15 Identitas yang terbongkar

Lucius memperkenalkan dirinya kepada 16 siswa itu, tepatnya kelas 1-C

Seifer dan Gaiki secara kebetulan masuk kedalamnya bersama Aknadin dan 13 orang lainnya bercampur dari 3 Dorm berbeda

angkatan kelas 1 berjumlah 97 orang ; 30 siswa berasal dari Espoir, White Veil dan Crimson Sunbird masing-masing berjumlah 33 siswa , serta dari BlackSword hanya ada Satu orang saja.

ke 97 orang itu dibagi menjadi 7 kelas. Masing-masing kelas berjumlah 16 orang kecuali satu kelas yang hanya berjumlah satu orang saja. yaitu kelas yang isinya hanya seorang BlackSword saja.

"dihari pertama ini kalian akan mendapatkan pelajaran paling dasar sebagai seorang Knightmage." Lucius berjalan perlahan menuju papan tulis berwarna hitam yang terpasang didepan kelas ia menulis 3 suku kata berbentuk segitiga

" Attack, Defense, dan Support" selagi menulis ketiga suku kata itu, para Siswa nampak serius memperhatikan sang guru

"3 Hal dasar inilah yang harus kalian kuasai selama belajar disini" Lucius menyimpan kapur tulisnya di meja lalu menoleh kearah para siswa, ia mengangkat satu tangannya dan membuka sarung tangan hitam di tangan kanannya yang daritadi ia pakai

para siswa mengernyitkan dahinya mencoba memperhatikan sebuah tulisan simbol aneh di telapak tangan sang guru

"ini adalah simbol Pentagram Sihir, setiap Knightmage harus memiliki simbol ini disetiap telapak tangannya" Lucius sedikit menggerakkan tangannya kedepan, tangannya bercahaya sedikit sambil diikuti dengan beberapa kuas alat tulis yang melayang menuju bangku para siswa

kuas itu sudah berada di meja masing-masing para siswa, Seifer dan yang lainnya meraih kuas tersebut sembari penasaran

"gambarlah simbol Pentagram menggunakan kuas itu ditelapak tangan kalian, lalu cobalah gerakkan tangan itu perlahan, jika kuas itu melayang berarti tangan kalian sudah siap untuk digunakan meng-Casting sihir " para siswa nampak antusias dan langsung mengukir kuas berlumur tinta hitam itu ditelapak tangan mereka masing-masing

sebagian ada yang langsung bisa menggerakkan kuas tersebut hingga melayang, sebagian ada yang masih gagal

Aknadin dan Gaiki berhasil melayangkan kuas tersebut dengan mudah. siswa yang belum bisa menggerakkan kuas tersebut hanya berjumlah 7 orang, termasuk Seifer

"ini terlalu mudah" dengan nada mengejek seraya menoleh kesamping Gaiki berusaha mengolok-ngolok teman sebangkunya

"kau itu bisa apa tidak ? pantas saja Dorm mu di Espoir" lanjutnya lagi, namun Seifer nampak memilih untuk mengacuhkan pria berisik itu dan lebih memilih menghapus coretan kuas telapak tangannya dengan tangan satunya

sial !

menit demi menit berlalu, para siswa yang tadinya gagal mengangkat kuas mereka dengan sihir akhirnya telah berhasil. kecuali Seifer

hal itu berhasil membuat Seifer frustasi, apalagi teman sebangkunya terus saja mengoloknya dengan semakin menjadi-jadi.

"waktu selesai ! angkat kuas kalian sekarang !" perintah sang guru. secara bersamaan para siswa melayangkan kuas mereka masing-masing keudara. Hanya Seifer yang nampak pasrah tidak bisa melakukannya

"rupanya ada produk gagal disini" Lucius berjalan perlahan kearah Seifer yang duduk di ujung kelas

seluruh siswa menoleh kearah Seifer secara bersamaan. perasaan itu berhasil membuat wajah Seifer memerah karena malu. Dirinya satu-satunya yang tidak bisa melakukan hal dasar

"siapa namamu?"

