webnovel

mengalihkan perhatian

Pagi itu seperti biasa kinan dibangunkan sang ibu di kamarnya "kinan bangun, sudah siang nak, hari ini kamu perlu ke kampus lagi atau tidak", ibu berlalu dan kinan bangun di dalam kamarnya. ia membuka jendela dan melihat ke meja belajarnya, headset hadiah yang dibuang adam saat ini ada di kamarnya. Kinan hanya menatap kosong pada benda itu, dan keluar dari kamarnya. Saat menuruni tangga rumahnya tiba-tiba pintu depan terbuka, "Nenek, Tisya datang" , kak keysa menirukan suara anaknya yang kecil dan memanggil neneknya. "ada apa kau pagi-pagi sekali sudah disini kak", kinan menyapa kakaknya dengan ketus dan berlalu ke meja makan. Sambil mengikat rambutnya kinan melihat genta yang datang dan mendekat padanya, "semalam apa kau pulang larut?, aku mendengar pembicaraanmu dengan ibu semalam dari kamarku, apa kau pergi menemui laki-laki?" kemudian genta memposisikan kursi rodanya ke meja makan dan duduk di sebrang kinan. kinan tidak memperdulikan pertanyaan kakaknya tadi, kinan tahu genta dan keysa akan mengganggunya pagi ini. "keysa apa kamu membawa pesanan ibu? cepat siapkan, kemarikan tisya biar ibu ingin menggendongnya" keysa pergi ke dapur dan menyiapkan bubur ayam untuk sarapan semua orang di rumah, "kinan yang melihat kakaknya menyiapkan semua itu bertanya "apa ibu tidak memasak untuk sarapan pagi ini? kenapa tidak roti saja jika memang tidak sempat membuat sarapan, aku sedang tidak ingin makan bubur, aku akan kembali ke kamarku saja", kinan mencari alasan agar tidak sarapan bersama dengan ibu dan kakak-kakaknya, dia menghindari semua pertanyaan yang mungkin akan mereka tanyakan padanya, kinan malas membahas semua yang terjadi kemarin, dia ingin benar-benar segera melupakannya. kinan bangkit dari kursinya "kenapa tidak mau sayang, ini bubur yang suka kita beli, enak, kamu harus sarapan" ibu mencegah kinan pergi tanpa sarapan, "tidak bu, terimakasih, kalian lanjutkan saja", kinan berlalu ke kamarnya tanpa sarapan pagi itu. di kamarnya dia berbaring sejenak sambil menyalakan musik untuk membuat suara di kamarnya agar tidak terlalu hening. kinan memejamkan mata, tapi semua yang terjadi semalam seolah melintas dalam pikirannya, membuat kinan cepat membuka matanya kembali, "apa ini? aah aku harus mencari kesibukan" ia kaget bahwa ingatannya tidak bisa lepas dari kejadian kemarin dan memutuskan untuk menyibukkan dirinya. segera dia pergi mandi dan bersiap merapikan semua persyaratannya untuk mendaftar ke kampus yang kemarin tidak sempat ia lakukan. "ibu, kak keysa, ka genta aku berangkat ke kampus, hari ini aku mau melengkapi berkas pendaftaranku, dan mulai agustus aku sudah bisa masuk di kampus itu bu, aku bebas memilih fakultas apapun yang aku mau kan bu?" kinan berpamitan kepada semua orang, bersikap tidak terjadi apa-apa pada dirinya, padahal semua orang tahu kinan sedang ada masalah dalam dirinya. "apa kamu benar tidak apa-apa kinan? soal kuliahmu kamu tidak perlu terburu-buru, masih banyak waktu untuk pendaftaran kamu juga bisa meminta bantuan keysa untuk itu, tidak perlu sibuk sendiri seperti ini", ibu mengkhawatirkan kinan "tidak bu, aku tidak apa-apa ibu tidak perlu khawatir aku sudah besar, aku ingin segera menyelesaikan pendaftaran dan ingin bersantai setelahnya sampai menunggu waktu masuk kuliah nanti, agar pilihanku tidak berubah-ubah lagi, aku memilih fakultas sastra, aku suka membaca dan aku suka belajar bahasa ibu tahu itu. jadi aku memutuskan memilih sastra, semoga ibu tidak keberatan", kinan mecium ibunya dan pergi ke luar rumah sendiri, semua orang hanya melihat punggung kinan yang semakin menjauh dan kemudian tidak terlihat lagi. "bu, apa yang terjadi semalam, kenapa dia begitu menutupi itu dari kita?" keysa mulai mengobati rasa penasarannya dengan bertanya kepada ibunya perihal kinan semalam yang pulang larut, itu tidak seperti kinan. "ibu tidak mengajaknya bicara semalam karena melihat dia sangat lelah dan sepertinya dia sangat sedih, ibu bermaksud ingin memberi dia waktu makannya tidak langsung mengajaknya bicara semalam", keysa semakin gelisah, ingin tahu apa yang terjadi pada adiknya, tapi dia juga tahu betul bahwa adiknya tidak akan dengan mudah menceritakan apa yang terjadi. "biarkan saja kak, beri ruang untuk kinan mengatasi masalahnya sendiri, kita sudah terlalu sering ikut campur dalam urusannya, selama ini dia tidak pernah terlihat berhubungan dengan orang luar, aku tahu sekarang dia punya masalah dengan lelaki di luar sana, seperti yang kakak ceritakan kemarin soal lelaki di acara wisudanya, itupun sudah bagus menurutku, setidaknya dia mulai berinteraksi dengan orang luar", genta memberikan pendapatnya dengan bijak, ia berpikir adiknya harus mulai berubah, jangan terus menghukum dirinya sendiri karena semua kejadian yang terjadi dalam keluarganya. "kamu bicara seperti kamu juga orang yang banyak berinteraksi dengan orang banyak, mana temanmu, kapan kamu mau kakak ajak jalan-jalan keluar, kamu selalu memilih mengurung diri di kamar dengan komputermu, apa bedanya kamu dengan kinan" keysa menyindir genta karena sebenarnya gentapun menutup diri dari lingkungan sosial. "sudah, jadi kalian yang ribut di rumah, ayo keysa bereskan meja makan, hari ini bibi libur lagi karena anaknya sakit, jadi genta kamu hari ini di rumah sendiri atau mau ikut ibu ke toko?", Genta memalingkan mukanya dan maju menuju ruang tv, "aku di rumah saja bu, masih banyak yang harus aku bereskan dengan proyekku, ibu berangkat saja", tisya berlari ke arah genta dan naik ke kursi kursi roda genta, kinan suka menonton tv di pangku oleh genta jika sedang bermain ke rumah neneknya. Genta meraih kinan dan memeluknya di atas kursi roda. Ketika mereka berdua asik menonton, keysa dan ibu kembali ke dapur dan membereskan sisa-sia sarapan mereka. "bu, ibu harus mengajak kinan bicara secepatnya masalah ini, agar dia tidak merasa sendirian, seperti yang ibu katakan kemarin soal lelaki yang menyatakan cintanya saat wisuda itu tidak berjalan lancar, jadi dia sedih sekarang, aku hanya takut kinan merasa sendiri saat ini, karena dia tidak memiliki teman untuk di ajak bercerita".

Next chapter