8 Akhir dari pertarungan

di Dorm Espoir

Zack nampak panik, ia bergegas menuju ruangan tamu Dorm tersebut, terdapat sebuah benda berbentuk persegi panjang menempel didinding yang lalu ia raih dengan cepat

Zack menekan-nekan sebuah tombol yang tertulis di benda tersebut yang kemudian ia berkonsetrasi menyalurkan Aura miliknya ke benda tersebut

"semoga saja auraku bisa menjangkau Auraphone sekolah"

*tuuuttt tuuutt suara dari benda bernama Auraphone terdengar ditelinga Zack

"halo ini aku Zack Biwulf siswa tingkat Tiga Espoir

maaf mengganggu petugas keamanan malam-malam seperti ini"

"ada apa siswa Espoir?" terdengar suara dari alat yang dipegang Zack

"adik kelas kami belum pulang dari hutan dekat Dorm kami jam segini, kami khawatir ada terjadi sesuatu dengan adik kelas kami" suara Zack nampak khawatir

"tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa anak muda, Aeros adalah akademi Ter -aman di dunia ini, sebaiknya jangan terlalu khawatir mungkin sebentar lagi dia akan pulang"

*tuuutt tuuttt tuuuuttt

Zack hanya terdiam sementara Sion dan Michie yang sedang menunggu kabar dibelakang Zack nampak berharap petugas akan menolong

Zack melirik kearah mereka dengan pelan

"bagaimana ?" Sion nampak khawatir memperhatikan wajah Zack yang berkeringat khawatir

"mereka tidak mau menolong"

"kenapa kau tidak bilang kalau ada Werewolf dihutan ??!!" teriak Sion panik

"mana mungkin mereka percaya, lagi pula aku kan cuma iseng mengerjai anak itu !! di dunia ini mana ada Werewolf

dan juga....kenapa kita haru berbohong Onyx sudah tewas"

"lalu bagaimana, jam segini Seifer belum kembali juga, kakak senior aku jadi khawatir" Michie nampak khawatir dengan Seifer yang sudah hampir 2 jam belum kembali ke Dorm

"tidak ada pilihan lain selain kita para senior mencarinya"

"aku ikut" Michie mantap bergabung dengan para seniornya, Zack menoleh kearah Sion

Sion hanya mengangguk pelan

semoga tidak terjadi apa-apa

***

Werewolf itu menggigil ketakutan melihat aura Seifer yang tiba-tiba saja meningkat dengan drastis.

muncul uap yang kelihatannya panas disekujur tubuh Seifer, namun hal itu justru malah menyembuhkan Seifer dengan perlahan

sorot mata pemuda itu berubah menjadi tajam terlebih bola matanya yang semula berwarna biru tergantikan jadi abu kehitaman

"siapa kau sebenarnya??!!!" Werewolf itu berteriak seraya memasang kuda-kuda bersiap untuk bertahan

Seifer hanya menyeringai sambil mengangkat tangan kanannya seraya memperhatikan tangannya yang kini berkuku panjang, ia lalu mengepalkan tangannya dengan erat

"jika aku masih bergantung pada kekuatan ini, itu artinya aku masih lemah" Seifer bergumam pelan sendiri meskipun bisa didengar Werewolf dengan jelas

"kau tidak mau menjawab pertanyaan ku, sebaiknya mati saja Demon sialan !!" Werewolf bersiap menyerang Seifer sambil mengangkat tangannya, namun hal mengejutkan terjadi...

Seifer tiba-tiba saja sudah ada didepan mata Werewolf sambil menyentuh kepala Werewolf dengan tangan kanannya

"siapa yang kau panggil 'sialan' ?" Werewolf terkejut bukan main, ia dijatuhkan Seifer dengan mudah dengan posisi wajah masih dicengkeram oleh Seifer

Werewolf itu nampak panik sambil melolong kesakitan ketika cengkeraman Seifer semakin kuat

"katakan padaku siapa yang mengirimmu kemari dan bagaimana caranya kau bisa masuk ke Aeros ini?" Seifer mencoba menginterogasi, sang Werewolf masih enggan menjawab

"tch keras kepala !" Seifer kembali meningkatkan cengkeramannya membuat Werewolf itu semakin kesakitan menjadi-jadi, suara retak kepalanya mulai terdengar

"kesempatan terakhir sebelum kepalamu benar-benar hancur" Seifer mengancam dengan tatapan bengisnya

"Va-Vanquish" Werewolf itu akhirnya berkata sesuatu, Seifer melonggarkan cengkeramannya

"siapa dia ?" Seifer nampak bingung, Werewolf yang melihat kesempatan untuk kabur itu tersenyum dan langsung menendang Seifer dan melompat kebelakang menjauhinya

"bukan dia, tapi mereka" Werewolf itu menyeringai dan bersiap untuk kabur, ia melepaskan Aura yang begitu dahsyat sehingga Seifer hanya bisa melindungi kedua matanya dengan tangan kanannya

Werewolf itu melompat ke udara dan langsung kabur dari tempat itu, Seifer hendak mengejar namun tiba-tiba saja Onyx bereaksi menandakan masih bisa tertolong

mata Seifer yang semula berwarna abu kini kembali berwarna biru Aqua, ia berjalan perlahan kearah Onyx yang masih terkapar

syukurlah dia masih hidup

Seifer yang kelelahan langsung menjatuhkan diri dan akhirnya terkapar di samping Onyx, pandangan matanya meredup menatap bulan purnama yang menyinari hutan itu

siapapun tolong kami

***

keesokan harinya

suara hembusan angin terdengar dari balik jendela kamar itu.

