1 Perkenalan

Kisah ini bermula ketika kedua orangtua masing-masing yang bersahabat sejak zaman SMA tepatnya sang mama-mama tercinta sih dan terobsesi ingin menjadi besanan agar hubungan mereka semakin erat terjalin sehingga berniat menjodohkan putra putri mereka. Dan inilah kisah dari Rama Aloysius Damien , seorang pria keturanan Inggris dan Indonesia yang berusia 29 tahun saat di jodohkan bersama dengan Nadia Indira Darwin seorang gadis Indonesia asli berumur 18 tahun.

" Kamu mau ya nak ketemu sama anak sahabat bunda, " pinta sang bunda ke anaknya yang baru akan berangkat ke sekolah.

" Bund, Nadia kan sudah bilang Nadia mau fokus sekolah dulu. Soal jodoh jangan khawatir bund, kalau memang Nadia dan anak sahabat bunda itu berjodoh akan ketemu juga kok pada akhirnya tanpa harus di jodohkan, " balasnya ketika sudah berada di teras rumahnya dan hendak menaiki motor matic kesayangannya.

" Tapi kan nak namanya juga usaha, jodoh itu di kejar bukan di tunggu. Kalau kamu mau tunggu terus , bakal di tikung orang nantinya. "

" Namanya kalau begitu kami bukan jodoh bund,Nadia juga baru 18 tahun bund, baru kemarin selesai UN, ini baru mau urus ijazah masa langsung di sodorin nikah. Nadia mau kuliah dulu bund. "

" Bunda tidak melarang kamu kuliah nak, kamu boleh kuliah tapi kamu harus nikah sama anak sahabat bunda. " Bunda Nadia masih kekeh untuk memperkenalkan anaknya dengan anak sahabat nya, hingga Nadia pun menghela napas panjang karena merasa bundanya tidak akan mengalah sebelum apa yang ia inginkan tercapai dan itulah karakter bundanya yang keras kepala.

" Oke, Nadia mau ketemu sama anak sahabat bunda tapi Nadia nggak mau di suruh cepat menikah dan kalau misalnya dia menolak, semua selesai ya bund, Nadia pamit dulu Assalamu alaikum. " Nadia pun salim ke bundanya kemudian menaiki motornya lalu menstaternya untuk berangkat ke sekolah sedangkan bundanya sangat bahagia mendengar ucapan anaknya yang setuju bertemu dengan anak sahabatnya.

" Nin, beres. Nadia mau ketemu sama anakmu. " Bunda Nadia yang bernama Rani pun langsung mengirim pesan ke sahabatnya Nina ketika motor yang Nadia gunakan sudah tidak terlihat lagi.

Sedangkan di tempat berbeda seorang pria berbadan tinggi atletis, beriris mata biru, rambut klimis hitam dan berjas hitam rapi tengah sibuk membalik-balikan sebuah dokumen di tangannya hingga deringan telpon memecah konsentrasinya.

" Son, nanti datang untuk makan siang ke restoran X. Ada anak sahabat mami juga yang akan datang, yang pernah mami ceritakan ke kamu tempo hari dulu. " Ia pun membaca nya dengan jelas dan membalas pesan maminya dengan kata oke. kemudian melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda, hingga ketukan pintu terdengar ia pun mempersilahkan seseorang yang mengetuk pintu ruangannya untuk masuk.

" Permisi pak Rama, rapat akan segera di mulai 15 menit lagi, " ucap seseorang itu kepada sang Bos yang di panggil Rama.

" Oke Diana, terima kasih ya. Tunggu saya di luar dulu, " balasnya dan orang yang bernama Diana tak lain adalah seketarisnya pun pamit keluar sesuai perintah sang bos.

