79 Kebahagiaan dan musibah

Ryan dan kedua orang tua nya juga beberapa kerabat dekat mereka datang berkunjung ke rumah Ivanka.

Tujuan nya adalah saling berkenalan sekaligus acara tunangan dan lamaran.

Ryan dan Ivanka sengaja menggabungkan nya karena selain orang tua Ryan yang jauh, Ivanka juga sibuk. Akan sulit untuk nya selalu mengajukan cuti, terlebih Riqky akan berangkat di akhir bulan ini.

Acara berjalan dengan lancar.

Ivanka dan Ryan sudah bertunangan. Ryan memakaikan cincin dan kalung sebagai bentuk pengikat cinta nya pada Ivanka.

Tanggal pernikahan juga sudah di tentukan. Bulan tujuh tanggal tiga mereka akan menikah.

Melihat Ivanka datang setelah cuti tiga hari, Riqky melihat di jari Ivanka melingkar sebuah cincin. Hatinya sangat sakit.

"Iguana, aku sudah membereskan semua nya. Minggu depan aku akan berangkat. Dan apa kamu mau ..."

"Ky, aku akan tetap di sini."

"Baiklah, malam ini aku ingin mengajak mu makan bersama. Ajak Ryan juga. Setidaknya dia telah membuat warna di hidupku. Aku akan mengucapkan selamat tinggal kepada kalian."

"Heiii... Kenapa kata-kata mu seperti tidak akan kembali. Saat kamu kembali ke Indonesia kita bisa bertemu lagi."

-Makan malam bertiga-

"Ryan, aku akan menyerah Ivanka padamu. Aku tidak akan mengganggu kalian lagi. Ingatlah jangan pernah menyakiti Ivanka!!!

Atau aku akan datang menghajarmu."

"Tenang saja, kamu tidak akan kembali untuk menghajarku. Aku akan membahagiakannya. Dan terima kasih sudah banyak membantu Ivanka selama ini. Aku tahu dengan kehadiran mu di departemant nya, membuat pekerjaan nya lebih ringan. Ku harap kamu bisa lebih sukses kelak."

-Beberapa hari kemudian-

Riqky bersiap berangkat, Ivanka tidak bisa mengantar Riqky sampai bandara.

"Ky, aku hanya mengantar mu disini. Ku harap yang terbaik untuk mu. Ini untukmu."

Ivanka memberi Riqky sebuah pena. Ivanka bahkan menambahkan ukiran nama "Qq" di pena itu.

"Qq?"

"Ia, itu akan menjadi panggilan mu dari ku."

"Cantik sekali. Terima kasih."

Ivanka tiba-tiba menjadi ragu untuk melepaskan keberangkatan Riqky dan tanpa sadar bibirnya berkata : "Qq, kenapa tidak tetap tinggal di sini saja?" dan airmata Ivanka turun tanpa bisa tertahan lagi.

Melihat sang pujaan hati menangis, Riqky langsung memeluk nya. Memeluk nya dengan erat. Dia merasa ini akan menjadi pelukan pertama dan terakhir nya. Tanpa sadar Riqky pun meneteskan air mata.

"Jangan menahanku. Aku takut jika aku memilih tetap tinggal, aku tidak dapat menahan diri lagi. Aku akan merebut mu dari Ryan dan akan merusak pertunangan kalian."

"Ha ..ha.."

Ivanka melihat mobil yang mengantar Riqky ke bandara datang.

"Mobil mu sudah siap. Apakah semua barang mu sudah siap? Surat kelengkapan sudah di bawa? Cek lagi mungkin ada yang tertinggal."

"Ha..ha ... tenang Iguana sayang, semua sudah siap. Aku pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik."

"Baik, kamu juga harus jaga diri. Dan kabari aku, jika kamu sudah sampai."

Melihat mobil membawa Riqky, ada perasaan sesak di dada Ivanka. Dan perasaan tidak nyaman tiba-tiba hadir.

Dia berlari berusaha mengejar mobil itu, tapi mobil itu sudah berjalan jauh.

Dengan nafas yang naik-turun Ivanka akhirnya berhenti berlari lagi.

"Qq ... kamu harus berbahagia!" teriak Ivanka

Ivanka kembali ke kantor. Dia melanjutkan kesibukannya. Tanpa Riqky, Ivanka merasa departemant nya tampak kosong.

Riqky berangkat siang hari. Sampai bandara akan di perkirakan pukul enam sore. Pesawat nya akan berangkat pukul delapan malam.

Ryan yang menjemput Ivanka pulang, sudah menunggu nya di depan kantor Ivanka.

Ivanka berjalan menuju arah Ryan. Hp nya berdering, dia mengangkat nya sambil tetap berjalan menuju arah Ryan.

Ryan sudah melihat Ivanka, dia melambaikan tangan tersenyum.

Ivanka pun membalasnya.

Tapi tiba-tiba ekpresi wajah Ivanka berubah. Dari senyum manis menjadi pucat dan Ryan melihat juga Ivanka berhenti berjalan. Ryan melihat ada yang tidak beres. Dia langsung meninggalkan sepedanya dan mendekati Ivanka.

Ryan melihat badan kekasih nya gemetar dengan wajah pucat dan air mata yang menetes.

"Ada apa yank?"

"Hallo... hallo...hallo.."

Mendengar suara di HP Ivanka, Ryan lalu berinisiatif mengambil Hp Ivanka.

"Hallo.. dengan siapa ini?" tanya Ryan

"Kami dari RS XXX di jakarta. Kami menyampaikan kabar kalau kami mendapatkan pasien atas nama Riqky. Kami sudah mencoba menelepon orang tuanya tapi tidak menggangkatnya, jadi kami menghubungi nomor terdekat lain nya. Apa Ivanka adalah keluarga Riqky?."

"Bagaimana kabar Riqky?"

"Dia saat ini sedang mengalami masa koma. Kami berharap ada kehadiran keluarga nya"

Ivanka bisa mendengar suara dibalik Hp nya.

Mendengar Riqky koma, Ivanka langsung terduduk lemas. Ryan langsung dengan sigap menangkap badan Ivanka.

"Aku akan ke jakarta sekarang!."

Ucap Ivanka dengan kondisi terguncang dan menangis.

avataravatar
Next chapter