Seifer nampak tertidur dikasur, sementara itu sosok pria berkacamata nampak sedang duduk disamping Seifer menunggu kesadarannya pulih

sudah hampir jam 10 Seifer masih belum sadarkan diri hingga akhirnya matanya perlahan terbuka

"dimana ini ?" ucap Seifer samar-samar matanya memperhatikan sekeliling

"akhirnya kau bangun Seifer" suara itu nampak familiar ditelinga Seifer, ia perlahan menoleh kesamping

"tuan Kaien.." Seifer mencoba bangkit dari tidurnya

"sedang apa anda disini ?" Kaien hanya tersenyum lalu beranjak dari kursinya, ia berjalan kearah jendela yang mengarah pada lapangan Espoir

"menengok seorang murid yang sedang sakit adalah salah satu tugas seorang wali kelas" ucap Kaien sambil memperhatikan para siswa yang sedang berlalu lalang disekitaran Dorm tersebut

"wali kelas ?" Kaien hanya mengangguk lalu berbalik menoleh kearah Seifer

"apa yang telah terjadi semalam ?"

"sebelum aku menjawab, bagaimana keadaan Onyx ?"

"dia baik-baik saja, Zack dan yang lainnya menemukan kalian sedang tertidur ditengah hutan"

"tidak ada yang terluka namun anehnya kondisi seragam Onyx nampak compang camping dan pedang milik Zack yang katanya kau rampas, dalam keadaan patah" Kaien membetulkan posisi kacamatanya

"apa kalian saling bertarung ?"

"apa ditubuh Onyx terdapat luka atau darah ?" Kaien menggelengkan kepalanya, Seifer nampak kebingungan padahal sebelumnya Onyx hampir dibuat tewas oleh sang Werewolf dengan keadaan berdarah-darah dan perut yang robek

"kami berkelahi" jawab Seifer, Kaien hanya mengkerutkan alisnya mengetahui muridnya itu sedang berbohong padanya

namun Kaien hanya memilih percaya untuk sementara waktu

"sekolah akan dimulai satu minggu lagi, sebaiknya kau tidak berbuat onar atau semacamnya" Kaien berjalan hendak keluar dari kamar Seifer

"terima kasih sudah memasukkan ku ke dalam Dorm Espoir"

"bukan kah kau sangat marah sebelumnya ?" Kaien nampak bingung

"entah apa tujuanmu memilihku masuk kesini, tapi aku merasa bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang baik di Dorm ini"

"kau menyukai gadis itu" ucap Kaien cuek sambil berjalan begitu saja keluar dari kamar Seifer tanpa mempedulikan ekspresi Seifer yang tiba-tiba saja merona merah dan hendak menyangkal

seenaknya saja !!

***

ketika Kaien keluar Kamar Seifer, nampak sosok gadis cantik berambut panjang sedang menunggu di koridor, ia terlihat gugup ketika Kaien menatapnya

"pacarmu baik-baik saja" Kaien tersenyum kearah Michie sambil berjalan dan menepuk pundak Michie lalu melewatinya begitu saja

wajah Michie merona merah

"dia bukan pacarku" sangkal Michie

"lalu jika bukan pacarmu kenapa kau repot-repot menunggu kabarnya?" Kaien mencoba menggoda Michie

"dia itu temanku !! temanku yang berharga dan juga teman yang sudah menyelematkan ku"

"oh sebagai teman ya" Kaien menghela nafas

"kunjungilah temanmu yang berharga itu, dia sangat memerlukan kehadiranmu" ucap Kaien, rona merah pipi Michie tidak bisa disembunyikan lagi, Michie bergegas kekamar Seifer tanpa mempedulikan Kaien yang masih menatap Michie

"hmm anak muda memang gampang ditebak"

***

Michie menutup kamar Seifer dengan pelan, lalu ia menghela nafasnya lega karena sosok Kaien sudah tidak ada dalam pandangannya

kemudian mata hijau Zamrud Nya tertuju pada sosok pemuda yang sedang duduk setengah terbaring di kasurnya

"Se-Seifer apakah kau baik-baik saja ?" tanya Michie, Seifer tersenyum hangat kearah gadis itu

"tentu saja aku baik-baik saja" Michie berjalan perlahan kearah Seifer dan dengan lembut memeluk Seifer

Seifer terkejut tiba-tiba saja gadis itu memeluknya dengan pelan

"syukurlah, aku sangat khawatir"

"ya, terima kasih sudah mengkhawatirkan ku Michie" Seifer berniat membalas pelukan Michie namun sesaat ketika tangannya hendak menyentuh punggung Michie

*Braaakkk pintu kamar itu terbuka dengan keras diikuti dua sosok senior yang langsung masuk kamar begitu saja

"Seifer kau sudah sadar !!??..." Zack dan Sion nampak bengong melihat Seifer dan Michie yang sedang berpelukan

mereka melongo menyaksikan pemandangan itu

Seifer dan Michie terkejut dan langsung melepas pelukan

"kakak senior...." Ucap Seifer panik bingung harus berkata apa

"kalian berbuat hal tidak-tidak dikamar ini hah !!!?" mata kedua senior itu ber api-api

"ini tidak seperti yang kalian pikirkan !!" Seifer panik sementara dua seniornya itu berjalan kearah Seifer sambil meremas-remas kedua tangan mereka bersiap menghajar Seifer

"Seifer maafkan aku !!" Michie kabur dari kamar sementara Seifer hanya pasrah akan disiksa oleh kedua seniornya yang galak itu

"tidaaaakkkk"

***

avataravatar
Next chapter