134 kinan tahu semuanya

Semua orang berteriak karena terkejut melihat apa yang terjadi. Bayu yang masih disana untuk melihat kinan masuk ke dalam kantornya karena khawatir dengan keadaannya langsung saja turun dari motornya dan lari menuju kinan.

"Dia teman saya, biar saya yang bawa dia ke Rumah sakit".

Bayu langsung menyela dari semua kerumunan orang, dan menggendong kinan dengan sigap.

Ia langsung meminta seseorang menelpon ambulance.

Setelah berapa lama akhirnya kinan dan bayu tiba di Rumah Sakit. Bayu tidak berani menelpon ibu ranti karena itu hanya akan membuat mereka khawatir.

Akhirnya bayu menjadi wali kinan di rumah sakit saat itu. Pemeriksaan telah selesai. Bayu bertemu dengan dokter dimana mereka juga saling mengenal.

Awalnya sang dokter terkejut dengan penampilan bayu, namun karena dia menjelaskan secara singkat dan itu berkaitan dengan wanita, dokter itupun langsung mengerti maksudnya dan tidak mempersoalkannya.

Kinan hanya kelelahan dan di duga dia kurang tidur semalam, stress yang di deritanya juga menjadi alasan kenapa dia sangat lemas dan jatuh pingsan.

Tanpa di ketahui bayu, saat kinan sadar, ia mendengar pembicaraannya dengan sang dokter, namun itu sangat samar karena suara mereka yang sangat pelan melihat di sekeliling mereka di ruang UGD itu ada beberapa pasien.

"Bayu apa yang kau bicarakan dengan dokternya??? apa kau mengenalnya????".

Saat bayu masuk ke ruangan kinan yang hanya di sekat oleh Gorden polos berwarna hijau dia langsung bertanya soal apa yang bayu dan dokternya bicarakan.

"Bukannya menanyakan keadaanmu sekarang, kenapa kau malah ingin tahu urusan orang lain".

Bayu menjawab dengan sinis karena kesal dengan kinan yang tidak mendengar sarannya tadi pagi saat di perjalanan, bahwa ia tidak perlu bekerja hari ini.

"Kenapa aku harus menanyakan keadaanku??? aku yang tahu bagaimana tubuhku saat ini, jika tidak ingin memberitahuku tidak perlu berkata seperti itu. Sudah !!!!! sekarang ayo kita pulang saja".

Tiba di rumah kinan, bayu menyiapkan sarapan bubur untuk kinan dan jus buah agar temannya itu lebih segar.

Saat sarapan berlangsung ponsel kinan berdering.

Telihat di layar ponselnya bahwa itu Adam, kinan hanya melirik dan melanjutkan sarapannya, dia tidak memperdulikan telpon yang terus berdering di sampingnya.

"Jika kamu tidak mau menjawabnya cepat matikan saja ponsel itu, aku terganggu karena sangat berisik".

Kinan mengikuti saran bayu dan kemudian terdiam melihat ponsel itu.

"Bay,,,, apa kamu tidak ingin tahu apa yang terjadi padaku kemarin malam di pesta itu?????".

Dalam diamnya kinan akhirnya mulai ingin bercerita pada sahabat karibnya itu.

"Kamu bahkan tidak bertanya padaku saat kejadian di pesta sebelumnya saat bayu mengajakku ke peresmian kantornya, tapi bagaimana kamu selalu tahu apa yang sedang aku rasakan, apa yang sedang aku alami????".

Kinan terus menatap mangkuk berisi bubur yang terus ia aduk-aduk. Kinan hanya memakan itu beberapa suap saja. dia berbicara tanpa melihat bayu sama sekali.

Wajah cemas pada diri bayu sangat terlihat jelas. Ia terkejut dengan pertanyaan kinan dan tidak menyangka kinan akan menyadari soal itu.

"Apa yang coba kamu tanyakan sebenarnya, kenapa hal seperti itu harus aku tanyakan, hanya dengan melihat raut wajahmu, aku sudah bisa tahu bahwa terjadi sesuatu padamu, kenapa aku harus repot-repot menanyakan apa yang terjadi, akan lebih membantu jika aku hanya mencoba terus berada disamping mu pada saat-saat seperti itu dari pada harus mengintrogasimu".

Kinan kemudian mengangkat kepalanya dan menatap bayu dengan tatapan serius.

"Apa kau tahu???? ada suatu hal yang terus mengganggu pikiranku beberapa hari ini, tepatnya dari saat pesta kemarin".

Bayu langsung membalas tatapan kinan dengan sedikit cemas terlihat di wajahnya, dan kinanpun menyadari kecemasan yang sedang bayu rasakan.

