1 Prolog

Aku mengagumi seseorang. Seseorang yang selalu terlihat sempurna di mataku.

Aku mengaguminya dalam diam, tanpa sepengetahuannya.

Setelah mengetahui itu, apa kalian akan berpikir jika aku adalah sosok pengagum rahasia?

Jawabannya, iya. Aku pengagum rahasianya, pemuja dirinya.

Aku memang hanya bisa memandangnya dari jauh. Mungkin kalian akan berpikir, apa enaknya jadi pengagum rahasia? Kita tidak akan bisa mengekspresikan perasaan kita dengan leluasa.

Memang benar, tapi aku lebih memilih memendam rasa itu sendiri. Aku takut jika dia tahu, dia akan membenciku. Itu yang selalu membuatku bertahan dengan perasaan semacam ini. Tapi setelah berpikir, aku cukup lelah dengan keadaan yang seperti ini.

Kucoba ambil keputusan baru—jujur akan perasaanku padanya. Karena di balik itu semua, aku juga ingin dia tahu tentang perasaan ini, tentang bagaimana aku selalu mengagumi dan memujanya.

Oh iya, perlu kalian tahu bahwa kedua sahabatku juga mengetahui perihal perasaanku ini. Aku memutuskan berbagi cerita kepada mereka, toh mereka juga selalu berbagi tentang perasaannya kepadaku.

Satu lagi, aku punya seorang sahabat laki-laki. Aku dan dia bersahabat dari kecil sampai sekarang. Dan tentu dia juga mengetahui segala tentangku, termasuk perasaanku kepada dia, laki-laki yang selalu kupuja.

Dan kalian tahu apa yang terjadi setelah kuputuskan untuk mengakui perasaanku itu?

Semuanya akan terjawab nanti.

Mari kita coba mengulang kisahku.

avataravatar
Next chapter