Tepat pukul 9 pagi , rapat pun di mulai di pimpin oleh Rama sang CEO hingga rapat pun selesai sebelum jam makan siang dengan kesepakatan akan di adakan peluncuran minuman kemasan terbaru, karena Rama sudah tidak ada pekerjaan lagi hingga jam 2 siang ia pun langsung meluncur ke tempat sang mami beri tahu tadi. Sejujurnya ia malas untuk datang apalagi karena ia akan di jodohkan dengan anak sahabat maminya dan nanti ajang perkenalan mereka untuk pertama kalinya. Rama pikir cara ini terlalu kuno di zaman sekarang tapi untuk membantah sang mami bisa-bisa ia kena ceramah 7 hari 7 malam lagi jadilah ia menurut saja karena ia juga penasaran seperti apa wajah sang calon jodohnya, maminya hanya selalu mengatakan akan mengenalkannya dengan anak sahabatnya tanpa menjelaskan ciri-ciri orang tersebut sedangkan di restoran sudah ada Mami Nina dan Bunda Rani yang sama-sama menunggu kedatangan anak-anak mereka, sambil menunggu mereka pun berbincang-bincang santai.

" Aduhh Ran, aku nggak sabar tau mau besanan sama kamu. "

" Iya Nin sama, kita bakal shopping sama-sama terus, hangout sama-sama juga, pokoknya bakal seru kalau Nadia dan Rama jadi nikah. "

" Pokoknya mereka harus nikah Ran, aku nggak mau menantu yang lain selain Nadia anakmu. Selain kita sahabatan, Nadia itu baik, cantik, pintar pokoknya menantu idaman lah Ran. "

" Iya semoga mereka jodoh ya Nin. " mereka berdua terus berbincang-bincang hingga teguran untuk salah satu di antara mereka datang dan menghentikan sejenak perbincangan ibu-ibu ini.

" Hai son, Finally you come here . Have a sit son," ucap Nina mempersilahkan anaknya untuk duduk, Rama pun tersenyum dan salim ke Rani kemudian ia pun duduk di samping maminya.

" Aduh itu anak kemana sih, kok lama sekali sampainya. Nak Rama sudah datang duluan padahal ia yang sibuk sekali, " keluh Rani karena Nadia belum datang juga padahal sudah hampir pukul setengah 2.

" Sabar Ran, mungkin kejebak macet. Kamu tau sendiri kan Jakarta kalau jam-jam segini macetnya seperti apa, sabar saja. Rama juga tidak buru-buru, iya kan son? " Rama pun sejenak melihat arloji di tangannya yang terbalut jas.

" Nanti setengah 3 aku ada meeting lagi mi tapi lumayan deket dari sini, " jawabnya.

Sekitar 20 menitan Rama menunggu, ia pun di kagetkan saat tengah mengecek pekerjaan di emailnya dengan kedatangan seorang gadis muda yang masih menggunakan seragam SMA dengan rambut yang acak-acakan seperti habis jambak-jambakan dan baju sekolah nya sudah berada di luar dengan wajah yang kusam serta beberapa tetes keringat di dahinya.

" Astaga Nadia kamu ini dari mana saja, kenapa kamu seperti itu? " tegur bundanya merasa tidak enak hati karena anaknya datang dengan keadaan yang tak enak di pandang dan langsung menyerobot minuman dingin nya, sedangkan Rama masih memerhatikan gadis muda di depannya yang lagi minum seakan ia tidak pernah minum sebulan.

" Nad, pelan-pelan minumnya. itu ada tante Nina dan anaknya," tegur Rani ke anaknya yang masih meneguk minumannya tanpa memperdulikan 2 orang di hadapannya.

" Astaga, maaf. saya tidak sadar karena sangat kehausan, tau lah tante ya Jakarta panas banget," ucapnya santai kemudian mengelap keringat di dahinya pakai tangan.

" Salim dulu sama tante Nina dan anaknya. "

" Hallo Om, saya Nadia, hallo tante Nina, " ucap Nadia enteng sambil menyalimi 2 orang di hadapannya sedangkan 3 orang di samping dan di hadapannya menaikan alis mendengar ucapan Nadia.

" Om? siapa yang kamu panggil Om Nad? " bisik bundanya karena merasa malu, Nadia pun menunjuk seorang pria yang tengah duduk di hadapannya dengan cengiran.

