71 Perpisahan

Setelah cuti habis Ivanka merasa senang. Bukan hanya karena akhirnya dia telah melunasi hutang nya pada Ryan, dia juga bertemu dengan para sahabat nya.

Bahkan Ivanka membawa banyak oleh-oleh.

Semuanya dari para sahabat nya. Jika Ivanka tidak marah untuk menghentikan mereka berbelanja, dia tidak membayangkan betapa repotnya dia akan membawa banyak barang.

Ivanka dan Ryan pulang kembali ke bandung ikut mobil nya Budi. Ferry dan Tony kembali ke jakarta. Anton ke Bali dan christian ke Medan.

Setelah tiba di depan perusahaan Ryan berterima kasih ke Budi atas tumpangannya.

Budi ikut membantu menurunkan barang-barang Ivanka, disana sudah ada Riqky yang menunggu mereka.

Riqky dan Budi saling menyapa, mereka menanyakan kabar masing-masing. Tapi hari sudah malam dan Budi harus kembali. Mereka tidak bercerita banyak.

"Ky, titip Ivanka yah."

"Dan Ryan, jangan pernah menyakiti nya. Aku akan langsung mendatangimu, dan menghajarmu."

"Ka, berjanjilah satu hal padaku!".

" Apa ?"

"Jangan pernah menghilang lagi. Beri tahu aku selalu kabarmu. Setidaknya kamu bisa memberi tahu keberadaan mu. Oke ???"

"Aku tidak berjanji, tapi aku akan mencobanya. Kita sudah sama-sama akan disibukan dengan aktivitas kita masing-masing. Jagalah dirimu. Kurangi merokok!."

"Ia, aku tahu. Kamu juga jaga dirimu. Jangan terlalu lelah. Karena kamu satu pekerjaan dengan Riqky, yang berat dan menyusahkan kamu Kasih dia." ucap Budi dengan mata nya mengarah ke Riqky.

"Kamu sebaiknya dengarkan Budi. Dia sulit untuk mematuhi ku Bud. Aku harap jika sudah kamu yang berbicara dia akan jadi penurut."

"..."

"Baiklah berikan aku pelukan terakhir" ucap Budi

"Tidak!!!" Ryan dan Riqky kali ini kompak.

"Ha..ha..

Baiklah seperti nya lainkali aku datang harus diam-diam dan tidak perlu memberi tahu mereka."

Setelah Budi pergi Ryan dan Riqky mengambil barang bawaan Ivanka.

Sampai di mess Ivanka memberikan Riqky salah satu kantong besarnya.

"Ini untuknya, Tony dan yang lainnya menitipkan padaku."

"Untuk mu saja".

" Heiii punya ku sudah terlalu banyak. Jangan membuat ku sia-sia membawa nya."

"Baiklah, karena ini permintaan Iguana sayang."

"Sebaiknya kamu tidak mengganti nama orang lain dengan sembarangan." ucap Ryan ketus. Dia tidak menyukai pemandangan di depan matanya. Mereka terlihat akrab sekali.

"Betul, tapi buat ku dia bukan orang lain."

"Kamu..."

"Cukup kalian berdua. Aku sudah sangat lelah. Aku ke atas dulu an. Dan aku akan membawa kantong ini untuk teman-teman ku."

Sebelum Ivanka naik ke atas, Ivanka singgah membagi oleh-oleh untuk para teman lelaki nya yang sedang berkumpul sambil bermain gitar.

"Terima kasih" ucap serentak dari mereka.

Ivanka langsung pamit dan ke atas. Ivanka membagi juga untuk teman-teman perempuan nya. Lalu langsung mandi dan tidur.

Malam nya Ivanka tertidur pulas lantaran perjalanan yang cukup melelahkan.

Lain halnya dengan Riqky, dia tidak dapat memejamkan matanya. Mengingat Ivanka sudah mengenalkan Ryan ke keluarga nya.

"Seperti kali ini aku harus bertindak cepat. Aku akan mengejarmu Ivanka. Aku tidak akan menyerah. Dan waktu ku tinggal dua sampai tiga bulan saja. Jika aku tidak bertindak cepat, dan waktu ku habis itu berarti aku akan kehilangan dia lagi dan kali ini akan menjadi untuk selamanya."

"Baiklah Ivanka mulai besok bersiap lah menerima kejutan dari Riqky yang ganteng ini"

Ucap Riqky dalam hati kecilnya membuat nya tertidur dengan senyum lebar dan mimpi indah karena di mimpi itu hanya ada Ivanka dan dari nya.

avataravatar
Next chapter