1 Seifer dan Aknadin

Hari itu, 32 Aquarius tahun 1900, pertumpahan darah terjadi di Akademi Aeros

seorang pemuda berambut pirang bermata biru Aqua berusia 16 tahun terlihat  sedang berlari menyelusuri hutan di sekitar akademi tersebut, wajahnya terlihat panik, lengan kanannya berdarah karena telah tertebas sayatan pedang

"sial sial sial !!! dimana kau brengsek !!"  sambil memegangi tangannya yang terluka pemuda itu bergumam sendiri, ia terus berlari menoleh kekiri dan kekanan disekitarnya, hanya ada pemandangan pepohonan dan mayat-mayat yang bergeletakan disekitarnya

tiba-tiba sebuah kilatan cahaya datang menerjang kearah pemuda tersebut namun dengan sigap ia berhasil menghindar sehingga Kilatan Cahaya tersebut hanya berhasil menabrak pohon dibelakang pemuda tersebut hingga hancur dan roboh

"reflek yang sangat bagus Seifer" terdengar suara seseorang entah darimana datangnya, Seifer berusaha mencari sumber suara

"Aknadin dimana kau !!??" teriak Seifer seraya menarik pedangnya yang dari tadi masih bersarung menempel  dipinggangnya

suara langkah pelan akhirnya terdengar dan menampakan sesosok pemuda seumuran Seifer, ia bernama Aknadin, pemuda yang terlihat kalem berambut hitam dan bermata merah, tatapannya tenang seakan ia tidak takut sama sekali dengan Seifer yang sedang menghunuskan pedang kearah nya

"kenapa kau lakukan ini ? mengkhianati dan membunuh teman-teman kita ? jawab aku Aknadin !!??" Aknadin hanya tersenyum tipis mendengar pertanyaan Seifer

"teman ? dari awal aku tidak pernah menganggap kalian sebagai teman, aku berada di Akademi ini hanya ingin menyelesaikan misiku, Mengabdi kepada CHAOS dan membunuh siapa saja yang menentangya" jawaban Aknadin berhasil membuat Seifer terkejut dan marah

Seifer berlari kearah Aknadin sambil menebaskan pedangnya kearah Aknadin

*CLANG !!!! Suara pedang saling berbenturan, kini kedua pedang mereka saling menempel dan saling menekan satu sama lain

"kau takkan kumaafkan!!" Seifer berusaha menjatuhkan Aknadin  dengan terus menyerang namun kemampuan berpedang Aknadin cukup hebat sehingga tebasan demi tebasan berhasil ia tahan dengan mudah

"kau lemah !!" Aknadin melompat kebelakang sembari mengarahkan telapak tangannya kearah Seifer, disaat bersamaan muncul simbol cahaya sihir Insignia dari telapak tangan kanan Aknadin dan mengeluarkan Kilatan cahaya yang langsung menerjang kearah Seifer

Seifer terkejut dan tak bisa menghindar terkena serangan sihir Aknadin dan terpental kebelakang cukup jauh, kini ia berguling beberapa kali hingga akhirnya ia tersungkur kesakitan akibat serangan fatal yang dilancarkan Aknadin

Aknadin berjalan kearah Seifer yang masih tersungkur kesakitan hingga akhirnya ia menginjak kepala Seifer yang masih tertidur ditanah "kau lemah, bahkan membunuhmu tidak ada artinya" ucap Aknadin sambil terus menginjak-nginjak kepala Seifer, hingga akhirnya ia meludah dan berjalan menjauhi Seifer

"pecundang" ucap Seifer mengejek Aknadin meskipun masih tertidur dan berdarah-darah dikepalanya, Aknadin menghentikan langkahnya dan masih berdiri membelakangi Seifer yang kini perlahan kembali berdiri

Seifer menyusut darah dimulutnya sambil menatap tajam kearah Aknadin yang masih membelakanginya

"aku akan melindungi semuanya, Michie, Felix, Gaiki, Onyx dan yang lainnya"

"bahkan jika aku harus membunuhmu sekarang Aknadin !!" tubuh Seifer kini diselimuti Aura berwarna putih yang menyala terang, membuat Aknadin yang melihat tersebut tersenyum menyeringai

"sepertinya kau akan serius kali ini" Aknadin pun mengeluarkan Aura yang sama dan bersiaga

"demi Crystalia dan kedamaian Dunia, akan ku akhiri semua sekarang juga!!" Seifer melesat kearah Aknadin seperti kilat, namun serangan tersebut berhasil ditangkis Aknadin, kini mereka saling beradu pedang mencoba melukai satu sama lain sambil bergerak berpindah tempat dengan cepat

*CRASH !!! SUARA  Tebasan pedang berhasil melukai salah satu dari mereka, kini mereka berdiri saling membelakangi diam tanpa mengucapkan sepatah katapun

beberapa detik kemudian Aknadin setengah berlutut menahan tubuhnya yang ternyata telah tertebas oleh pedang milik Seifer, darah keluar dari mulutnya.

