Semenjak taruhan itu mereka tak pernah saling sapa
Mereka tenggelam pada aktivitas masing masing
Hingga suatu hari mereka di beri tugas oleh guru pembimbing untuk belajar bersama guna mempersiapkan diri untuk menghadapi lomba olimpiade matematika
Awalnya mereka menolak tetapi akhirnya mereka setuju karena sudah merupakan keputusan sekolah yang tak bisa di ganggu gugat oleh siapapun
Setelah sang guru meninggalkan kelas Rere pun bersiap siap untuk pulang karena pertemuannya di adakan setelah jam pembelajaran selesai
Tanpa menatap dan mengatakan sepatah katapun Rere meninggalkan Diki begitu saja
Karena merasa tak di hargai oleh Rere, Diki pun berlari menyusul Rere yang telah terlebih dahulu meninggalkannya.
Diki merupakan tipe cowok yang memiliki gengsi yang tinggi.
Pantang baginya untuk di tinggalkan oleh seorang cewek apalagi yang meninggalkannya adalah seorang adek kelas
"eh lu punya mulut nggak sih. Permisi kek kalo mau ninggal. Bukan asal ninggalin gitu aja dong," protes Diki setelah berhasil menghadang Rere
" emang lu bapak gua jadi gua harus pamit sama lu. Ya kali aku punya bapak kayak lu
Ogah banget. Dah sana minggir gua mau lewat," bantah Rere
" Bisa gak sih kalo ngomong sama gua sopanan dikit. Gua ini kakak kelas lu," kata Diki tak terima dengan perkataan Rere
" yang bikin gua ngomong gak sopan itu lu sendiri. Ingat waktu gua nabrak lu. Gua udah ngomong baik baik sama lu tapi apa tanggapan lu, lu malah nyolot
ya jelas gua gak terima lah. Gua udah minta maaf tapi malah di omel omelin. Makanya kalo punya mulut tuh di atur jangan asal ngomong. Sakit kan di ketusin sama orang," Kata Rere
" lu ya, aaarrrrggghhhh" Kata Diki hendak menghujamkan bogem mentah ke Rere namun di batalkan mengingat Rere merupakan seorang cewek
" Kenapa nggak jadi? Ayo pukul, bukannya kamu mau mukul aku," tantang Rere
" Kalo bukan karena lu cewek udah gua bogem lu," kata Diki menahan emosi
" hemmm," balas Rere cuek sambil berjalan meninggalkan Diki
Kali ini Diki membiarkan Rere pergi sambil merenungi perkataan Rere
Apakah selama ini perkataannya keterlaluan?
Sehingga membuat Rere begitu membencinya?
" issh apaan sih malah mikirin tuh bocil. Amit amit sampe gua suka sama tuh bocil. Tapi di lihat lihat cantik juga sih. akh sudahlah malas memikirkan sesuatu yang gak ada kepastian," gumam Diki seraya meninggalkan tempat pertengkaran ia dan Rere
Hari demi hari berlalu seperti biasa
Hingga saat ini baik Diki maupun Rere tak pernah saling sapa jika bertemu
Hanya saja Diki selalu mencuri pandang ke Rere
Mungkin benih cinta mulai menghinggapi hati Diki
Rere pun masih cuek dan menganggap Diki tidak pernah ada
Hingga hari perlombaan itu tiba
Rere lagi lagi harus berlari menuju bus yang akan mengantar mereka ke tempat perlombaan dikarenakan ia bangun kesiangan
" soal kenapa sih lagi lagi bangun kesiangan. Duh bego bego bego ," gumam Rere menahan kesal dan menyalahkan dirinya yang bangun kesiangan
15 menit kemudian ia sampai di depan bus dan bergegas memasuki bus
Ia memilih kursi di bagian tengah yang ternyata duduk di samping Diki
Dengan perasaan sedikit dongkol Rere pun duduk dan meletakkan tasnya di bagian bagasi bus
" kenapa lagi lu? bangun kesiangan lagi," ledek Diki tanpa melirik Rere
" diam lu, gua lagi be te tau. gak usah cari masalah deh lu sama gua," balas Rere sambil menyandarkan punggungnya ke kursi penumpang
