23 About me, who still believe God is good

Semua berjalan lambat, bahkan setelah akhirnya Ni'er tahu bahwa seorang janin bersemayam dalam rahimnya, really unexpected gift. Tidak tahu bagaimana harus mengekspresikan perasaannya, like mixed feelings. As a mother, she trully feel excited, but as a person thats gonna be different, even his/her existence is not the right time, setidaknya itulah yang bergelayut dalam pikiran Ni'er sekarang. Dia tidak tahu apa yang Tuhan rencanakan untuknya.

Sebetulnya, siang itu sekretarisnya kembali datang ke rumahnya dengan membawa test pack lebih dari tiga, dengan merk yang berbeda, sesuai rekomendasi apoteker. Namun seperti yang diketahui bahwa pasangan presdir-jenderal itu sedang menikmati quality time mereka, so finally those package just left behind at the desk.

Unfortunately, Xuan left the house at the evening because of duty. Dan memang saat malam barulah Ni'er mengetahui kehamilannya. Dia berharap dapat memberitahukan berita tersebut pada Xuan secara langsung, bukan melalui telepon atau pesan singkat.

*

Sudah hampir satu minggu Xuan tidak kembali ke rumah dan Ni'er tidak tahu apa yang salah pada suaminya tersebut. No phone call, no message, dalam sepekan ini kediamannya tidak menerima tamu sama sekali, kecuali sebuah bunga misterius yang tiba-tiba ada di depanpintu gerbangnya. Awalnya dia mengira bahwa bunga itu adalah pesanan Xuan yang pengirimannya tertunda.

Kemudian Ni'er pun memutuskan untuk kembali melihat rangkaian bunga tersebut. Bunga yang dimaksud adalah seikat bunga lily dan lavender, namun dia tidak mengira bahwa Xuan mengetahui wangi bunga yang dia sukai. Sebuah kartu yang tersemat di dalamnya pun akhirnya ketemu, disanalah dia tahu siapa pengirimnya

YOUR LIFE IS A LIE

CGJ

Lalu dengan segenap kekhawatiran yang merambat di benak Ni'er, dia pun menyambar sebuah kunci mobil, Dengan cepat dia pun berlari menuju mobil yang dimaksud.

"Nyonya, saya akan mengantar Anda."

"Tidak usah. Aku hanya akan ke Kediaman Ouyang."

"Maaf Nyonya...silahkan duduk di kabin tengah."

"Kenapa aku tidak boleh keluar sendiri?"

"Selama Jenderal tidak berada di rumah, keselamatan Anda adalah tanggung jawab kami."

"Kami...?? Memang ada berapa pengawal di rumah?"

"Sebaiknya Nyonya membicarakan hal tersebut dengan Jenderal."

"Apakah kalian juga tahu perihal kiriman rangkaian bunga tersebut..?"

"Ya."

"Termasuk pengirimnya..?"

"Ya."

"Oke, kuanggap kalian juga melaporkan hal tersebut pada Xuan."

Sopir merangkap ajudan itu tidak menjawab sama sekali. Sekarang Ni'er sepenuhnya paham alasan Xuan tidak berpulang ke kediaman, tapi dia tidak senang dengan bagaimana pria itu menanggapinya.

"Apakah kau tahu dimana Jenderal Ouyang?"

"Saya tidak tahu."

"Lalu bagaimana kalian bisa berkomunikasi."

"Rahasia."

"I hate all of you."

"Kami tahu." Ni'er pun menghela nafas dan membuang beban berat yang sepertinya juga tidak makin berkurang.

"Kuharap Kakek Ouyang ada di kediaman."

"Beliau ada di kediaman."

"Apakah kau juga memberitahu rencana kedatanganku?"

"Tentu. Anda adalah Nyonya Muda Keluarga Ouyang, kedatangan Anda pastinya ditunggu-tunggu." Dalam hati Ni'er bertanya-tanya sejauh mana intervensi keluarga Ouyang dalam rumah tangganya atau minimal sejauh mana Xuan mengetahui privasinya melalui laporan-laporan anak buahnya.