"Aku pernah bertemu dengan seseorang pada suatu malam, entah itu bisa dibilang tidak disengaja atau disengaja oleh pria itu untuk menemuiku di halte"

"Aku sama sekali tidak mengenal pria itu, tapi apa kau tahu???? dia tahu namaku dan juga rumahku ini, bahkan dia tahu aku disana malam itu dan sedang dalam keadaan bersedih"

"Anehnya lagi di malam pesta kemarin, secara tidak disengaja aku seperti melihat lelaki itu lagi, dia berada tepat di belakangku dan ibu, aku bisa melihat wajahnya dengan jelas saat dia melihat ke arah ibuku, ketika aku memutuskan untuk keluar dari ruangan pesta itu, aku bisa bilang di matanya ada kekhawatiran yang tinggi pada ibuku, padahal di ruangan itu tidak ada yang menyadari apa yang terjadi pada kami, bahkan adam tidak melihat itu.

"Tapi matanya yang tertunduk melihat ibu yang duduk di lantai karena tak tahan menyaksikan ulah ayah, menunjukan betapa ia iba pada ibuku. Aku ingat betul itu wajah lelaki yang pada malam pesta peresmian perusahaan adam menolongku memesan taksi. Apa dia bahkan mengenal ibuku??? bukan hanya aku???? Sampai sekarang aku masih saja terus memikirkannya, siapa dia sebenarnya, kenapa dia ada di pesta itu, kenapa dia mengenalku dan ibu????".

Bayu berusaha sesantai mungkin mendengar cerita kinan soal pria yang tidak lain adalah dirinya sendiri.

Bayu sudah betul-betul tidak tahu harus menjawab apa, dia hanya menanggapinya dengan diam dan sedikit tersenyum yang terlihat sangat canggung dan kaku.

"Apa dia melihatku saat di pesta kemarin??? bagaimana bisa aku melupakan itu".

Di pikiran bayu mulai sibuk bertanya-tanya bagaimana bisa kinan melihatnya saat dia terus berusaha menghindar dari pandangan kinan selama di pesta kemarin.

"Dan kemarin sore aku seperti kembali melihat wajah lelaki itu, apa kau tahu?????? kenapa kamu terus diam??? kenapa wajahmu sangat cemas, apa kamu menyembunyikan sesuatu dariku??????".

Bayu bangun dari duduknya, dia merapihkan bekas makanandan menyuci semua piring kotor bekas makannya langsung.

"Apa itu begitu penting bagimu??? kenapa aku harus berkomentar di saat aku sendiri tidak mengerti apa yang kamu ceritakan".

Sambil mencuci piring bayu berbicara tanpa berani membalas tatapan kinan yang terus mengikuti pergerakan bayu.

"Kemarilah, lepaskan semua yang sedang kamu kerjakan !!!!".

Kinan berdiri dan langsung mendekati bayu, dia meminta bayu menghentikan kegiatannya saat itu.

Bayu tidak menghiraukan permintaan kinan dan terus sibuk dengan cuciannya.

Kinan mendekat dan memegang lengan bayu, lalu membalikkan tubuh bayu dengan paksa.

Posisi bayu sekarang menyender pada meja dapur dan di apit kinan, dia benar-benar merasa seperti tidak bisa bernafas karena khawatir kinan sudah mengetahui siapa dirinya.

kemudian kinan perlahan melepas kaca mata bayu dan meletakkannya di meja, lalu kinan membuat rambut bayu sedikit berantakan, kemudian ia membuka setiap kancing baju bayu secara perlahan, bayu mencoba menahan tangan kinan, namun kinan langsung memelototinya dan menepis tangan bayu yang menahannya itu.

Saat kinan mencoba melepaskan kemeja bayu dari tubuhnya, saat mereka saling menatap karena posisi mereka yang saling berdekatan tiba-tiba terdengar suara gerbang yang terbuka, karena pintu rumah yang sudah terbuka sebelumnya, situasi bayu dan kinan saat itu langsung terlihat oleh orang yang membuka gerbang rumahnya yang tidak lain adalah Adam.

Adam menyaksikan bagaimana kinan sedang mencoba melepaskan baju bayu saat itu dan posisi mereka berdua yang saling berhadapan sangat dekat.

Adam mencoba menghubungi kinan dari pagi namun kinan selalu menolak panggilannya, sampai akhirnya ponsel kinan benar-benar tidak bisa di hubungi. Akhirnya adam berpikir kinan bekerja hingga dia langsung pergi ke kantor kinan namun disana ia mendapatkan kabar bahwa kinan pingsan di lobi kantor dan di bawa ke Rumah sakit terdekat.

Adam benar-benar di buat cemas mendengar berita bahwa kinan pingsan di kantor sehingga ia langsung menuju rumah sakit tempat dimana kinan di larikan dari kantor tadi pagi.

avataravatar
Next chapter