webnovel

Chap 1 : Aku mulai dari Ini

Diriku yang bangun dan melihat sekitar seketika sadar bahwa diriku terlahir kembali menjadi seorang anak perempuan bernama Irie Wallenberg. hal pertama paling mengejutkan bahwa reinkarnasi benar-benar ada. kedua Ini berbeda dari di anime, komik dan novel, seketika langsung tiba-tiba bangun di atas kasur, layaknya saat pertama kali sadar saat masih kecil dan Ketiga adalah Reinkarnasi tidak selalu sesuai kelamin di dunia sebelum nya.

Aku perlu dongen hidupku mengisi luang waktu yang tiduran di atas kasur. Intinya sebelum kehidupan kedua ini diriku ini adalah Otaku akut yang maniak dengan pedang keren, yang dipegang oleh sosok keren, bukan hanya keren bahkan sosok elegan dengan pedang adalah hal yang paling ku suka. Intinya pedang Nomor satu.

Kemudian aku ingat kematian ku terjadi intinya aku mati kecelakaan setelah membeli sebuah replika pedang. aku agak ragu bentuknya seperti apa, tapi jika tidak salah, merupakan salah satu pedang dari seri RPG yang terkenal. tetapi nasib memang nasib aku mati disana.

aku mengangkat diriku dari kasur dan melihat pantulan diriku di cermin.

Wujud seorang gadis berumur sekitar 6-7 tahun. Dia memiliki rambut biru Gelap dengan bagian dalam rambutku berwarna putih. Aku pertama terkejut ketika melihat rambutku, mungking umur 3-4 tahun, itu bahkan membuat orang tua ku tertawa kecil. mungkin seperti orang dewasa melihat anak kecil kaget karena melihat cermin.

Selain itu rambutku seperti benar-benar terurus. para pelayan benar-benar merawat rambutku. Kenapa di kehidupan kedua ku aku lahir sebagai wanita. jika begini mending hapus ingatan di dunia ku sebelum nya.

"Biarlah mari bersyukur diberi kehidupan kedua."

Seseorang membuka pintu, ketika berbalik aku sadar mereka siapa. Benar orang tuaku di dunia ini.

"Irie lihat, aku membawa oleh-oleh untuk mu."

Sebuah kotak yang dibungkus dengan indah ditujukan padaku. disana terisi sebuah gaun mewah. sekali lihat saja aku tahu, ini tenunan yang dimiliki hanya seorang ahli. tetapi aku tidak menginginkan ini. selain itu aku masih memiliki pride laki-laki ku.

"Tidak mau, aku mau pedang keren."

Sang ayah langsung terlihat agak kecewa dengan ucapan itu. dia sadar putrinya agak berbeda dari biasanya. tetapi wajah itu tidak terlihat memukul hatinya.

benar pembicaraan ini sudah hampir sering terjadi,setiap 2 atau 3 bulan sekali ayah akan membawa kan gaun, dan aku menjawab diriku ingin pedang yang keren.

Mumpung ada di dunia fantasi aku ingin melihat pedang-pedang keren yang berfungsi semestinya, dan bahkan aku ingin mencoba mengayunkan pedang tersebut. Sial kenapa aku harus terlahir kembali menjadi seorang wanita.

"Ahhh, baiklah. ku terima tetapi aku ingin pedang suatu saat nanti."

"Benar, baru kali ini Irie menerima hadiah dari papa."

"Papa sayang Irie."

Sedikit menjijikan, satu-satunya yang tetap pada diriku adalah jiwa seorang pria. Tubuh dan mental sekarang sudah berubah menjadi sosok wanita. Mungkin menolak terus juga akan percuma, atau malah jadi pedang mata dua.

"Iya. Iya. aku tahu."

Aku menjauhkan ayahku, karena berusaha menempelkan pipi pada pipiku. ini agak mengganggu. tetapi, yah mau gimana lagi, sudah lama sekali tidak menerima kehangatan orang tua.

"Benar juga. Irie, dari pada pedang bagaimana sihir."

"Sihir?"

