1 Prolog

"Seluruh anggota tim stand by. Mereka akan segera merapat dan membongkar muatan. Seluruh tim berjaga jaga," ucap Julius Caesar melalui transmisi komunikasi yang terpasang di telinganya. Operasi gabungan ini merupakan bentuk dari upaya Bareskrim Polri bersama dengan Special Enforcement Team (SET) yang merupakan tim khusus dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menggagalkan penyelundupan narkoba besar besaran yang disinyalir berasal dari pasar gelap dunia yang tergabung dalam organisasi Hitam bernama Marvelous.

"Nyet?"

"Anjing! Kaget gue. Apaan lo?"

"Hihi Lo yang mana sih, nyet nggak nampak gue. Gelap. Mana seragam lo item item ketutup rapet dari kepala sampe kaki."

"Pertanyaan lo nggak penting, Anjing!"

"Haha.. Gue lihat dari jauh. Mereka lagi bongkar muatan." Ucap Yudhistira saat ia diberi tugas menyamar sebagai pedagang makanan dan minuman di sekitar lokasi pelabuhan. Yudhistira dengan santainya membuka ponsel pintarnya dan menerbangkan drone yang berbentuk seukuran semut ke udara. Ia nampak mengenakan headset besar agar mirip seperti orang yang sedang asyik bermain game. Melihat penampilannya yang masih seperti anak sekolahan, tidak heran jika tidak ada satupun orang yang ada di sekitar Yudhistira mencurigai dia.

"Apa yang lo liat?"

"Kayaknya nggak cuma narkoba. Tunggu gue zoom dulu. ---- untuk kapal yang nggak gitu besar, menurut gue penumpangnya over. Mereka bawa penumpang melebihi kapasitas, Nyet."

"Oke. Komandan gue udah kasih kode. Lo diem disitu. Jan banyak bacot. Nyawa gue ini taruhannya."

"Informasi untuk seluruh tim gabungan, melalui hasil pencitraan drone yang barusaja saya terbangkan, target terkonfirmasi membawa senjata api. Saya ulang, target terkonfirmasi membawa senjata api. Waspada bila terjadi kontak senjata. "

"Siap. Terimakasih atas informasinya, Petir. Tim gabungan bersiap pada posisi. Kita maju sekarang!"

Tim SET bersama dengan tim Bareskrim Polri menempatkan pada posisi mereka masing-masing dengan senjata yang menghadap kedepan, siap untuk menyerang jika terjadi kontak senjata. Mereka bersembunyi dibalik container-kontainer yang tertata rapi di sekitar lokasi.

"Sasaran sedang melakukan bongkar muat. Tahan agar tidak terjadi kontak senjata. Saya akan menyergap dan memperingatkan mereka. Pada hitungan ketiga bersiap kejutkan target.

Satu

Dua

Tiga

"JANGAN BERGERAK! KALIAN SUDAH DIKEPUNG! BERHENTI DITEMPAT DAN ANGKAT TANGAN KEATAS!" perintah Julius seraya menodongkan pistol kea rah para penyelundup itu. Kelima orang yang berada diatas Kapal tersebut berjengit kaget saat mendapat serangan dari petugas. Salah satu dari mereka hendak meraih senjata tajam dan nyaris melemparkan senjata tajam itu kea rah petugas jika saja Julius tidak mengeluarkan tembakan peringatan.

Dor!

Satu tembakan dilesatkan bebas ke udara, memberikan keterkejutan tersendiri bagi beberapa orang yang sedang berada di atas kapal.

Salah seorang petugas menyilangkan tangannya menandakan jika petugas tidak akan menembak jika para penyelundup itu kooperatif.

"Biarkan kami memeriksa muatan kalian!" ucap Julius seraya menyilangkan kedua tangannya diatas kepala.

"Kami tidak membawa apa apa. Hanya ikan," jawab salah seorang dari mereka.

"Biarkan kami periksa. Kami hanya ingin memastikan jika muatan anda aman," lanjut Julius. Upaya negosiasi rupanya tidak membawa mereka dengan mudah untuk mengikuti permintaan aparat.

"Kapal MVL 500 kami ingin memeriksa muatan kapal anda!" ulang Julius ketika tidak mendapatkan ijin dari awak kapal MVL 500 tersebut. Awak kapal tersebut tidak kunjung menuruti permintaan Julius, hingga salah satu dari mereka bergerak gesit mengambil senjata yang ada pada ikat pinggang mereka dan menembakkannya ke arah aparat yang bertugas.

