1 Singa Tertidur

Ini adalah Pulau Dewata.

Sudah satu tahun aku tinggal dan beradaptasi disini.

Awalnya sulit sekali menyesuaikan diri tanpa menggunakan "Kelebihan" milikku.

Tapi Akhirnya aku sanggup mengendalikan diri perlahan-lahan.

Pantai Karita.

Aku sudah bilang kepada pimpinan Asrama bahwa kelemahanku adalah "Kerumunan".

Namun ia masih berkeras mengajak kami, para pelajar Asrama Seni dan Budaya untuk 'Refreshing', Liburan sesekali untuk menenangkan pikiran.

Bukan berarti Kak Jeffry tak pernah mengajakku. Justru karena sering sekali mereka semua liburan tanpaku, kini mereka memiliki alasan untuk memaksaku.

Sial! Benar saja!

Kami sampai di Pantai, dan kondisi terburuk bagi "Kelebihanku" terjadi!

Banyak Turis yang berpakaian sangat terbuka, menunjukkan lekuk tubuh dan sensualitas mereka.

Aku pasti tak bisa mengendalikan diri dan 'Melepas Kelebihanku' tanpa kontrol yang kuat!

Darah dalam Nadi mengalir deras diseluruh tubuhku. Puncaknya, melihat tubuh-tubuh terbuka itu darah berkumpul didaerah dengan "Kekuatan" yang tertinggi!

Kak Jeffry tiba-tiba memperpendek jarak diantara kami saat 'Penis'-ku mulai mengeras.

"Kamu pake celana longgar, tapi 'Tonjolan'-mu kelihatan mencolok sekali, Vigro!"

Kak Jeffry berbisik kepadaku, tangan kirinya menjentikkan jarinya kearah penisku dan membuatku refleks mundur karena terkejut : "Ugh!!!"

Namaku Vigro Luciferano.

Jangan tanya latar belakangku karena saat ini aku sedang menguburnya dalam-dalam!

Kak Jeffry merangkulku dan menggiring langkahku untuk mengikutinya. Aku sadar pandangannya sesekali melihat kearah tonjolan didalam celanaku.

Dan...

Oke, Harus kuakui saat seperti ini "Kelebihan"-ku lepas kontrol.

Semua pikiran dan perasaan Kak Jeffry terlihat jelas didalam kepalaku. Ya, itu salah satu bentuk "Kelebihan"-ku yang keluar.

"Hufft..."

Aku menghela nafas panjang.

Lelah rasanya merasakan dan mengalami terus-menerus.

Kini usiaku sudah memasuki 17 tahun. Karena kemampuan dan kelebihan ini Pikiran dan Perasaanki tumbuh menjadi lebih Dewasa dengan sangat cepat.

Diusia 7 tahun tubuhku sudah bisa menghasilkan Sperma. Memiliki Nafsu yang tak terkontrol sejak usia itu.

Nah, kan jadi kembali ke masa lalu.

"Kalo nggak tahan, aku anter ke kamar kecil Vigro, tuh disana!"

Suara kak Jeffry mengetuk kesadaranku.

"E..eh... Nggak tahan kenapa kak?"

Asem, kampret... Salah ngomong!

Sudah berapa kali kejadian seperti ini terulang dan kenapa tanggapanku lagi-lagi malah jadi "Menggiring" kearah sana sih.

"Keluarin! Udah Keras itu! Sampe kelihatan banget tuh bentuknya!"

Tekanan suara kak Jeffry menunjukkan betapa seriusnya dia membujukku, padahal suaranya masih terdengar seperti bisikan di dekat telingaku.

Oh tidak, Kemampuanku meningkat sedikit demi sedikit.

Sekarang aku bisa merasakan hasrat kak Jeffry yang begitu kuat dari kulit lengannya yang merangkulku.

Supervisi ini menunjukkanku kearah mana gerakan tangannya setelah ini.

Benar saja, jentikan telunjuk tangan kirinya yang merangkul pundakku pelan dan perlahan menunjukkan nafsu yang kuat. Takkan ada yang menyadari gerakan kecil itu kecuali aku yang disentuhnya, dan tentunya ia sendiri.

Nikmat... tentu saja nikmat sekali.

Kau tau bagaimana rasanya melihat Bokep/ Film Porno sendirian? Saat adegan demi adegan kau lewati dengan perasaan gugup sekaligus terburu-buru?

Saat dimana Adrenalinmu mengalir deras?

Ya! Sensasi inilah yang selalu kurasakan setiap kali Nafsu menjadi 'Pemicu' Meledaknya "Kelebihan"-ku.

Tak terasa kami sudah berada di dekat kamar kecil.

Aku menoleh kearah teman-teman dan kakak asramaku.

Mereka semua sudah berhamburan menikmati suasana pantai.