"Kalian adalah orang militer atau bayaran keluarga Ouyang..?" Sopir pun terperanjat mendengar pertanyaan Nyonya Mudanya, dia pun hanya berani melihat sang Nyonya melalui kaca mobil.

"Never mind.. kalian juga pasti tidak akan jawab." Rupanya ketegangan juga tidak berlalu, karena sepanjang perjalanan Ni'er hanya diam saja. Bahkan setelah hampir satu dekade melayani Jenderal Ouyang, kini sopir tersebut merasakan ketegangan melebihi sang Jenderal.

Betul adanya ketika Ni'er tiba di kediaman Ouyang, kepala rumah tangga sudah menantinya di depan pintu utama.

"Tuan Ouyang sudah menunggu Anda." Ni'er tidak membalas kalimat kepala rumah tangga tersebut. Tentunya ini adalah hal yang baru kali pertama ia alami.

"Duduklah cucu menantuku."

"Maaf, saya tidak akan lama. Apakah Anda tahu dimana Xuan?" mendengar pertanyaan tersebut, Tuan Ouyang mengernyitkan dahi karena bingung.

"I am pregnant. Dan seharusnya dia adalah orang pertama yang tahu, tapi selama sepekan dia belum memberi kabar."

"Akan kusuruh dia pulang."

"No thanks. Saya akan menunggu disini untuk tahu dimana posisi suami saya." Tuan Ouyang merasa kesal tapi jelas di wajahnya tampak gurat bahagia.

"Kenapa kau tidak menelepon pamanmu..?"

"Dan membuat Xuan terlihat seperti suami yang buruk?"

"Baiklah. Thanks for the consideration, please wait."

*

Tuan Ouyang adalah tetua yang masih hidup diantara generasinya yang telah habis ditelan masa. Mungkin karena semangatnya untuk menimang cicit, maka usianya menjadi lebih panjang. Meskipun bukan pemimpin partai besar ataupun keluarga presiden, tapi Tuan Ouyang jelas memiliki koneksi yang luar biasa dan Ni'er tahu bagaimana memanfaatkan hal tersebut dengan amat baik.

Meskipun kesal karena cucu menantunya itu seolah mendikte dirinya, tapi Tuan Ouyang merasa bahwa itulah watak aslinya, namun di sisi lain dia jug bahagia karena Tuan Ouyang tahu bahwa Ni'er juga jelmaan macan tidur. Jika selama ini dia terlihat bagaikan kucing manis, itu hanyalah topeng semata. Ni'er yang menemuinya sore inilah sosok nyonya Ouyang yang diharapkan si rubah tua (tuan Ouyang) untuk mendampingi Xuan dan mengendalikan dinasti Ouyang yang mulai liar.

Sebetulnya Tuan Ouyang selalu mengetahui dimana posisi Xuan, namun dia tetap menepi ke ruang kerjanya.

"Tuan... kenapa Anda terlihat bahagia?"

"Selain karena aku akan mendapatkan cicit, akhirnya aku bisa melihat belang yang selama ini disembunyikan dibalik kumis kucing tersebut."

"Tapi Nyonya Muda sepertinya sudah terlalu berlebihan."

"Sudah sewajarnya dia berlaku seperti itu. Segera dia harus kembali tinggal disini, nantinya kau pun harus mendampinginya. Ni'er adalah mendung yang bisa menyebabkan badai, dia bisa lebih mengerikan daripada Xuan."

"Akan saya ingat hal itu."

"Berjanjilah, jika aku lebih dulu meninggal maka kau harus membantunya mengendalikan keluarga Ouyang."

"Saya janji."

"Aku harap kau bisa melayaninya sebaik kesetiaanmu padaku."

"Akan saya coba yang terbaik... Tapi bagaimana jika kehamilan nyonya..."

"Kebohongan..?? Tidak. Bahkan aku sudah mengetahuinya semenjak tiga hari lalu, namun aku tidak mengira kehamilan itu justru dia jadikan senjata untuk bertemu dengan Xuan."

"Lalu apakah Anda berharap yang lain?"

"Kukira dia akan memeras keluarga Ouyang, seperti para menantu kerabat yang lainnya... sebaiknya aku harus turun dan memberitahunya."

*

avataravatar
Next chapter