"Seifer Hyral" dengan nada yang pelan Seifer menjawab

"jadi kau orang yang diceritakan Ren padaku" Lucius memandang tajam siswanya itu. Seifer sedikit terkejut dan penasaran apa yang dibicarakan oleh gurunya itu. Begitu pula dengan seisi kelas.

"kau adalah orang pertama yang bisa lepas dari cengkeraman sihir milik Ren" lanjutnya lagi

"lalu bagaimana rasanya telah memukul wajahnya " seisi kelas kecuali para Espoir nampak terkejut begitu pula dengan Gaiki

"rasanya biasa saja, lagi pula seistimewa apa orang itu sehingga membuat kalian semua terkejut seperti itu?" Wajah Lucius yang semula nampak serius spontan langsung seperti menahan tawa, ia pun terbatuk begitu saja.

"hahahaha sudah kuduga kau ini bocah yang menarik" Seifer nampak bengong melihat ekspresi gurunya itu dan tidak tau harus berbuat apa ditengah kondisi yang tidak nyaman seperti itu

"pantas saja Kaien nampak bersemangat untuk menjadi wali kelas Espoir, rupanya ini alasannya" Lucius meraih tangan kanan Seifer yang semula menempel di meja, ia pun mengernyitkan alisnya

"benda ini...kau terima darinya ?" Lucius memperhatikan Bracelet bersimbol Gemini yang terpasang di pergelangan tangan kanan Seifer. Seifer hanya mengangguk pelan

"aku menarik ucapanku yang barusan. kau bukanlah produk gagal. kau hanyalah seorang Demon yang tersesat" suasana menjadi mencekam terutama para siswa yang tiba-tiba saja merasakan aura yang begitu dahsyat keluar dari Gurunya itu. namun anehnya Seifer sama sekali tidak merasakan hal serupa dengan teman sekelasnya.

Seifer berusaha melepas genggaman gurunya namun gagal sama sekali

seluruh siswa di kelas itu nampak merinding merasakan tekanan Aura yang dikeluarkan gurunya itu

"lepaskan !" teriak Seifer

"apa yang kau lakukan di Akademi ini, Demon !" Bukan melepas genggamannya, Lucius malah menambah kekuatan aura yang semakin berat dan mengintimidasi seluruh kelas, terkecuali Seifer

"kubilang lepaskan !!" Seifer berdiri dan langsung mendorong dengan sebelah tangan gurunya itu sekuat tenaga membuat sang guru terpental hingga menabrak dinding

aura yang dikeluarkan Lucius menghilang seiring dengan tertabraknya dia dengan dinding kelas.

"menarik" Lucius tersenyum pahit seraya berusaha berdiri perlahan, para siswa yang sudah terlepas dari cengkeraman aura mengerikan Lucius nampak menghela nafas lega

Gaiki yang menyaksikan kejadian itu dari dekat terlihat hanya bisa mengangga saja

"ka-kau bisa melempar guru Lucius sekuat itu ?" ucap Gaiki masih tidak bisa percaya

nafas Seifer nampak tersengal-sengal seakan hendak kehabisan oksigen. ia berusaha tenang setenang mungkin

"kau tidak apa-apa guru Lucius?" tanya salah seorang murid yang paling depan

Lucius diam tak menjawab pertanyaan, ia lebih memilih berjalan kembali mendekati Seifer

Cih, sepertinya tempat ini sudah tidak aman lagi

Seifer yang menyadari identitasnya telah diketahui seisi kelas, dengan cepat melesat keluar kelas melarikan diri.

