27 Bab 27

Hei Yo... Apa kabar semuanya guys... pada kangen kagak nih sama cerita ini?

OK SEBELUM MASUK KE CERITA, AKU MAU KASIH PENGUMUMAN KE KALIAN. JADI RENCANANYA TGL 28 JANUARY 2021 INI BAKALAN AKU KUNCI BAB DARI BAB 31. ADA YG KOMENT JANGAN DI KUNCI KAK... YA... GIMANA YA GUYS... AKU NULIS DI PLATFORM INI TUH YA KARENA NYARI TAMBAHAN UANG. UDAH SEKITAR 3 TAHUN AKU NULIS ITU ENGGAK PERNAH KE PLATFORM BERBAYAR, BAHKAN PLATFORM INI AKU UDAH TAHU DARI JAMAN KAPAN DAN BARU INI AKU GABUNG.

SO... AKU MAU KASIH PILIHAN KE KALIAN. NOVEL INI UNTUK SEMENTARA ENGGAK AKAN AKU KUNCI SAMPAI DI BAB 60 KE ATAS. KALAU KALIAN MAU BAB 61 KE ATAS BARU AKU KUNCI BANTU AKU DENGAN KIRIM HADIAN KE AKU MINIMAL 50 ORANG. DIKIT LOH 50 ORANG SOALNYA KAN, COLLECTION BUKU INI UDAH ADA HAMPIR 600 COLLECTION. SO... KALAU KALIAN BELUM MAU INI DI KUNCI AKU TUNGGU HADIAH KALIAN SAMPAI TANGGAL 27 JANUARY 2021 PUKUL 17.00.

MAAF YA KALAU AKU EGOIS, TAPI MEMANG AKU NULIS DI SINI BUKAN UNTUK NGASIH GRATISAN. KALAU MAU YG GRATIS, KALIAN BISA BACA NOVELKU DI PLATFORM LAIN KOK. TINGGAL KALIAN CEK DI BIO IG KU CHI_HYO_KI95. DISANA ADA PLATFORM LAIN YANG KALAU KALIAN BACA ITU GRATIS-TIS. DI SANA JUGA UDAH BANYAK CERITA KU YG UDAH TAMAT DAN JALAN CERITANYA LEBIH PENDEK. HEHEHE...

HAPPY READING...

PLISS... DIBACA GUYS INFO DI ATAS.

Elang saat ini sedang duduk di sofa sambil melipat kedua tangannya. Ia menolehkan kepalanya menatap pria bertubuh tinggi yang sedang duduk di sebelah. Tatapan tidak suka ia tunjukan pada orang di sebelahnya ini. Sedangkan orang yang di tatap sedang memandang ke arah tempat tidur Aldebaran dengan senyuman mengembangnya.

"Apa perlu sepagi ini datang berkunjung ke rumah sakit?" tanya Elang dengan nada dinginnya pada pria yang duduk di sebelahnya.

Pria itu menoleh ke arah Elang seraya tersenyum. "Angel menangis dan memaksaku datang kemari, aku tidak mungkin melarangnya."

"Tapi kan, anda bisa memberi pengertian pada putri anda untuk datang siang. Kenapa harus sepagi ini?" tanya Elang tidak suka.

"Maaf kalau ini membuat anda tidak nyaman, hanya saja saya tidak bisa menolak keinginan putri saya."

"Wah... apa anda tidak takut?" tanya Elang menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Takut? Takut pada apa?" tanya pria itu mengernyitkan dahinya karena ia bingung dengan pertanyaan Elang.

"Tidak takut jika anak anda manja dan ketika besar ia bisa melawan anda?" tanya Elang pada Kaivan -- papa Angel yang mengernyitkan dahinya.

Dia tidak habis pikir dengan cara berpikir Elang. Kenapa Elang bisa berpikir jika anak yang di manja bisa menjadi anak pembangkang? Karena sifat pembangkang seorang anak bukan karena ia yang sering di manja. Tapi bagaimana cara orang tua mendidiknya.

Anak memang di manja, tetapi jika sesuatu hal itu baik. Jika hal itu buruk maka sebagai orang tua kita pun harus memberi ketegasan. Bagi Kaivan memanjakan Angel adalah suatu keharusan, karena hanya itu yang bisa ia lakukan untuk menggantikan kasih sayang almarhum istrinya. Walau sebenarnya itu salah. Namun, tidak semua keinginan Angel akan dia turuti. Jika itu hal yang salah, ia pun tidak akan menuruti apa mau putrinya. Lagi pula menjenguk orang sakit apa salahnya, selain itu ini sudah pukul 7 pagi lewat, jadi tidak masalah bukan jika dirinya datang bersama putrinya?

"Saya memang memanjakan putri saya, tapi saya juga tahu mana hal yang memang harus di turuti mana yang tidak harus di turuti. Lagi pula, menjenguk orang sakit apakah itu suatu kesalahan? Jam segini juga pihak rumah sakit sudah mengizinkan untuk berkunjung," jawab Kaivan menatap serius Elang.

"Memang rumah sakit sudah mengizinkan orang untuk menjenguk. Namun, apa harus sepagi ini juga? Jam segini bisa jadi keluarganya harus sarapan dulu atau mungkin membersihkan badan dulu. Orang yang sakit pun mungkin masih ada yang tidur," ucap Elang tidak mau kalah. Elang ya Elang, mana ada dalam kamusnya untuk mengalah, hanya dengan seorang wanita ia akan mengalah.

