93 Mujizat yang nyata

Antara percaya dan tidak Ivanka keluar dari kamar mandi.

Ryan menanti nya dengan tidak sabar. Dia berdiri pas di muka pintu kamar mandi.

"Bagaimana Yank...?"

Ivanka tidak langsung memberikan hasil test kehamilan nya itu.

Melihat Ivanka keluar dengan wajah bingung membuat Ryan penasaran sampai mau mati rasanya.

Kalau memang Ivanka hamil, ini adalah keajaiban dan ini akan menjadi buah hati pertama mereka.

"Bagaimana Yank...?"

Ryan bertanya lagi.

"Aku tidak hamil tentu mengecewakan mu?"

Ucap Ivanka dengan nada bertanya.

Ryan berpikir ternyata Ivanka masuk angin biasa.

"Tidak masalah, kita masih muda dan kita juga baru menikah. Kita masih punya banyak kesempatan untuk mencoba dan berusaha."

"Lalu bagaimana kalau aku tidak kunjung hamil juga?"

Ryan tidak ingin membuat Ivanka bersedih dia lalu memeluk Ivanka dan berkata "Maka aku akan lebih berusaha lagi tiap malam nya dan siap menambah satu ronde lagi di pagi hari". Ucap nya dengan tawa yang menggoda Ivanka.

"Kamu tidak akan meninggalkan ku dan mencari wanita lain untuk memberi mu anak?"

Ryan melepaskan pelukan nya dan menepuk dahi Ivanka dengan lembut.

"Bodoh...apa yang kamu katakan ?

Dengan mempunyai anak darah daging sendiri mungkin lebih baik tapi jika memang Yang Di Atas belum memberikan berarti kita masih di nilai belum mampu."

"Jadi kamu akan meninggalkan ku atau tidak?"

"Tidak! Tentu saja tidak!

Tujuan kita menikah bukan cuma karena ingin mempunyai anak, jika kita di beri hadiah anak kita akan bersyukur tapi jika tidak, maka kita akan tetap bahagia dengan hal lain."

Ivanka menatap mata Ryan seakan ingin mencari ketulusan dalam kata-kata Ryan.

Melihat Ivanka menatap nya begitu dalam, Ryan tidak bisa lagi menahan. Mata Ivanka yang sipit dengan mencoba menatap tajam pada dirinya. Ivanka terlihat sedang menggoda dirinya.

Ryan lalu mulai menyerang Ivanka dengan gemas. Ciuman demi ciuman menghujani Ivanka.

"Yank... tunggu dulu, saat ini kita di depan kamar mandi".

" Lalu kenapa? Ini kan kamar mandi kita dan tidak ada orang lain. Mau ke dalam kamar mandi atau ke atas tempat tidur?".

Pertanyaan Ryan membuat wajah Ivanka merona.

"Mari kita coba sesuatu yang lain, kita akan melakukan nya di kamar mandi. Ijinkan aku memandikan mu..."

Ucap Ryan dengan mendorong Ivanka dengan lembut kembali masuk ke dalam kamar mandi mereka.

Ryan memanjakan Ivanka. Dia menggosok punggung Ivanka dengan lembut. Seperti memandikan sesuatu yang berharga.

Tapi saat mereka berdua berhadapan, Ryan sudah tidak mampu menahan nya lagi. Dia berubah menjadi liar dan semakin liar.

Ivanka pun menikmati setiap serangan dan sentuhan dari Ryan.

Lalu dia teringat sesuatu.

"Yank... ini..." ucap nya dengan mengulurkan tangan nya.

Ryan menerima nya dan melihat, dalam sekejap mata wajah nya berubah.

"Kamu... hamil...?".

" hmm..."

Ryan langsung memeluk Ivanka dengan erat. Dia sangat bahagia. Ternyata istrinya hamil. Sungguh mujizat yang luar biasa.

"Aku akan lebih lembut..."

Ucap Ryan dan melanjutkan yang tertunda.

avataravatar
Next chapter