92 Kejutan

Dengan membuat Melina bekerja bersama Ivanka, Mr Song berharap Melina bisa menggantikan posisi Ivanka.

Mr Song berpikir bos besar tentu tidak akan menaruh perhatian. Melina mempunyai wajah yang mirip Ivanka.

Saat Melina sudah bisa menguasai pekerjaan yang biasa dilakukan Ivanka, Mr Song hanya perlu mencari alasan yang tepat untuk menurunkan posisi Ivanka tapi tetap di departemant pimpinan nya. Dia tidak ingin kelak Ivanka di departemant lain dan berbalik jadi pesaing nya.

Ivanka mengajari banyak hal kepada Melina. Dia berharap Melina cepat mengusai.

Ivanka melihat kalau Melina pandai dan dia juga bisa berbahasa mandarin hanya saja dia mudah gugup. Dan saat dia gugup akan membuatnya bicara dengan gagap. Tapi Ivanka tidak melihat kekurangan Melina. Bahkan selalu memberi dorongan untuk Melina agar tidak rendah diri.

Ini membuat Melina merasa nyaman berada disamping Ivanka, jadi saat dia bersama Ivanka dia bisa berbicara lebih lancar.

Beberapa hari ini Ivanka merasa tidak enak badan. Dia merasa cepat lelah dan sering mual. Ivanka merasa dirinya saat ini masuk angin karena pergi kerja pagi hari dan pulang kerja sampai malam hari.

Hari ini dia memaksakan diri pulang lebih awal. Ivanka merasa sangat tidak nyaman. Pusing, mual dan lemas dirasa sangat mengganggu nya.

Setiba di mess, Ryan melihat Ivanka datang tapi dengan wajah yang terlihat pucat dan bermandikan keringat.

Segera Ryan memapahnya ke kamar.

Ryan lalu menyiapkan baju ganti untuk Ivanka.

"Yank, apa yang kamu rasakan ?"

"Beberapa hari ini aku merasa cepat lelah, pusing dan juga mual. Aku seperti nya masuk angin."

"Kamu kecapean, besok tidak perlu pergi kerja. Istirahat lah untuk dua sampai tiga hari di mess. Aku akan memasak nasi dulu lalu membuat bubur untuk mu. Kamu istirahat lah."

Ivanka patuh dan tertidur dengan pulas.

"Yank... bangun makan lah dulu bubur nya lalu bisa kembali istirahat."

Ivanka bangun dan mencoba makan tapi baru beberapa suap dia menjadi mual kembali. Dan dia langsung bangun menuju toilet.

Makanan yang baru di makan pun kembali keluar. Ryan langsung mendekati Ivanka dan membantu nya kembali ke tempat tidur.

Ryan lalu mengambil telepon nya.

"Mah... Ivanka merasa tidak enak badan. Dia mual juga pusing. Baik nya minum obat apa ?"

"Mual, pusing dan muntah-muntah ?

Jangan-jangan lagi hamil. Sudah ke dokter belum?"

"Belum mah, ini tiba-tiba pulang sudah gitu Keadaan nya."

"Kapan Ivanka terakhir haid?

Apa bulan ini sudah dapat haid lagi ?"

Ivanka yang mendengar mulai mengingat.

"Bulan ini Belum dapat haid. Terlambat satu minggu. Tapi kata dokter, aku mungkin akan agak susah buat aku punya anak cepat."

"Coba beli test kehamilan dulu. Jangan minum obat sembarangan dulu."

"Baik mah, nanti kita telepon lagi kalau sekiranya ada masalah."

"Ia, kabarin kalau perlu apapun".

Setelah menutup telepon nya Ryan kembali fokus ke Ivanka.

" Yank, aku akan ke apotik terdekat dulu beli test kehamilan. Apa kamu ingin makan sesuatu ?."

"Tidak, aku mau kembali tidur lagi."

Sekitar satu jam Ryan sudah kembali dengan membawa test kehamilan dan buah mangga.

Mendengar Ryan datang, Ivanka langsung terjaga. Dia menjadi penasaran juga, apa ia dirinya bisa hamil secepat ini.

Melihat Ryan membawa mangga Ivanka langsung ingin sekali makan. Ryan membantu Ivanka mengupas mangga itu.

Ivanka makan dengan lahap tanpa rasa mual.

Setelah menghabiskan lima buah mangga, Ivanka lalu ke toilet.

Dia membaca petunjuk lalu mengikuti arahan nya.

Menunggu hasil nya membuat Ivanka berdebar-debar.

Tak lama hasil nya muncul.

Dua garis... artinya dia hamil...

avataravatar
Next chapter