208 Terhina

Malam pun tiba, kinan yang mulai sibuk dengan persiapan pernikahannya mengajak bayu untuk makan malam bersama di sebuah restoran romantis di Jakarta.

Hari itu mereka baru saja memilih souvenir untuk acara pernikahan mereka, dan bayu meminta kinan untuk menginap di Jakarta malam itu.

Semenjak hari pertunangan mereka akhirnya kinan memutuskan untuk berhenti bekerja dan menetap kembali di Bandung, selain memang untuk mempermudah semua persiapan pernikahannya, juga sangat tidak profesional menurutnya ketika dia harus terus meminta cuti dan cuti ke perusahaan, itu akan membuat atmospir di kantor menjadi berat sebelah nantinya.

"Ayo kita makan malam, aku ingin menikmati malam ini bersama kamu tapi dengan makan malam yang romantis, apa kamu tidak sadar kalau kamu belum pernah mengajakku makan malam yang romantis????" Kinan secara terang-terangan meminta bayu untuk mengajaknya makan malam dengan nuansa romantis.

"Bukankah jadi tidak akan romantis jika kamu memintaku untuk melakukannya seperti itu??? akan jadi romantis jika aku mempersiapkannya sendiri tanpa sepengetahuan kamu, aaah kamu merusak momentnya jika seperti ini". Bayu menjawab kinan dengan sedikit bergurau.

Hubungan yang mereka jalin sangat samar untuk di bedakan, antara sepasang kekasih dan juga dua sahabat yang tidak terpisahkan satu sama lain, bayu dan kinan membiarkan kebiasaan mereka dulu tetap seperti itu adanya, mereka ingin hubungan itu tidak terjalin dengan perubahan yang hanya membuat mereka canggung satu sama lain, ada masanya momen romantis dan menyentuh, ada masanya mereka tertawa lepas bersama tanpa bersikap jaim atau jual mahal, kinan dan bayu intinya masih seperti dulu dan mereka berdua menikmatinya.

"Baiklah,,,, aku menunggu momen itu, aku menantangmu untuk bersikap romantis padaku, kita lihat, apa aku akan seperti es yang meleleh atau aku bahkan akan memukul kepalamu ketika itu hanya seperti omong kosong".

Bayu kemudian merangkul kinan dan mereka makan malam di rumah seperti biasa dengan mengandalkan jasa delivery makanan.

Di Belanda tempat tinggal Pak Setya berada, dia terus mengecek file-file di komputernya dan juga di semua draft dokumen penting istrinya, dia mencari tahu hal-hal yang mungkin mencurigakan dan bisa ia jadikan bukti untuk memastikan semuanya kepada istrinya.

"Aku tidak ingin seperti orang bodoh yang berbicara tanpa bukti, apa benar ayah dan andara selicik itu membuat kesepakatan di belakangku??? apa yang mereka sedang rencanakan sebenarnya" Pak Setya terus mencari dan mencari di semua tempat yang memungkinkan terdapat bukti disana.

"Ah ini dia, apa ini???? bagaimana bisa andara seceroboh ini menyimpan file-file ini di emailnya, apa dia pikir aku tidak mengetahui akun dan passwordnya?????" kemudian dia segera mendownload semua file itu dan dia save di FD nya untuk segera dia simpan dan akan langsung meminta penjelasan pada ayah mertua dan istrinya.

Tidak lama Ny andara datang dari kantor, kemarin dia ikut pulang bersama dengan pak setya ke Belanda, karena curiga akan terjadi sesuatu dengan gelagat yang di perlihatkan oleh suaminya.

"Apa semua ini???? apa yang akan kamu jelaskan tentang semua permainanmu dan ayah di belakangku?????" Pak setya melempar FD yang ia pegang setelah berhasil menemukan file rahasia istrinya.

"Apa maksudmu??? apa sebenarnya yang sedang kamu bicarakan????" Ny andara langsung mengambil FD (Flash disk) yang di lempar suaminya padanya dan mentransfernya ke laptop pribadinya.

Ny andara hanya diam ketika akhirnya tahu apa yang sedang di bicarakan oleh suaminya.

"Apa yang salah dengan semua ini???? ini urusan bisnis dan kamu tahu dalam bisnis kita bisa melakukan apapun untuk mendapatkan keuntungan, aku dan ayah berpikir dengan tidak memberitahumu itu bukan masalah yang besar, kamu tidak ahli dalam urusan bisnis property, aku dan ayah jauh lebih memiliki pengalaman untuk bisnis ini, itu kenapa ayah dan aku memutuskan untuk tidak melibatkan mu dalam proyek ini, akan terlalu beresiko jika kamu ikut masuk di dalam kerja sama ini". Ny andara menjelaskan dengan santai dan tanpa rasa takut suaminya akan marah padanya.

"Apa kamu bilang??? apa karena aku tidak ahli di bidang itu, aku sebagai CEO di perusahaan kita bahkan tidak tahu bahwa perusahaannku melebarkan sayapnya di bidang lain, apa yang akan orang katakan jika mengetahui aku tidak tahu apapun tentang rencana kamu dan ayahmu itu, kamu pikir aku anak kecik yang akan langsung percaya dengan alasan bodoh itu" Pak Setya tidak terima dengan alasan yang di ucapkan Ny andara.

Pertengkaran antara suami istri itupun tidak bisa di hindarkan lagi, mereka terus beradu debat yang tak berujung dan tetap merasa benar satu sama lain, sampai pada saat Ny Andara menyatakan hal yang sangat tidak ingin pak setya dengar selama ini.

"Jika kamu menyesal bersamaku, silahkan pergi dari rumah ini, aku dan ayahku bisa berdiri tanpa kehadiran kamu di perusahaan, kamu menjadi CEO karena kamu menjadi suamiku, apakah kamu tahu apa maksud semuanya itu? aku rasa, aku tidak perlu berkata terlalu jujur padamu, jadi hentikan perdebatan ini atau ayah akan turun tangan dan memintamu pergi untuk selamanya, jika itu sampai terjadi, aku tidak bisa menolongmu sama sekali". Ny Andara sedikit mengancam suaminya agar tidak memperpanjang masalah itu.

Karena fakta bahwa sebenarnya ayahnya tidak menyukai pak setya, hal itu akan sangat mudah untuk di jadikan alasan olehnya agar putrinya yaitu Ny andara berpisah dari pak setya.

Namun cinta Ny andara pada pak setya memang nyata adanya, dia tidak ingin ayahnya mengusir suaminya itu, meskipun ada hal-hal yang harus Ny andara lakukan agar tetap bisa mempertahankan pak setya disampingnya.

Seperti kerja sama yang ia dan ayahnya lakukan bersama PT.AGD milik Mr Henry yang harus ia rahasiakan dari suaminya itu.

"Apa katamu??? apa kamu sedang mengancamku sekarang??? apa aku benar-benar serendah itu dimatamu selama ini??? kamu bisa bilang seenaknya agar aku pergi dari kehidupanmu dan melepaskan semua ini???? Baik !!!! Aku akan keluar sekarang". Pak setya marah besar ketika istrinya berbicara dengan sangat merendahkannya, karena emosinya sedang sangat naik, dia tidak berpikir lagi sebelum berbicara saat itu dan keluar dari kamar.

avataravatar
Next chapter