"kau berhasil melukaiku" Aknadin kesal sambil menyusut darah dimulutnya.

"untuk apa kau membela Manusia, mereka hanyalah Makhluk tak berguna yang sebentar lagi akan binasa, kita adalah Ras Demon abdi dari CHAOS, Seharusnya kau berpihak pada kami Seifer" dengan tubuh yang masih terluka Aknadin melesat kearah Seifer yang masih membelakanginya

Aknadin menebaskan pedangnya kearah Seifer namun serangannya hanya menebas angin karena sesaat sebelum pedangnya akan menebas Seifer, Seifer menghilang dengan cepat

"kau lambat !!!" Aknadin terkejut musuhnya sudah berada di belakangnya dan langsung dengan cepat terkena tebasan tepat di punggungnya

"Arggghh !!!" Aknadin berteriak kesakitan, Seifer tak berhenti, ia langsung mengeluarkan sihir bersimbol insignia berwarna merah Ditelapak tangan kanannya yang langsung mengeluarkan kilatan cahaya menerjang kearah Aknadin yang masih terluka

*Boooommm suara ledakan sihir terdengar keras dan Aknadin pun kini terpental beberapa meter dari tempat semula hingga akhirnya membentur  salah satu pohon di hutan tersebut

"kau kalah Aknadin" Seifer menyarungkan pedangnya  sambil menatapi Aknadin yang kini sedang bersender terluka  dipohon

"Heal" Aknadin bergumam pelan, seketika muncul Simbol Insignia berwarna Hijau dipijakan kaki Aknadin dan Simbol tersebut perlahan bergerak keatas seakan hendak menyelimuti Aknadin dari bawah

luka disekujur tubuh Aknadin seketika sembuh, aura berwarna hijau itu pun lenyap seakan ditelan cahaya

Seifer terlihat tenang meskipun sedang melihat musuh didepannya itu kembali sembuh dari luka yang cukup parah

"kau berhasil menguasai sihir Heal, padahal sebelumnya kau tidak bisa menggunakan sihir tersebut" ucap Seifer

"sepertinya ada gunanya kau belajar di Akademi ini" Seifer mengejek Aknadin, Aknadin hanya tersenyum tipis sambil berjalan pelan mendekati Seifer

"kau benar, kekuatanku semakin bertambah karena selama setahun ini aku belajar banyak dari Ras Manusia, namun sayang mereka harus lenyap hari ini" ucap Aknadin.

Seifer kembali bersiaga bersiap menyambut serangan Aknadin.

Aknadin mengangkat tangan kanannya keatas seraya bergumam mengucap sebuah mantra "divine of destruction, Ragnatalos !!!" seketika sebuah Simbol Insignia yang sangat besar berwarna hitam keunguan muncul  dari telapak tangan Aknadin, melihat hal itu Seifer terkejut, ia mencoba berlari kearah Aknadin namun hembusan aura yang menyebar dari arah Aknadin sangat kuat sehingga membuat Seifer terpental kebelakang

"apa yang akan kau lakukan bodoh !!??" teriak Seifer sambil menancapkan pedangnya ketanah menahan tubuhnya yang terus terseret kebelakang

"akan kulenyapkan Akademi ini dengan memanggil salah satu makhluk terkuat ciptaannya, Ragnatalos" Sosok naga berukuran sangat besar muncul dari dalam simbol insignia yang menempel ditelapak tangan Aknadin, naga itu berwarna hitam, matanya menyala hijau dan mengeluarkan aura yang sangat mengerikan.

Ragnatalos mengaung sangat keras diangkasa sambil mengepakan sayapnya yang hampir berukuran panjang 20 meter

Seifer hanya bisa terpaku menyaksikan aura dahsyat Ragnatalos, pohon-pohon disekitar hutan tersebut lenyap seakan tersapu oleh aura yang menyebar dengan cepat berpusat pada Ragnatalos

"hahahahaha lenyaplah kalian para sampah yang tidak berguna" Aknadin menengok keatas sambil melotot dengan bahagia menyaksikan kedahsyatan Ragnatalos

Ragnatalos menghentikan Aumannya dan menoleh kebawah, Makhluk itu melayang diangkasa seakan tidak ada Gravitasi

"kau sudah benar-benar jatuh pada kegelapan Aknadin" Seifer mencabut pedangnya yang semula mencancap ditanah, kini tatapannya terlihat tajam menengok keatas

"sepertinya aku harus akhiri semua ini sekarang juga" ucap Seifer yang kini sudah terlihat sangat serius.

avataravatar
Next chapter