webnovel

3 – Misterius 

"Apa yang terjadi padamu?" tanya Silla ketika Jeanna turun dari ruang tempat ia bicara dengan Rain dan ibunya tadi, Melissa. Jeanna tak menjawab dan meletakkan tas berisi uang di depan Silla, tapi Silla kembali bertanya,

"Apa mereka … melakukan sesuatu padamu?"

Jeanna merapatkan jas kebesaran yang ia kenakan di depan tubuhnya dengan tak nyaman, lalu menggeleng.

"Lalu, kenapa kau …?"

"Dia hanya mengecek kalau-kalau aku menyembunyikan penyadap di balik pakaianku," terang Jeanna.

Silla menghela napas lega. "Tapi, pria yang keluar dari sana tadi sangat tampan. Kenapa tidak kau goda saja dia? Kau bisa mendapatkan seluruh hartanya jika bisa mendapatkan hati pria itu."

Jeanna mengernyit, tak terlalu suka gagasan itu. Jeanna melakukan ini agar tak lagi dimanfaatkan keluarga ayah tirinya. Ia tidak akan melakukan hal yang sama pada orang lain. Ia tidak akan menjadi seperti keluarga ayah tirinya itu.

"Tapi, siapa mereka sebenarnya?" tanya Jeanna pada Silla.

Silla mengangkat alis. "Mereka tidak memperkenalkan diri padamu?"

"Aku hanya tahu nama mereka," ucap Jeanna.

Silla manggut-manggut. "Tapi, kau belum menandatangani perjanjian apa pun, kan?"

Jeanna menggeleng. "Belum. Kami hanya bicara di dalam tadi."

"Mungkin, ini tes pertamamu. Mereka ingin mengetes apa kau akan berusaha mencari tahu siapa mereka atau tetap menunggu." Silla menepuk pundak Jeanna. "Kau tetap harus waspada dan ingat siapa kau sekarang. Kau adalah Jeanna si Gadis Bodoh yang tak tahu apa-apa. Kau mengerti?"

Jeanna mengangguk. "Itu … terima kasih karena telah membantuku dengan dokumen-dokumenku," ucapnya.

Silla tersenyum kecil dan menepuk pundak Jeanna. "Memalsukan dokumen seperti ijazah seperti itu bukan hal sulit bagiku. Yang tersulit adalah jika sampai mereka mengetahui kebenarannya. Kau benar-benar harus berhati-hati. Kau mengerti?"

Jeanna mengangguk kuat. Tatapannya jatuh pada tas berisi uang di depannya. Jeanna harus melakukan pekerjaan ini dengan baik. Dengan begitu, ia bisa terbebas dari ayah tirinya dan segera mencari adiknya.

***

Rain membaca berkas yang didapatkannya dari klub malam itu dan membandingkannya dengan berkas yang didapatnya dari orangnya sendiri. Berbeda.

Di berkas yang didapatkannya dari klub tentang gadis itu, dia hanyalah lulusan SMA dengan nilai pas-pasan. Namun, di berkas yang diberikan orangnya, gadis itu punya nilai sekolah yang menakjubkan. Bahkan, namanya terdaftar sebagai mahasiswa penerima beasiswa prestasi di salah satu universitas.

Informasi tentang keluarganya sama. Dia punya ayah tiri, ibu, dan adik tiri yang sakit-sakitan. Rain bisa menebak apa yang dialami gadis itu. Dia membutuhkan uang untuk adiknya yang sakit-sakitan. Entah polos, entah bodoh. Kenapa dia mau melakukan itu untuk adik tirinya?

Rain tercenung, teringat adik tirinya sendiri. Carol. Rain mengembuskan napas, lalu merobek berkas informasi yang diberikan orangnya dan membuangnya ke tempat sampah di ruang kerjanya.

Rain membaca kembali berkas palsu tentang gadis itu. Benarkah hanya ini alasan gadis itu membutuhkan uang, hingga dia memalsukan dokumen seperti ini demi memenuhi syarat yang diberikan ibu Rain?

Namun, Rain sudah memastikan, ketika mereka bicara tadi, gadis itu tidak menyembunyikan penyadap. Meski begitu, Rain akan mencari tahu sendiri tentang gadis itu.

Jika gadis itu merencanakan hal lain selain uang, Rain akan langsung membunuhnya. Namun, Rain kemudian teringat sesuatu.

Gadis itu … tampak begitu panik ketika berpikir Rain tertarik pada tubuhnya. Dia lebih memilih menjual nyawanya daripada menjual tubuhnya. Rain menelengkan kepala, penasaran.

Apa-apaan gadis itu?

***

Next chapter