Dor!

"Kontak! Kontak!"

Dor!

Penyelundup itu terus saja memberikan perlawanan dengan membalas tembakan dari aparat. Nanggala merangsek maju dengan berjalan mengendap endap dan terus menodongkan senjatanya ke arah depan. Ia melihat celah dari bagian samping kapal yang tidak mendapat perhatian dari kelima penyelundup itu. Mereka fokus memberikan perlawanan pada aparat yang ada dihadapan mereka.

"Gala!" teriak Kevin salah seorang anggota SET rekan kerja Nanggala yang melihat kenekatan rekan kerja yang selalu mendapat peringkat terbaik dalam setiap latihan SET bersama dengan KOPASUS TNI Angkatan Darat. Nanggala kini telah berada diatas kapal dan menodongkan senjatanya ke arah para penyelundup itu.

"Berhenti menyerang! Kalian sudah dikepung! Saya ulangi! Berhenti menyerang! Kalian sudah di kepung!"

"Buang senjata kalian dan letakkan tangan diatas kepala!" perintah Nanggala. Netral cowok itu kian menajam menatap ke arah penyelundup yang masih enggan menyerah itu.

Dor!

Nanggala menembakkan pelurunya tepat di samping kaki penyelundup itu dan membuat mereka bergidik ngeri.

"LETAKKAN SENJATA KALIAN! BUDEG APA GIMANA SIH?!" kesal Nanggala. Penyelundup itu kemudian membuang senjata mereka. Nanggala masih menodongkan senjatanya ke arah lima orang tersangka penyelundupan narkoba. Akhirnya kelima penyelundup itu menyerah dan membuang senjata mereka ke sembarang arah dan meletakkan kedua tangan mereka diatas kepala masing-masing.

"Body check! " ucap Julius kemudian saat tim gabungan sudah berada diatas kapal. Nanggala menatap tajam dan meminta rekan lainnya melakukan pemeriksaan terhadap tubuh dari kelima orang penyelundup tersebut. Nanggala menatap Julius memberikan kode untuk diijinkan memeriksa muatan kapal yang dicurigai adalah narkoba. Julius mengangguk. Nanggala menepuk bahu Kevin dan memeriksa muatan kapal tersebut.

"Ikan, Bro," ucap Kevin saat membuka sebuah coolbox berukuran besar dengan isi penuh dengan ikan tuna ukuran sedang yang terbenam di dalam es batu. Nanggala menatap dan meraih ikan tersebut. Cowok itu kemudian meletakkan ikan tersebut diatas tutup coolbox lalu membelah perut ikan tersebut. Manik mata Nanggala mengernyitkan saat melihat sesuatu yang tidak lazim keluar dari perut ikan itu.

"Woy, kokain, Bro," ucap Nanggala saat menatap butiran putih yang segera tercecer dan keluar dari perut ikan tersebut. Kevin nampak membulatkan manik matanya dan kembali melakukan pemeriksaan terhadap seluruh kotak berwarna putih di dalam kapal tersebut.

"Ada sekitar 100 box ikan," ucap Kevin. Kevin lalu berjalan ke arah ruangan bagian bawah kapal dan mengeluarkan beberapa remaja perempuan dan beberapa anak kecil dari dalam ruangan di dalam kapal. "Ada mayat,Bro," teriak Kevin kemudian. Nanggala berlari menuju tempat dimana mayat tiga orang remaja itu berada dengan luka sayatan besar di beberapa bagian tubuh mereka.

"Luka baru," ucap Nanggala saat menyentuh bagian luka sayat yang masih belum mengering sempurna. Cowok itu lalu menatap kesegala arah dan perhatiannya tertuju pada sebuah kotak besar yang mirip seperti almari pendingin. Nanggala menggedikkan bahunya dan meminta Kevin untuk memeriksa kotak tersebut.

Kevin menoleh ke arah sebuah box yang lebih seperti peti pendingin. Kevin mendekat dan membuka peti tersebut. Tiba-tiba Kevin berlari, membuka penutup wajahnya dan memuntahkan semua isi perutnya diatas air laut. Nanggala menatap heran lalu mencoba melihat isi peti pendingin tersebut. Netra Nanggala menajam saat melihat kedalam peti. Organ manusia?

avataravatar
Next chapter