webnovel

Overdose

Tak tak tak!

Kleiner melangkah semakin dekat dengan ruang tidurnya. Ia berdiri di depan pintu seraya memegang gagang pintu ruang tidurnya dengan ragu.

"Apakah dia menangis?"

Kleiner mengurungkan niatnya untuk membuka pintu di depannya. Ia mendengar suara isak tangis dari dalam sana.

"Mengapa kau menangis, Cia? Siapa atau apa yang membuatmu meneteskan air mata?"

Terdengar samar-samar ocehan seorang wanita dari dalam, siapa lagi kalau bukan Vyschella Ciara Demougust.

"Kau tidak mengenalku dengan baik, tetapi kau memperlakukanku dengan sangat baik. Thank you, Kley!"

Deg deg deg!

"Apakah kau baru saja mengucapkan terima kasih padaku, Cia?"

Kleiner terus mendengarkan istrinya menangis seraya mengucapkan beberapa kalimat yang membuat hati pria itu tersentuh.

"Mengapa kau masih saja tidak mengingatku, Cia? Mengingat janji kita dua belas tahun yang lalu?"

Kleiner menyandarkan dirinya di pintu. Ia tak kuat lagi menahan rasa cinta juga rindu di hatinya yang semakin lama semakin membuatnya sesak.

Bruk!

Dengan masih bersandar pada pintu ruang tidurnya, Kleiner menjatuhkan dirinya di sana. Ia terduduk di lantai yang dingin dan hatinya terjatuh ke dalam perasaan yang teramat dalam sedalam keinginannya untuk memiliki Vyschella seutuhnya.

"Andai kau tahu siapa aku dan andai kau mengingatku, Cia! Kau pasti akan berlari ke pelukanku! Aku yakin itu!"

Kleiner membiarkan air mata turun begitu saja. Ia mengacak-acak rambutnya. Tatapan matanya kosong. Oscar melihat tuannya dari kejauhan. Ia menduga ada yang tidak beres pada hubungan keduanya. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa karena ia tidak akan mencampuri urusan yang bukan urusannya.

"Walaupun aku tahu, bahwa kau bukanlah suami asliku, tetapi aku akan tetap setia padamu, Kley! Mengapa? Karena kau yang sudah merenggut mahkota berhargaku dan saat bersama denganmu ... adalah hal paling membahagiakan bagiku! Apakah perasaan ku salah? Aku hanyalah peran pengganti Kakakku."

Suara tangisan Vyschella terdengar kembali. Kleiner merasa bahagia dan terharu.

"Ingatlah akan satu hal, Cia! Bahwa aku bukan suami dari saudara kembar mu itu! Kaulah satu-satunya pengantinku!"

Kleiner mengusap air matanya dan menatap ke depan dengan pandangan hampa.

"Thank you, Cia, kau telah membalas perasanku! Suatu saat nanti, aku akan menikahi mu secara layak! I keep my word to you, Vyschella Ciara Demougust!"

Kleiner bangkit dan membuka pintu ruang tidurnya dengan kasar.

Brak!

"Mengapa kau menangis, CiーCyra? Apakah gaun yang ku belikan masih kurang? Atau kau ingin membeli yang lain?"

Kleiner berjalan menghampiri istrinya yang terduduk di atas ranjang sambil mengusap air matanya. Pria itu meraih dagu Vyschella dan mendekatkan ke wajahnya.

"Aku tidak ingin melihat kau menangis untuk hal yang tidak penting! Mengerti?!"

Vyschella terkesiap dan sontak ia mengangguk.

"Bagus! Kalau begitu, buka bajumu dan layani aku!"

"Ah, aーapa? Aーaku ...."

"Jangan beralasan! Aku tahu masa datang bulanmu sudah berakhir!"

**

Matahari baru saja tenggelam dan pertempuran panas baru saja berakhir sejak tiga puluh menit yang lalu. Vyschella tertidur di pelukan Kleiner, sedangkan pria itu baru saja membuka matanya dan tersadar dari pengaruh alkohol. Kleiner mencari-cari ponselnya dan segera mengetik pesan singkat untuk Oscar.

Kleiner : Kau di mana?

Kleiner memijit keningnya karena sakit kepala yang begitu terasa.

"Cepatlah berikan aku keturunan agar aku tidak perlu berkelit lidah mencari alasan untuk menjawab pertanyaan pria tua yang cerewet itu, Cia!"

Kleiner memelankan suaranya berharap agar Vyschella tidak terganggu dengan ocehannya. Ia meraih ponselnya karena suara getaran yang dihasilkan ponselnya membuatnya terkejut.

Oscar : Anda sudah bangun, Tuan? Saya akan ke kamar Anda sekarang membawakan bubur dan obat penghilang mabuk.

Kleiner : Bawakan Nona makan malam juga!