Entah kenapa Elang tidak menyukai kehadiran Kaivan sama sekali. Mungkin karena hari ini ia ingin menginterogasi putranya sebelum si Nenek datang dan ia tidak tahu alasan kenapa putranya ingin tinggal di panti.

Padahal seingatnya, ketika Aldebaran bangun dan mencari mamanya ia berkata tidak masalah jika mamanya menikah asalkan mamanya tidak meninggalkannya. Lantas, apa yang membuat Aldebaran berubah pikiran dengan ingin tinggal di panti.

"Baiklah, lain kali saya akan mengantarkan putri saya siang hari," ucap Kaivan membuat Elang mengalihkan pandangannya dan mendengkus kesal.

Lain dengan apa yang terjadi pada papa mereka, Angel dan Aldebaran saat ini sedang adem ayem saja. Angel menyuapi buah anggur yang tadi ia bawa sebagai bingkisan. "Kakak ganteng, kakak kapan sembuh, sih? Memangnya enggak capek di rumah sakit aja?" tanya Angel seraya menyuapi Aldebaran buah anggur.

"Capek sih, dek cuma dari dokternya belum di izinin pulang. Jadi kakak enggak bisa pulang. Oh, iya, memangnya Angel enggak sekolah?" tanya Aldebaran seraya tersenyum lembut menatap Angel.

Anggel menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Aldebaran. "Angel mau temenin kakak ganteng hari ini," jawabnya seraya tersenyum menampilakan deretan giginya yang jarang-jarang.

"Angel harus sekolah dong, kalau enggak sekolah nanti jadi bodoh, loh. Memangnya Angel mau jadi orang bodoh?" tanya Aldebaran seraya tersenyum sambil mengusap puncak kepala Angel.

"Angel udah pinter, mama selalu ngajarin Angel. Jadi, walau Angel hari ini enggak sekolah enggak apa-apa," jawab Angel seraya tersenyum.

Angel dan Aldebaran sudah saling mengenal karena beberapa kali almarhum Arella berkunjung ke panti di mana Aldebaran menghabiskan waktu sepulang sekolah di panti karena terkadang ia malas di rumah sendirian. Lagi pula Mamanya juga tidak mempermasalahkan jika harus menjemputnya terlebih dahulu baru pulang ke rumah.

Angel yang awalnya hanya diam saja di dekat ibunya tertarik dengan Aldebaran yang sedang mengajari adik-adiknya di panti, Arella pun mengizinkan putrinya untuk bergabung dengan Aldebaran yang tentu saja di temani oleh pembantu rumah tangganya.

Aldebaran memang terkenal ramah di panti asuhan itu pada adik-adik di panti. Wajah dingin dan terlihat tidak bersahabat itu hanya ia tunjukan ketika dia berada di sekolah. Alasannya sih, simple kenapa Aldebaran menampilkan raut wajah dinginnya. Semua karena ia malas berhubungan dengan teman-teman sekolahnya yang sering menggunjingnya karena ia anak yatim bahkan ada yang mengatakan jika dirinya anak haram.

Padahal wajah tampan Aldebaran itu cukup membuat para kaum hawa di sekolahnya menatap penuh kagum pada Aldebaran. Namun, Aldebaran tidak peduli sama sekali. Ia hanya orang yang butuh ketenangan untuk menggapai impiannya. Ya, impian dimana ia akan membahagiakan mamanya. Fokus Aldebaran hanyalah mamanya, tidak ada hal yang lainnya.

Dari beberapa kali itulah, Angel akhirnya bisa dengan mudah berkomunikasi dengan Aldebaran. Aldebaran padahal sudah sering menyebutkan namanya. Jika Angel tidak menyebutkan nama Aldebaran, ia bisa memanggil dengan panggilan Kak El. Namun, Angel lebih menyukai panggil Kakak ganteng yang sering almarhum Arella ucapkan ketika bertemua dengan Aldebaran. Arella berkata, "Kamu sangat tampan, jika menjadi model remaja pasti kamu akan sangat terkenal." Dari perkataan Arella itulah, Arella selalu memanggilnya ganteng atau tampan dan Angel menggunakan panggilan itu untuk Aldebaran.

Pintu ruangan terbuka membuat semua orang yang ada di dalam kamar itu menolehkan kepalanya menatap ke arah pintu masuk. "Assalamualaikum," ucapa Hanum – Nenek Elang seraya membuka pintu ruang rawat Aldebaran.

Semua orang di ruangan itu pun menjawan salam Arifka. "Eh, ada tamu," ucap Hanum saat sadar jika di ruangan Aldebaran sedang ada tamu. Elng yang melihat kehadiran Neneknya hanya bisa menghembuskan napasnya dengan berat. Susah sekali rasanya berbicara berdua dengan putranya.

TBC….

Wkwkwkw… Elang makin enggak bisa bicara berdua dengan Aldebaran guys…

Btw… Elang cemburu kah sama Kaivan yang datang menjenguk Aldebaran? Padahal kan, yang minta Angel. Wehehehe…

Angel sama Al cocok enggak nih guys.. kalau di jadiin pasangan? Wkwkwkw…

avataravatar
Next chapter