" Gini nak Nadia, perkenalkan ini Rama, calon yang ingin di kenalkan dengan kamu, " ucap Nina karena kelihatannya Nadia salah paham.

" Whatttt? " ucap Nadia kaget dan membuat orang di sekelilingnya langsung menatapnya. ia pikir laki-laki di hadapannya ini adalah kakak atau Paman dari laki-laki yang akan di kenalkan padanya namun ia ternyata salah, laki-laki yang di kenalkan bernama Rama itu ternyata laki-laki yang akan di jodohkan padanya. Nadia pun meneguk salivanya kemudian tersenyum masam kemudian meminta maaf karena kesalah pahaman yang terjadi.

" Tidak apa-apa nak Nadia, wajarkan karena kalian baru ketemu juga. Kalau kalian sudah kenal satu sama lain tidak akan terjadi kesalahpahaman lagi kok. Ayo saling kenal dulu," Ucap Nina dan di balas senyum oleh Nadia.

" Nadia," ucapnya sambil mengelurkan tangannya kembali.

" Rama. " ia pun mengulurkan tangannya menyambut tangan Nadia.

" Nah gitu kan lebih resmi kenalannya, nak Nadia kamu boleh panggil Rama dengan Mas kok, jangan om kelihatan tua sekali dia. " ucapan Nina membuat Nadia berusaha menahan tawa nya yang akan pecah sedangkan Rama sudah cemberut mendengar ucapan maminya.

" Ehh makan dulu yuk, nanti saja setelah makannya baru kita ngobrol lagi, " ucap Rani dan mereka pun makan dengan tenang. Disaat lagi menyantap makan siang mereka, Rama diam-diam melirik Nadia yang asik menyantap makanannya sedangkan Nadia merasa tak terganggu dan terus saja melahap makan siang nya karena kebetulan memang ia sedang lapar karena baru pulang dari sekolah walau ia sudah tidak belajar lagi karena baru selesai UN minggu lalu tapi masih harus ke sekolah karena belum ada pengumuman kelulusan yang keluar.

" Kalian ngobrol berdua ya, Mami sama tante Rani cari tempat lain. Biar kalian cepat akrabnya, " ucap Nina setelah mereka semua menyelesaikan makan siang nya.

" Sorry mi, i have to go. Sudah jam 2 lebih 10 menit nih, saya masih ada pertemuan, " balas Rama  membuat maminya sedikit kecewa sedangkan Nadia santai saja mendengarkannya.

" Tidak apa-apa Nin, masih banyak waktu kok. Kasian nak Rama kalau ia harus terlambat meeting, kamu pergi saja nak Rama. "

" Iya terima kasih tante, Mi i am leaving ok. " Rama pun salim ke Mami dan Rani, kemudian ia pun pergi meninggalkan restoran tersebut sedangkan ia mengkacangi Nadia yang juga ada di situ.

" Busset dah tuh om-om, kacangin gue. mentang-mentang gue kecil, di lewatin gitu aja, " omel Nadia dalam hatinya ketika melihat Rama pergi begitu saja.

" Nak Nadia maaf ya Rama lagi sibuk jadi ya begitulah ia tidak bisa tinggal lama, " ucap Nina meminta maaf karena merasa tak enak hati, Rama cuek ke Nadia dan mereka belum sempat bicara tapi Rama sudah pergi lagi.

" Tidak apa-apa kok tante, Nadia mengerti kok sama Om eh maksudnya aduh apa ya, " ucapnya canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" Tante kan tadi sudah bilang, panggil mas saja nak Nadia. " Nadia pun hanya tersenyum membalas ucapan Nina.

Mereka bertiga pun kembali mengobrol tapi lebih dominan Rani dan Nina yang mengobrol sedangkan Nadia hanya tinggal memainkan Hp nya hingga mereka pun merasa sudah lama di restoran itu dan akhirnya mereka pun pulang.

avataravatar
Next chapter