"he-hei apa yang sebenarnya terjadi ?" salah satu murid dikelas itu nampak kebingungan, tidak hanya siswa itu saja, bahkan seisi kelas nampak bingung harus berbuat apa

"bodoh kenapa kalian diam saja ! cepat kejar orang itu !" salah satu siswa berseragam Crimson Sunbird akhirnya berusaha memberikan perintah sambil berlari keluar kelas hendak mengejar Seifer yang sudah kabur daritadi.

namun siswa itu langsung dicegah oleh Salah seorang Espoir dan berhasil dijatuhkan dengan cara dipeluknya hingga terjatuh mencium lantai " jangan kejar dia, dia adalah teman kami !" teriak sang Espoir, sang Crimson Sunbird nampak tidak terima dan segera memukul-mukul sang Espoir berusaha melepas pelukannya "lepaskan sampah sialan !!!" teriak sang Crimson Sunbird

suasana menjadi kacau seakan Crimson sunbird yang hendak mengejar Seifer namun dicegah oleh para Espoir

"semuanya diam !!!" Lucius berteriak seraya mengeluarkan aura mencekamnya kembali

suasana menjadi hening seketika menoleh seluruhnya kearah sang guru

"biar aku yang urus semua ini, kalian diam saja !" dengan aura yang begitu dahsyat seluruh siswa dikelas itu langsung kehilangan kesadarannya begitu saja. hanya Aknadin dan Gaiki yang berhasil selamat dari tekanan Aura milik Lucius

"hooo-, rupanya ada dua orang lagi yang berpotensi dikelas ini" Lucius nampak senang melihat Aknadin dan Gaiki yang masih berdiri sadar seutuhnya

"maukah kalian membantuku mencari teman kita yang kabur disaat jam pelajaran ini ?" pinta Lucius dengan nada bercanda, kedua orang yang selamat hanya mengangguk dan langsung bergegas keluar kelas mencari Seifer

suasana kelas itu menjadi hening bersisa-kan Lucius yang tengah berdiri diantara para siswanya yang sudah pingsan

"hari pertama yang aneh" gumamnya meskipun tidak ada siapapun yang bisa mendengar suaranya

***

Gaiki dan Aknadin menoleh kesana kemari sambil berlari mencari Seifer, namun usaha mereka nampak sia-sia

"di Kastil sebesar ini bagaimana kita mencarinya?" Gaiki nampak kesal seraya mengatur nafasnya yang tersengal

"lalu kenapa hanya kita berdua saja yang bisa mengatasi aura mengerikan guru Lucius ?" Aknadin hanya menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Gaiki

"tch, Tidak berguna!"

"kau sama saja tidak berguna-nya" balas Aknadin datar

"daripada marah-marah tidak jelas, sebaiknya kita berpencar mencarinya" Gaiki sejatinya enggan setuju dengan pria yang baru saja dikenalinya, namun mau tidak mau ia harus mengakui ide orang tersebut ada benarnya juga.

***

Disebuah tempat tepatnya sekitar 300 meter dari Luar Kastil Aeros, Seifer nampak bersembunyi dibalik pohon berukuran besar, seraya menarik nafas pelan-pelan mencoba tenang.

Seifer menoleh kesana kemari memastikan sekitar tempat itu aman tidak ada siapapun

"sepertinya aku harus pulang kerumah dengan tangan kosong" Seifer bersender dipohon sambil menatap langit yang kebetulan sedang cerah.

"ayah pasti akan marah padaku" ucapnya lagi berbicara sendiri

"kenapa ayahmu akan marah jika kau pulang sekarang ?"

"ya karena ia berharap aku bisa mempelajari ilmu sihir tingkat tinggi yang hanya diajarkan di Dorm BlackSword " tanpa sadar Seifer menjawab pertanyaan yang ia sendiri tidak tau darimana datangnya

setelah sadar apa yang telah ia lakukan, Seifer beranjak dari sandarannya dan langsung mencari sumber suara

"rupanya kau disini" Seifer terkejut ketika 8 orang sudah berdiri mengepung Seifer

"ka-kalian... !?" Seifer nampak tidak berani meneruskan ucapannya. yang ia tahu sekarang adalah nasibnya akan tamat ditangan ke delapan orang berjubah hitam

"BlackSword"

avataravatar