Kesempatan untuk melatih diri menjadi lebih kuat, jangan buang kesempatan emas.

"Ohhh. Sihir. Beneran boleh.

"Tentu saja."

Benar diriku sekarang terlahir sebagai bangsawan dari salah satu kerajaan besar. walaupun bukan memiliki pangkat besar. Jika tidak salah pangkat ayahku Count? aku tidak begitu ingat, tetapi harus diakui ayahku memiliki hubungan dekat dengan bangsawan lebih tinggi.

***

Sekarang hari dimana guru sihirku datang.

Sebenarnya aku paham tentang sihir lebih tepatnya aku bisa menggunakan sihir dalam hal sederhana. tetapi aku sudah berusaha pada tahap yang aku impikan, tetapi hasilnya nihil. aku sepertinya memiliki jumlah sihir yang rendah.

Diriku yang diajak ke salah satu taman dari mansion rumahku. terlihat seorang pria tua dengan kumis melengkung? entah kenapa aku berpikir kumis itu mirip alis sanji di komik one piece. Tetapi menurut ayahku dia seorang guru di sekolah bangsawan, atau bahkan masuk ke penyihir terkenal.

dasar introvet dari dunia lamaku masih terbawa, malas mencari hal dunia luar.

"Baiklah nyonya Irie. mari mulai pengecekan sihir, dan kemampuan."

Dia yang duduk di sebuah meja mengarahkan tangan pada sebuah bola kristal. Itu seperti bola yang suka dipakai premal dalam komik-komik. tetapi ukurannya terbilang kecil, mungkin sebesar bola kasti.

Jika biasanya di komik isekai, diriku akan menerima suatu yang mengejutkan seperti bola itu pecah, atau bola itu bercahaya terang, bahkan mengeluarkan aura mengerikan.

"Baiklah."

Sebuah cahaya biru muncul kecil dari tengah bola kristal tersebut. kemudian beberapa tulisan dari dunia ini muncul. aku yang belajar keras tahu artinya.

Setidaknya disana tertulis pengendalian mana bagus, jumlah mana sangat rendah, tidak memiliki elemen khusus. setidaknya disana tertulis rangking ku C. Jauh dari harapanku ku kira bakal ada di B atau A. Yah Di Novel atau komik pasti masuknya SS, atau bahkan tidak terhitung.

"Aku tidak boleh berharap layaknya di anime."

"Tetapi mengejutkan nyonya Irie memiliki pengendalian mana yang bagus."

"Apa nona Irie berlatih sendiri."

"Begitulah. Aku berlatih sendiri."

Aku mengusap hidung ku karena merasa dipuji. Sial perasaan narsis ini muncul ketika tubuh baru ini. mungkin mental perempuan ku terbilang punya pengaruh yang tinggi.

"Begitu, tetapi sayang sekali tidak memiliki elemen. Untuk seorang bangsawan biasanya 1 atau 2 elemen mereka dapat kuasi. Bahkan ayah dan ibumu memiliki 2 kecocokan mana elemen."

"Benar bagaimana dengan Relia?"

"Nyonya Irie jangan bersedih yah, Nyonya Relia memiliki 3 elemen."

Ouhhh, mantap saudariku, kau sudah mengalahkan ku saja. Dia pasti menjadi sosok penyihir hebat. aku bangga padamu.

"Nyonya Irie terlihat tidak sedih."

"Tentu, dia adik kecilku. Dia harus menjadi sosok yang hebat."

"Senyuman yang tampan untuk seorang Nyonya Irie."

"Ehehe, Begitulah. Aku ini sosok saudara yang keren dan luar biasa."

*Krusususkk*

Suara seseorang dari semak-semak. Kucing kah?

***

Di balik semak-semak terlihat seorang yang memiliki rambut putih sebagai mayoritas, tetapi terlihat corat biru gelap. dia memiliki wajah yang sama dengan Irie, tetapi wajahnya lebih bulat karena sekitar 1 tahun lebih muda.

"Kak... Aku berusaha menyembunyikan ini takut membuat kakak sedih. tetapi wajah itu."

