100 Hari terakhir bekerja

Esok pagi nya ...

"Aku mengetuk pintu kamar semalaman, kenapa kamu tidak membuka pintu ?."

"Aku tidak mendengar, mungkin aku sudah tertidur."

"Aku akan mengantar anak-anak ke sekolah dulu. Tunggu lah aku pulang dan jangan mengunci pintu kamar mu!."

Ivanka tidak menjawab hanya terdiam seribu bahasa.

Dia menunggu Ryan pulang tapi bukan untuk melayaninya.

Sampai di rumah kembali Ryan langsung menuju kamar tidur utama.

Melihat Ivanka tidak tidur, dia ter Senyum. Berpikir Ivanka menunggu dirinya.

Ryan langsung mendekati Ivanka dengan napsunya yang mulai naik.

Melihat Ryan mendekat, Ivanka menghindar.

"Ini bacalah lalu tanda tangan di kolom yang sudah aku siapkan."

Ryan membacanya, lalu wajah Ryan tampak mulai menghitam.

Selesai membaca Ryan merobek surat itu.

"Kamu merobek nya, aku bisa memberi mu lagi. File nya tersimpan di komputer ku."

"Kamu jangan berharap aku menandatangani surat cerai." Ucap Ryan dan beranjak pergi.

"Tunggu dulu, ada yang ingin aku bicarakan."

"Jika tentang perceraian lupakan!."

"Kamu tidak mendengar ku maka saat kamu kembali, aku pastikan kamu tidak akan melihat ku lagi."

Ryan duduk kembali.

"Aku sudah bekerja membantu kalian selama satu bulan lebih dan seperti yang kalian lihat hasilnya memuaskan. Dari awal kalian buka sampai sekarang aku sudah membaca buku laporan nya. Dan hasil bulan ini adalah pencaipaian tertinggi. Tapi aku tidak menerima gaji seperti yang kalian janjikan. Aku membutuhkan uang untuk kebutuhan anak-anak juga membayar tagihan-tagihan. Aku akan berhenti bekerja. Tolong sampaikan ke adik mu."

"Kenapa kamu tidak membantu kami, lagi pula kamu sekarang tidak mempunyai pekerjaan?."

"Jika dengan membantu kalian, kebutuhan rumah dan anak-anak ku terjamin tidak masalah. Tapi aku tidak menerima bayaran justru semua beban pengeluaran tetap aku yang menanggungnya. Aku sudah tidak mempunyai apapun. Jadi aku akan mengerjakan hal lain. Dan mengenai perceraian kita tolong pertimbangkan. Mudah bagi ku untuk memberikan ulang kertas itu. Lagi pula sekarang aku hanya lah sapi perahan yang sudah tidak berguna bagimu."

Usaha yang Ivanka perjuangkan selama ini harus di tutup. Dia mulai membangun dari nol, tapi tetap harus di tutup. Orang yang Ivanka percayai menipunya dan membawa kabur uang setoran para custumer nya. Membuat usaha Ivanka tidak bisa berputar lagi bahkan terlilit hutang. Saat dia membutuhkan bantuan uang, dan Ryan mempunyai uang masuk senilai lima juta rupiah ke rekening nya dan Ivanka ingin meminjam nya Ryan tidak memberikan nya bahkan memojokan Ivanka.

Sampai akhirnya Ivanka mendapatkan jalan keluar yang lain.

Ivanka selama ini bekerja dengan keras. Semua pengeluaran dan kebutuhan keluarga, dia lah yang memenuhi nya tanpa mengeluh. Sementara Ryan hanya santai-santai dan hanya ikut menggunakan uang yang ivanka dapatkan. Tapi saat dia terdesak dan membutuhkan uang untuk membayar hutang nya, satu sen pun tidak Ryan berikan.

Hal ini membuat Ivanka sakit hati. Ryan sudah beberapa kali ketahuan selingkuh dan Ivanka selalu memberi nya maaf tapi kali ini Ivanka sudah tidak bisa memaafkan nya.

Ivanka menyadari bahwa bagi Ryan, diri nya hanya lah mesin pencetak uang. Uang yang Ivanka peroleh semua boleh menggunakan tapi uang yang Ryan dapat Ivanka tidak boleh menyentuh nya.

Selama Ivanka menikah dengan Ryan, Ivanka tidak pernah berhenti bekerja. Dia selalu membantu Ryan mencari nafkah. Bahkan uang yang Ivanka dapatkan selalu lebih banyak. Ivanka tidak pernah mengeluh tapi sakit hatinya ketika dia terdesak berharap orang terdekatnya yaitu Ryan bisa membantu nya tapi bukan bantuan yang Ivanka terima. Kali ini Ivanka merasakan luka yang sangat dalam. Dan tidak mungkin terobati.

Setelah menutup usaha nya, Ryan dan adik nya menyuruhnya bekerja menjaga salah satu toko milik mereka di salah satu mall dengan janji mendapatkan gaji bulanan. Tapi setelah Ivanka berusaha keras dan mendapatkan hasil maksimal, dia hanya mendapatkan nasi bungkus setiap harinya. Dan setelah satu bulan lebih gaji bulanan tidak kunjung dia terima.

Beruntung dia masih mempunyai sisa barang yang bisa dia jual secara online. Sehingga dia masih bisa memberi anak-anak nya makan dan membayar beberapa tagihan.

Hari ini akan menjadi hari terakhir dia bekerja.

Di toko dia merapihkan semuanya, dia ingin memberikan yang terbaik di hari terakhirnya.

Setelah semua rapih, jam makan siang Ivanka tiba.

Dia berencana menuju toilet.

Ivanka memilih menggunakan toilet dilantai paling atas, selain paling bersih juga sedikit yang menggunakan toilet dilantai atas jadi nyaman baginya untuk sedikit lebih lama di dalam toilet.

Saat di dalam lift Ivanka bisa merasakan ada sepasang mata yang memandang nya. Dia melihat di depan nya ada sosok pria yang sedang menatap nya tidak berkedip.

Dan Ivanka pun terkejut karena dia mengenali sosok pria yang di depannya.

"Ri kho..."

avataravatar
Next chapter