1 Prolog

"Pokoknya, Acha nggak mau nikah!" tegas seorang gadis berambut lurus panjang. Ia menarik selimut tebalnya, lalu menggulung diri lagi. Ibu hanya dapat menghela napas, menahan emosi.

"Ya, nggak bisa gitu, sayang. Bentar lagi Kanjeng datang loh sama orangtuanya, ayo bangun. Lagian anak perawan kok jam segini masih tidur, habis shubuh bukannya tadarusan atau olahraga, malah tidur lagi. Ayo bangun, 20 menit lagi keluarga Kanjeng datang," ujar Ibu seraya menarik selimut gadis berusia 24 tahun itu.

"IBU! ACHA BILANG ENGGAK! Perjalanan Acha masih panjang! Lagi pula Acha nggak suka si Kanjeng atau siapa lah itu! Kenapa sih, Ibu selalu menuntut Acha untuk cepat-cepat menikah!"

Ibu tersentak, baru ini ia melihat anak gadisnya membentak dirinya. Terdengar suara derap langkah kaki. "Acha! Yang sopan kalo ngomong sama Ibu!" pekik Kak Farhan yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Ia lantas datang, sebab suara Acha yang tengah berteriak pada Ibu terdengar olehnya. "Lo tuh, udah tua! Sebentar lagi 25 tahun, perjalanan masih panjang apanya! Setiap hari kerjaannya aja cuma rebahan sambil drakoran! Mendingan nikah sana biar hidup lo berfaedah!"

Acha mengerucutkan bibir, gara-gara pria bernama Kanjeng, hidupnya jadi berantakan. Dia benci setengah mati padanya! Lalu bertekad akan membuat Kanjeng benci padanya, sekalipun sudah menikah nanti. Lihat saja, nggak lama kita menikah kamu akan meminta cerai padaku! ucapnya dalam hati.

avataravatar
Next chapter