1 Bab 1

Ketika pernikahan tak sesuai dengan ekspektasi maka penyesalan yang akan di rasakan

Seperti yang dialami oleh Rere seorang gadis berumur 20 tahun yang memutuskan untuk menikah di usia yang terbilang masih dini

Ia menikahi kekasihnya bernama Diki yang berusia 23 tahun

Ia berani mengambil keputusan untuk menikah dikarenakan ia takut kehilangan Diki

Bagi dirinya Diki adalah segalanya baginya

Ia rela membuang cita citanya menjadi designer terkenal

Awalnya kedua orang tuanya menolak keinginan putri satu satunya untuk menikah

Tapi melihat keseriusan dan tekan Rere untuk menikahi Diki akhirnya dengan berat hati merestui pernikahan mereka

Awalnya Rere merasa bahagia karena telah berhasil menikah dengan Diki

Namun ia belum menyadari bahwa ujian hidup baru akan di mulai

Banyak rintangan dan ujian yang harus mereka hadapi berdua mulai dari ekonomi,kesetiaan hingga orang tua

Bahwa untuk melewati semuanya tak hanya membutuhkan cinta namun di butuhkan juga kesetiaan dan juga materi

Awalnya mereka berkenalan ketika mereka sama sama masuk di sekolah SMK ternama di Jakarta

Waktu itu Rere merupakan siswa pindahan dari Bandung

Ketika pertama kali masuk tanpa sengaja Rere menabrak seorang cowok ketus

Dia adalah Diki yang waktu itu menjabat sebagai Ketua OSIS sekaligus kakak kelas Rere

Sambil menundukkan kepala Rere mengucapkan permintaan maaf kepada cowok yang ia tabrak

"maaf kak saya nggak sengaja soalnya terburu buru mau ke toilet kak," kata Rere meminta maaf

" maaf maaf makanya kalau jalan itu pake mata," kata cowok itu

" maaf kak tadi aku nggak jalan tapi lari kak soalnya keburu kebelet kak," kata Rere sambil berusaha menahan hasrat buang air ke kamar mandi

"ni anak di nasehatin malah ngejawab berani kamu sama gua," kata Diki sambil bersedekap tangan

"bukannya ngelawan kak tapi udah gak tahan kak. Maaf kak aku duluan ya udah gak bisa di tahan," kata Rere berlari meninggalkan Diki

"hei gua belum selesai ngomong. woyyyy," teriak Diki

Setelah selesai menuntaskan hasrat alaminya Rere berkaca sebentar sambil merapikan rambutnya.

Betapa kagetnya Rere ketika melihat Diki telah menunggunya tepat di depan pintu toilet cewek

"ngapain kakak disini? Mau ngintipin gua ya?" tanya Rere

"enak aja ngintipin elu, emang siapa lu?" tanya Diki

"Kalau gak ngintipin trus ngapain lu disini? Jadi penunggu toilet cewek?" sarkas Rere

Diki tak menjawab dan berjalan mendekati Rere

"mau ngapain lu? jangan macam macam sama gua kalo macam macam gua teriak nih," ancam Rere sambil berjalan mundur

Rere terus berjalan mundur hingga tubuhnya menempel ke tembok

Semakin lama wajah Diki semakin dekat

Karena ketakutan Rere pun memejamkan mata

Diki pun tersenyum dan berbisik tepat di telinga Rere

"Hey bocil kalo ada orang ngomong jangan asal ninggalin aja. Nggak sopan tau," kata Diki

Mendengar perkataan Diki secara spontan membelalakkan mata dan untuk beberapa detik mata mereka saling memandang

"ngapain lu liatin gua?naksir lu sama gua? jangan harap ya lu jadi pacar gua karena selera gua gak kayak lu," Kata Diki

" siapa juga yang naksir lu, jangan ge er deh jadi orang. Lagian aku ogah punya pacar kayak lu," kata Rere tak mau kalah

" Awas aja sampe lu naksir gua? Dasar bocil," ancam Diki

" bukan gua yang naksir lu tapi lu yang naksir gua ," kata Rere menantang Diki

" kita buktikan saja siapa yang bakalan naksir duluan gua atau lu duluan," tantang Rere

" okey siapa takut," kata Diki menerima tantangan Rere

" okey deal?" kata Rere mengulurkan tangan

"deal" jawab Diki berjabat tangan dengan Rere

merekapun mengakhiri percakapan dan kembali ke kelas masing masing

avataravatar
Next chapter