Kleiner mengetik pesan balasan untuk asistennya dengan cepat lalu meletakkan ponselnya kembali ke tempat semula.

"Tidurlah sebentar lagi, Cia! Karena makan malam akan segera datang."

Setelah mengecup kening istrinya sebentar, Kleiner beranjak dari tempat tidurnya menuju wastafel. Ia mencuci wajahnya lalu menunggu sang asisten datang.

**

Suasana makan malam di mansion utama keluarga Stonevrustarios sangat hening. Tidak ada seorang pun yang berbicara sepatah katapun.

"Apakah pasangan pengantin baru tidak makan malam di sini?"

Ackerley membuka suara. Ia merasa kesepian akhir-akhir ini. Itu sebabnya, ia meminta Kleiner dan Vyschella segera memberinya cicit.

Bukannya menjawab, Daisy dan Alexa saling menatap satu sama lain. Dengan penuh kecurigaan, Ackerley pun bertanya pada keduanya.

"Ada apa? Apakah kalian mengetahui sesuatu tentang mereka?"

"Uhuk ... uhuk ...."

Alexa tersedak saat selesai mendengarkan pertanyaan dari Ackerley.

Ingin rasanya aku mengadu kepada pria cerewet ini, tetapi faktanya, Beliau selalu membela Cucu menantu kesayangannya itu! Benar-benar sulit dipengaruhi! seru Alexa dalam hati dengan geram sambil menatap makanannya.

"Apakah kau tahu, Bay? Aku dan Alexa baru saja dipermalukan oleh Cucu menantu kesayanganmu itu!"

Daisy meletakkan alat makannya dengan gusar. Ia menatap sang suami dengan harapan akan mendapatkan dukungan.

"Ada apa? Cucu menantuku tidak mungkin membuat masalah tanpa ada sebab!"

Sial! Nenek Daisy belum berkata apa-apa, tetapi pria tua itu sudah membela wanita rendahan dari keluarga miskin Demougust! Alexa berseru di dalam hati seraya mengaduk-aduk sup krim di hadapannya.

"Lihatlah Alexa, Sayang! Dia bahkan mengaduk buburnya! Hal yang tidak pernah dilakukannya seumur hidup."

Sesuai dengan rencana, baik Daisy maupun Alexa setuju untuk menarik simpati dari Ackerley. Mereka memainkan peran sedemikian rupa agar Vyschella kehilangan kepercayaan dari tuan besar keluarga Stonevrustarios.

"Alexa, ada apa?"

Ackerley menegur Alexa yang terlihat lesu dan tidak memiliki nafsu makan sama sekali. Bukan hanya sang tuan besar yang penasaran dengan tingkah laku Alexa, Lorainne dan Ansell pun juga sama.

"Hari Natal sebentar lagi, bukan?"

Daisy tidak menutup mulutnya juga. Ia terus mengatakan hal yang bukan-bukan tentang Vyschella.

"Ada apa dengan hari Natal?"

Ackerley pun semakin penasaran dibuatnya. Ia mencoba untuk tetap tenang sambil menikmati makan malamnya.

"Kleiner memberikan banyak hadiah kepada wanita rendahan itu!"

"Uhuk ... uhuk ...."

Lorainne terkejut hingga tersedak. Ia buru-buru mengambil segelas air di depannya.

"Makanlah pelan-pelan, Lora!"

Ansell mengusap pelan punggung sang istri. Ia tidak ingin istrinya terpengaruh oleh ucapan yang dilontarkan oleh kedua wanita berkepala ular di keluarga Stonevrustarios.

Lorainne tersenyum manis. Ia menganggukkan kepalanya.

"Terima kasih, Ansell."

Ackerley meletakkan alat makannya. Setelah meminum air mineral, ia pun membersihkan mulutnya dengan napkin putih.

"Linn, apakah ada yang salah dengan semua itu?"

Ackerley menatap istrinya dengan aneh. Apakah aku telah salah memilih wanita serakah ini untuk dijadikan Nyonya keluarga Stonevrustarios? Dia berubah menjadi sosok wanita yang tidak kukenal! batin Ackerley.

"Apakah salah, jika seorang suami memberikan hadiah kepada sang istri?"

"Tapi, Sayang, ini tidak seperti yang kau pikirkan! Hadiah-hadiah itu sangat banyak, mewah dan tentunya sangat mahal!"

Brak!

Ackerley menggebrak meja. Sorot matanya menakutkan bagi siapa saja yang memandangnya. Semua pasang mata yang berada di ruang makan keluarga Stonevrustarios pun terkejut dan menundukkan pandangan mereka.

Halo halo, Sahabat Zoya!

Zoya's here!

Please welcome to my 1st novel on Webnovel! I hope you guys enjoy my novel!

Happy Reading Happy Readers

Thank you!

Zoya_Dmitrovkacreators' thoughts
Next chapter