12 Terbang seperti burung

10 Pisces 1899

Hari pertama masuk sekolah, semua orang nampak antusias mempersiapkan hari ini. Ada yang dari pagi sudah mandi, ada pula yang dari pagi sudah melayang kesana kemari menggunakan sapu terbangnya tidak sabar untuk segera meluncur ke Aeros

Padahal jam pelajaran dimulai pukul 10 Pagi dan sekarang waktu masih menunjukkam pukul 6 pagi

Berbeda dengan Seifer, ia nampak malas untuk bangun. Rasanya kasur yang di tidurinya terasa memiliki gaya gravitasi yang sangat berat

*Knock knock knock  

"Bangun pecundang !"

*Knock knock Knock

Seifer nampak menghiraukan suara ketukan pintu kamarnya. Tanpa dibuka pun ia sudah tau siapa orang dibalik pintu tersebut

Ia kesal dari semenjak hanya dirinya saja yang belum bisa menggunakan sapu terbang, para seniornya terus membulinya.

"Pahlawan tidak bisa menggunakan sapu terbang"

"Pahlawan jalan kaki"

"Pahlawan rajin berjalan"

Banyak ejekan-ejekan yang terus mengarah padanya

Ia tau sosok pelaku yang sedang mengetuk pintunya sekarang pun pasti akan membulinya.

"Jika kau terus begini, maka akan aku dobrak pintunya !!" Teriak sosok dibalik pintu

"Dobrak saja !" Sahut Seifer masih nyaman dikasurnya 

"Baiklah kalo begitu, 1....2....3 !!!!"

*Braaakkk 

Pintu itu terbuka dengan seketika, sosok senior Espoir langsung masuk tanpa permisi dan langsung mengangkat tubuh Seifer untuk beranjak dari kasurnya

*Gubrak !! Seifer dibanting begitu saja oleh senior itu tanpa ampun

"Apa-apaan ini senior Zack !!" Seifer langsung  beranjak dan hendak membalas serangan Zack

*Duaaakkkk belum Seifer membalas perbuatan Zack, Seifer langsubg terkena pukulan tepat diatas kepalanya yang membuat kepalanya benjol seketika

"Apanya yang apa-apaan? justru aku yang harus bertanya padamu brengsek !!" Zack langsung menarik kerah baju  piyama Seifer yang masih memegangi kepalanya yang kesakitan

"Jangan buat aku malu Espoir terkuat !" Tatapan Zack nampak marah, Seifer nampak kaget melihat tatapan Zack yang berapi-api, ia merasakan firasat buruk untuk saat ini.

"Sekarang masih pukul 6, masih ada waktu untuk memberimu pelajaran dari sang Komandan Espoir ini"

Firasatku buruk

****

Pukul 6.30 di hutan Espoir

Seifer kini sedang berdiri dikelilingi para senior Espoir, jumlah mereka ada 5 orang termasuk Zack dan Sion

"Nah, sekarang katakan pada kami apa yang membuatmu tidak mengerti sehingga kau tidak bisa menggunakan sapu terbang itu ?" Dengan tangan menyilang so jagoan, sang pimpinan Espoir berlaga dihadapan Seifer

"Justru aku tidak mengerti apa yang sebenarnya tidak ku tau tentang ilmu mengendalikan sapu brengsek ini"

"Kau hanya tinggal mengucap mantra Ride dan selesai, bagaimana kau tidak mengerti tentang hal itu" Sion membuang rokoknya yang terakhir, ia nampak kesal bagaimana bisa siswa yang mereka anggap terkuat bisa tidak paham dengan konsep dasar mengendalikan sapu terbang

"Karena itulah senior aku tidak mengerti !!!" seifer kini berteriak, rasanya ia ingin meninju semua orang didepannya sekarang karena kesal. Tidak ada yang mengerti dengan perasaannya saat ini. Hal yang dirasa mudah oleh semua orang tiba-tiba saja menjadi sangat sulit untuknya

"Dia tidak ada harapan, setiap hari dia harus berjalan sejauh 5KM menuju Aeros" ucap salah satu senior yang dari tadi diam saja. Perkataannya berhasil membuat Seifer lemas karena membayangkan jauhnya perjalanan yang akan dilaluinya

Zack langsung melempar sapu terbang miliknya kearah Seifer "ucapkan mantranya 'pahlawan' Espoir " ucap Zack, kini sosok yang dianggap konyol bagi Seifer nampak berubah drastis menjadi sosok yang sangat serius dan seperti seorang kakak kandung mengajari adiknya untuk belajar berjalan.

Kedua mata Seifer nampak berkaca-kaca terharu merasakan kasih sayang seniornya itu

"Ride !!" Seifer berteriak namun tidak terjadi apa-apa pada sapu yang sedang ia pegang. Para Senior hanya menghela nafas merasa kecewa, namun sepertinya Zack terlihat berbeda. Ia percaya akan ada sesuatu keajaiban dilakukan Seifer.