" dasar kebo makanya kalo tidur jangan kemalaman, telat kan jadinya," kata Diki sambil terkekeh
" bodi Amat," jawab Rere malas
Entah di sengaja atau tidak tiba tiba bus berhenti mendadak hingga membuat tubuh mereka terhentak ke depan
" lu gak papa Re," tanya Diki menanyakan kondisi Rere
" gua gak papa. eits tunggu ke sambet apa lu tiba tiba peduli sama gua jangan jangan lu mulai naksir ya sama gua ," kata Rere menggoda Diki
" ih apaan sih lu biasa aja kali gak usah ke ge er an lu," kata Diki salting
" cie cie yang mulai suka sama gua," ledek Rere
" najis " kata Diki
" jangan gitu lu. kalo beneran suka gua baru tau rasa lu ," kata Rere
Setelah puas meledek Diki Rere pun berdiri hendak mengambil camilan yang berada di dalam tas ranselnya
Dengan sengaja seorang teman Diki mendorong tubuh Rere sehingga membuat Rere jatuh di atas tubuh Diki
Bukan hanya tubuh mereka yang saling tindih namun bibir mereka pun saling menempel satu sama lain
Entah karena Dejavu atau emang mereka mulai saling suka Diki pun melumat bibir Rere
Rere pun mematung sesaat ketika bibirnya di lumat oleh Diki
Seperti terhipnotis Rere pun memejamkan matanya menikmati lumatan bibir Diki
Diki pun semakin dalam mencium bibir Rere dan tangannya memeluk pinggang Rere
Rere pun tersadar ketika bibirnya di gigit oleh Diki dan dengan spontan melepas Pagutan Diki.
" ih apaan sih lu cari kesempatan ya lu," kata Rere sambil menahan malu
" alah lu juga menikmati kok," ledek Diki
" tauk ah ," kata Rere sambil duduk di samping Diki
Rere memalingkan muka melihat pemandangan di luar jendela bus
Tanpa sadar Rere memegang bibir nya yang barusan di cium oleh Diki sambil tersenyum
" apa gua udah mulai suka sama Diki ya tapi akhirnya sudahlah fokus aja sama lomba nanti," gumam Rere dalam hati
1 jam kemudian mereka sampai di tempat lomba. Merekapun bergegas turun dari bus dan berjalan menuju ruang acara lomba berlangsung
perlombaan berjalan lancar dan pada sore hari tiba saatnya pengumuman pemenang
Dalam hati Rere berdoa semoga menjadi pemenang di perlombaan kali ini
Host pun mengumumkan. bahwa pasangan Rere dan Diki keluar sebagai pemenang di perlombaan ini
Mendengar namanya di sebut sebagai pemenang Rere pun melompat senang dan memeluk tubuh Diki
Diki pun hanya ikut memeluk tubuh Rere dan mereka berjingkrak senang
Riuh tepuk tangan mengiringi langkah mereka ke podium untuk menerima piala dan hadiah
Dengan senyum yang manis Rere dan Diki menerima hadiah dan turun dari podium
Tanpa sadar sepanjang perjalanan menuju bus tangan mereka saling bergandengan dan saling senyum
" cie cie pacaran niye," sorak Rudi dan Toni kawan mereka
Mereka pun tersadar dan melepas gandengan mereka
" kenapa di lepas cocok tau kalian berdua ," ledek Rudi
" Apaan sih lu," sanggah Diki salting
" ngaku aja kali gak papa gak ada yang ngelarang juga," tambah Toni
Karena salting Rere pun berjalan cepat meninggalkan Diki,Toni dan Rudi
" tuh pacar lu pergi kejar sana?" kata Rudi
" siapa juga pacaran sama dia," bantah Diki
" Halah nggak mau ngaku jelas jelas tadi gandengan tangan," kata Toni
" bodi amat mau percaya atau nggak," kata Diki dan berjalan meninggalkan dua sahabatnya
" dasar Diki nggak mau ngaku. Jelas jelas suka sama Rere," kata Rudi
" namanya juga Diki men," imbuh Anton