Kak Jeffry sudah membuka pintu kamar kecil diantara beberapa kamar kecil lain yang berjejer disebelahnya, dan... ya kami memasukinya.

Ia menutup pintu kamar kecil itu, mendorongku ke dinding dengan lengan kanannya yang cukup kokoh, dan menutup bibirku dengan tangan kirinya : "Kita coli bareng disini Vigro!"

Aku terdiam, tak peduli lagi dengan usahaku selama ini untuk menghentikan ini, nafsuku terlanjur memuncak dan tak bisa dikontrol lagi.

Kupikir kak Jeffry akan mundur menjauh dan membiarkan kami saling mengocok penis dengan tangan kami sendiri-sendiri. Tapi ternyata tangan kirinya kini melepas celanaku perlahan-lahan, sedangkan tangan kanannya seolah terburu-buru menjelajahi perut dan dadaku.

Ah ya, aku menengadahkan kepala, aku jadi ingat kejadian seperti ini sudah terulang berkali-kali.

Antara menikmati dan mengingat kembali. Kak Jeffry begitu lihai menggerakkan tangan kanannya menelusuri bagian dalam kaosku, menyentuh leher, dada, dan gurat-gurat otot didalamnya.

Ia menekan tubuhku dengan tubuhnya begitu kuat. Bisa kurasakan ia sengaja menempelkan bagian kemaluannya yang juga sudah mengeras kearah kemaluanku.

Celanaku sudah lepas sepenuhnya, tangan kiri kak Jeffry kini menyusup kedalam Boxer.

Sensasi sentuhan tangan kirinya saat perlahan memasuki Boxer melewati perut sungguh tak bisa diungkapkan, aku nyaris mendesah.

Dan, sudah kuduga, ia mulai menempelkan hidung dan bibirnya dipipi, turun hingga leherku. Terasa hangat dan cepat nafasnya mendesah dileherku.

Jari jemari tangan kirinya mulai memainkan bulu-bulu halus dibawah sini, bulu kemaluanku.

Aku sadar sudah beberapa kali punggung tangannya menyentuh batang penisku, tapi ia sengaja tak serta-merta menyentuh dan menggenggam bagian itu. Ia sengaja mempermainkan dan menikmati suasana ini.

Kelebihanku, Kemampuanku tak bisa terlalu lama kubendung!

Aku menundukkan kepalaku, melihat dahi mulus kak Jeffry, mengecupnya dengan bibirku.

Tanganku lepas kendali, kucegah kedua tangan kak Jeffry untuk 'Menjelajah' lebih jauh!

Kini kudorong ia hingga terpojok di dinding bagian sana, masih didalam ruang kamar kecil ini.

Entah berapa lama, tapi kami berdua berkeringat.

Kak Jeffry bersandar, kepalanya tertengadah keatas dengan nafas yang tak keruan.

Aku membilas tubuhku dengan pancuran air. Dan tak lama Kak Jeffry menempelkan tubuhnya dipunggungku dari belakang, tangan kanannya mendekap dadaku sementara tangan kirinya menggenggam penisku yang masih keras.

Kami berdua sama-sama dihujani air dari pancuran. Tanpa kata-kata.

Aku bisa merasakan perasaan nyaman sekaligus bersalah didalam hatinya.

Sudah berkali-kali hal ini terjadi padaku, bukan hanya bersama Kak Jeffry.

Dan aku tak pernah melekatkan kesan yang kuat sedikitpun.

Hanya saja. Ini adalah Konsekuensi dari Kelebihanku.

"Hasrat" atau 'Lust' dalam Bahasa Inggris.

Kelebihanku adalah Mengeluarkan potensi tubuh, jiwa, pikiran, dan perasaan hingga 100%.

Konsekuensi dari kemampuanku sendiri adalah kesan yang kuat dan melekat dari kejadian apapun tak pernah benar-benar hilang, karena meningkat pula kepekaan Perasaanku, walaupun mungkin tak pernah sampai 100%

Jadi, walaupun hanya sekali, aku bisa mengingat dengan baik suara, aroma, bentuk tubuh, detail kecil dari bagian-bagian tubuh seseorang ketika "Kemampuan" ini bangkit.

Seperti ukuran penis kak Jeffry yang ternyata tak jauh lebih panjang dari genggaman tangan kananku.

Atau aroma nafasnya yang lebih sedikit mengandung CO² dibandingkan kebanyakan orang.

Aroma CO²?

Hahaha! Hanya aku yang bisa merasakan dan membedakannya, dan jelas hal itu tak bisa dipahami orang lain kecuali Ilmuwan membedah tubuhku dan menelitinya!

Manusia tak pernah bisa memaksimalkan dirinya hingga 100%.

avataravatar
Next chapter