"Kau itu Espoir pertama yang berhasil meninju wajah seorang BlackSword ! Aku percaya kau pasti bisa melakukan hal mudah ini, pahlawan brengsek !!" Zack mencoba menyemangati adik kelasnya itu. Perkataan senior botak itu membuat hati Seifer menggebu-gebu, ia mengeratkan genggamannya. "Ride" dengan sepenuh hati ia merapal mantranya.

Kelima senior itu terkejut ketika melihat sapu terbang yang digenggam Seifer bereaksi, "lihat itu brengsek !! Lihat itu !!!!" Zack nampak kegirangan melihat tubuh Seifer sedikit terangkat karena sapu terbangnya sedikit demi sedikit naik keatas

" Naiki seperti seorang knightmage sejati anak muda, lalu ucapkan Yihaaaa !!!" Sion yang ikut kegirangan langsung berjingkrak-jingkrak tidak percaya

"Yihaaaaa !!!" Seifer langsung melompat menaiki sapu itu dan langsung melesat keudara mengendalikan sapu terbang

" Itu baru pahlawan Espoir yang sebenarnya !" Zack nampak bangga menyaksikan adik kelasnya dengan leluasa mengendarai sapu terbangnya

"Senior lihat aku ! Aku terbang seperti burung !" Seifer nampak meluncur kesana kemari dengan gembira, sesekali ia bermanuver kebawah seakan hendak menabrak para seniornya namun dengan cepat ia angkat kembali keudara

"Aku Seifer hyral, seorang knightmage pengendali sapu ter....."

*Braaaakk !!!  Pemuda itu menabrak salah satu pohon didepannya

***

Pukul 08.10 Dorm Espoir

Para Espoir nampak sedang berkumpul diruang makan yang cukup menampung seluruh Espoir. Mereka melahap sarapan roti keju dan susu hangat yang sudah disiapkan oleh Kaien dan para koki akademi yang sengaja ia bawa dari Aeros

Seifer nampak duduk disebelah Aknadin, "kenapa dengan wajahmu itu ?" Aknadin memperhatikan goresan luka di wajah Seifer, yang ia anehkan adalah raut muka bahagia Seifer meskipun dirinya sedang  terluka. Seifer hanya menggelengkan kepalanya dan terus menyantap roti kejunya itu.

Setelah menyantap sarapan, Seifer memutuskan kembali kekamarnya untuk bersiap menuju sekolah. Michie yang melihat itu langsung beranjak dari kursinya dan bergegas menyusul Seifer

Dikoridor menuju kamar Seifer, Michie berlari hendak menyapa Seifer

"Kau berhasil kan ?" Tanya Michie, Seifer menghentikkan langkahnya lalu berbalik kearah Michie sambil mengacungkan jempolnya sambil tersenyum "syukurlah" 

Seifer pun melanjutkan langkahnya menuju kamar, Michie hanya menatap punggung pahlawannya itu yang semakin lama semakin menjauh seraya memeluk kedua tangannya seakan mendoakan sesuatu.

***

Pukul 09.05

Seluruh Espoir berkumpul diluar memegangi sapu terbang mereka masing-masing.

Kini mereka semua kompak mengenakan seragam berwarna putih bergaris biru di kerah mereka. lambang  sihir Pentagram dengan tulisan ditengahnya berbunyi Hope atau harapan menempel jelas dipunggung mereka

"Hei, Seifer kenapa kau repot-repot membawa sapu terbang ? Bukankah kau akan berjalan kaki menuju sekolah ?" Ejek salah satu Espoir didekat Seifer

Seifer memilih diam karena menurutnya tidak ada gunanya menjawab ejekan teman-temannya yang brengsek itu

"Baiklah kurasa kalian semua sudah siap berkonvoy berangkat kesekolah untuk pertama kalinya  ditahun ajaran baru ini" ucap kaien penuh semangat. Para Siswa bersorak dan bersiap dengan sapu terbangnya masing-masing

"Setelah hitungan mundur kalian harus langsung terbang dengan sapu kalian, akan aku berikan sebuah hadiah bagi siapa saja yang datang pertama ke sekolah" para siswa nampak bersemangat, mereka nampak membungkukkan diri bersiap meluncur dengan sapunya

"3....2...1.. maju !!!" Kaien memberikan aba-aba dan dengan sekejap para Espoir terbang melesat keudara menuju Sekolah

Hanya Seifer yang tidak terbang bersamaan dengan mereka, melihat hal itu Kaien nampak heran "kenapa kau tidak ikut meluncur ? Apa kau belum bisa menggunakan sapu itu Seifer ?"

" 20 detik dan akan aku susul mereka setelah ku berikan Handicap pada mereka" Kaien nampak terkejut mendengar ucapan muridnya itu

"Menarik"

"Pak guru Kaien, aku harap hadiahnya tidak akan mengecewakanku" Kaien hanya mengangguk sambil tersenyum "5 detik lagi"

"5...4....3....2...1..."  Seifer langsung melesat dengan  kecepatan tinggi menaiki sapu terbangnya 

kaien yang menyaksikan itu sangat takjub

"Seifer Hyral, Demon yang sangat menarik"

avataravatar
Next chapter