menuju rumah dinas Anda."

"Kita akan ke rumahku, Kediaman Ouyang."

-_-

Di kediaman Ouyang, adalah seperti komplek perumahan kecil yang terletak di wilayah perbukitan. Dari halaman belakang, kita bisa melihat pemandangan ibukota yang menakjubkan. Bermula dari kaki bukit hingga ke lereng, hampir seluruhnya diisi oleh rumah yang megah.

"Apakah perumahan ini eksklusif?"

"Inklusif, hanya untuk para kerabatku, lalu diwariskan pada anaknya, cucunya dan hingga pada generasiku."

"Kalian membeli bukit ini?"

"Nenek moyangku memenangkan Jing dengan taruhan darah dan air mata, bukit ini adalah basecamp pertama saat pertempuran dulu."

"Apakah leluhur keluargamu juga disemayamkan disini?"

"Tidak semua... kita sudah sampai, ayo turun."

Sore itu, mata Ni'er menyaksikan sendiri sebenarnya sekaya apakah keluarga Ouyang itu. Jika boleh dikata, mungkin sebetulnya keluarga Ouyang adalah orang pertama yang menemukan wilayah kecil tersebut dan menjadikan seperti sekarang.

"Meskipun tampak seperti rumah, tapi ini tidak tampak seperti yang terlihat. Aku sudah mengeluarkan mu dari neraka, dan selamat datang di neraka ku."

Bagi Xuan, nama Ouyang bukanlah kesenangan melainkan kutukan dan penyesalan. Seumur hidupnya, Xuan berandai-andai jika dia bukanlah bagian keluarga Ouyang. Namun sayangnya, dia adalah anak lelaki satu-satunya, diantara kelima saudarinya. Setelah memasuki ruang depan, Ni'er disuguhi dengan lukisan keluarga yang berisikan enam wanita dan dua pria. Disanalah Ni'er bisa melihat Jenderal Ouyang masa muda, nyaris tidak terlihat segagah sekarang. Bahkab tiada sangka bahwa pria kecil dalam lukisan tersebut sekarang menjelma menjadi seekor singa di semenanjung Jing.

Selain itu, Ni'er juga menyadari bahwa selama ini dia sibuk dengan masalahnya sendir. Bahkan setelah semua kebaikan yang Jenderal Ouyang berikan padanya, ternyata tidak ada satu hal pun yang Ni'er ketahui tentang latar belakang pria itu. Lalu sekarang, mereka akan menikah? Wow.

avataravatar
Next chapter