Dia terlihat begitu senang dengan wajah yang memerah seperti Irie yang sedang mode narsis.

"Kakak, aku tidak akan mengecewakan kakak. aku akan menjadi penyihir yang hebat."

***

"Diam, guru sihir."

"Nyonya Irie terkadang ucapanmu kurang sopan."

Aku yang mendengar ucapan kecil dari balik semak-semak. Tidak salah lagi ini Relia. berjalan secara perlahan dan melihat dia yang sedang berlatih sihir tanpa di ajari oleh siapapun.

"Walah ini nyonya Relia. Dia berlatih sendiri."

"Shihhhh. Diam dasar berisik."

"Nyonya Irie, jika orang tuamu mendengar itu pasti sudah dihukum."

"Makanya rahasiakan."

"Baiklah jika itu ucapan Nyonya Irie."

Aku tidak percaya akan janji itu. Malam ini pasti disuruh pake gaun lagi. itu sudah jadi hukuman pasti ketika melakukan hal yang jauh dari kata sopan santun.

***

Ketika diriku sedang berlibur bersama keluargaku mengendarai sebuah kereta kuda. kami niat awalnya berniat untuk belanja memberi pakaian, terutama untukku karena diriku selalu menolak mengenakan gaun. tentu karena diriku masih memiliki jiwa pria.

Di Sebuah pusat perbelanjaan terutama pada bagian toko pakaian.

Aku tidak berharap dengan keadaan sekarang. pada akhirnya aku harus mengenakan gaun panjang, yang menyebalkan panjangnya. yah untuk beberapa alasan saya lebih berharap gaun panjang sih. Di dunia ini konsep fashion sudah hampir setara dengan dunia modern saja.

"Imut, sekali!"

Benar keadaan sekarang sedang menggunakan gaun panjang menyebalkan itu. Apa aku menggunakannya sendiri. Tidak sih, para maid mengenakannya. Sebenarnya sulit mengenakan pakaian ini, apalagi model nya terbilang sangat berbelit, tentu saja untuk ku yang dulunya cowok, dan persetan dengan fashion.

Kembali melihat cermin dan melihat diriku yang sadar memang sudah berubah. mau bagaimana pun lagi. aku sekarang lahir sebagai perempuan, pikiran dan mentalku beneran perempuan.

Kemudian berjalan keluar dari ruang ganti, dan mulai kembali ke kedua orang tuaku, dan kebetulan adikku disana. benar-benar acara keluarga yang melelahkan.

Benar-benar sulit membahas konflikasi pada diriku ini. Aku harap tidak ada alasan ribet di balik kehidupan keduaku ini, di kehidupan pertama ku kasarnya sangat sederhana sih, sudah seperti kehidupan orang biasa menurutku.

Jika ku ingat-ingat diriku dulu. seorang yang bekerja sebagai pelayan restoran yang merupakan tempat milik temanku saat kulihat, berkat itu juga aku bisa menjalani hidup dengan normal. Kemudian, aku tidak menikah, kasarnya aku mati muda sih.

"Ahaha.... Sepertinya aku akan menikmati hidup kedua ku ini."

"Kak, kenapa ketawa aneh."

"Tidak, aku hanya membayangkan sesuatu."

"Membayangkan apa?"

"Aku mendapatkan pedang terkeren di kota ini. kemudian aku menyelamatkan kota ini."

Dongen palsu yang ku buat, tetapi seluruh mimpiku tertulis disana.

"Benar, kakak tidak cocok dengan pakain ini. Kakak itu harus menjadi sosok pahlawan di buku-buku cerita."

"Adikku benar-benar pintar. Aku beri ini."

Sebuah Pensil yang digunakan untuk menggambar komik-komik sebagai hobi. Tentu ini penuh dengan kenangan, tapi persedian pensilku masih sangat banyak sih.

Kesampingkan soal itu, seperti buku, kertas dan alat tulis terbilang mudah terjangkau. Sepertinya di dunia ini memiliki interior yang masih jaman-jaman komik isekai jepang, tapi jauh lebih maju dari perkiraan.

Next chapter