2 Miracle

"Ayah! Adek kenapa ?" tanyaku panik. Bayi kecilku tampak tergolek lemah dengan mata terpejam. Mulutnya enggan terbuka. kelopak mata, jari jari tangan dan kakinya biru dan sedingin es.

Nafasnya tampak susah dan kulitnya putih pucat bagai mayat. Aku takut baby Faiz kenapa napa. Kami segera bersiap membawanya ke RS.

Sepanjang jalan hanya doa dan dzikir yang kulantunkan. Sesampainya di RS dokter memerintahkan opnam untuk mengatasi kuningnya. Rupanya angka bilirubin Faiz sangat tinggi sehingga perlu dilakukan penyinaran ke dua sejak dilahirkan. Kami kembali harus berpisah. Belum puas memeluknya sudah harus dipisahkan kembali.

Sebagai ibu dengan tiga anak aku harus membelah diriku agar bisa merawat ketiganya. Setelah subuh aku menyiapkan kebutuhan sekolah sang kakak lalu siap siap mengantarkan ASIP ke RS untuk Faiz ku tersayang. Menanti di ruang tunggu RS sampai jadwal pulang sekolah tiba. Pulang ke rumah untuk mempersiapkan makan malam dan menemani mereka sejenak. Menjelang Maghrib aku harus sudah sampai di rumah sakit untuk menyediakan ASIP. Rutinitas ku berkutat antara rumah dan RS.

Sambil menahan nyeri bekas operasi aku mencoba memainkan peranku sebagai ibu sebaik baiknya.

Tak boleh ada lelah untuk saat ini. Tak boleh ada sakit agar aku mampu merawat ketiganya .

Baby Faiz ku mutiara hati keluarga kami. mungil, putih dan tampan. Tapi entahlah kulitnya yang putih cenderung tampak pucat seolah tak ada aliran darah.

Seorang dokter mengatakan kalau Faiz terindikasi mengalami kelainan jantung dan hipotiroid. Beliau merujuk Faiz untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis jantung anak.

7 hari lamanya Faiz di ICU. Hari pertama pihak asuransi langsung membatalkan penjaminan pembiayaan RS dengan alasan Faiz menderita penyakit bawaan. Ini adalah kabar yang cukup membuat kami shock. Bagaimana kami bisa membayar tagihan RS yang terus membengkak setiap harinya? Perawatan di PICU tidaklah murah. Tak kurang dari 3.5 juta per harinya harus kami tanggung. Rabb darimana kami bisa dapatkan uang itu?

Aku pasrah pada takdirmu ya Allah..kami tak punya apapun yang bisa kami jual dan gadaikan..

Haruskah kami menyerah dan menghentikan pengobatannya?

Tidak! Aku tak ingin menyerah kalah. Demi kesembuhan Faiz aku akan mencari jalan.

Hari itu aku berencana memindahkan Faiz ke RS umum dan menggunakan BPJS. Namun kondisinya yang belum stabil membuat pihak RS tidak berani melepasnya.

"Bu, kondisi adik Faiz belum stabil. Biarkan kami memberikan perawatan terbaik untuknya. Soal biaya tidak usah ibu pikir saat ini. Pihak managemen sudah merapatkan dan memutuskan akan memberi keringanan biaya sampai kondisi adik stabil. Ibu cukup membayar biaya tenaga medis saja sebesar 150.000 per hari dan obat habis pakai" tutur Kepala Keuangan RS. Hermina. Wajahku melongo tak percaya. Bulir bening perlahan jatuh membasahi pipi chubyku.

It's a Miracle!

Allah tidak pernah ingkar janji. Kuasanya mampu menggerakkan tangan tangan hamba Nya yang lain untuk melakukan apapun. Dia mengetuk pintu - pintu hati dari jiwa jiwa yang tulus untuk membantu my baby boy. Bantuan terus bergulir dari para sahabat dan handai taulan. Bebanku semakin ringan. aku bisa fokus untuk merawat anak anak dan memberikan ASIP terbaik untuk Faiz. Begitu banyak rangkaian pemeriksaan yang harus Faiz jalani. Mulai cek jantung, cek tiroid, tes kromosom, dan sebagainya. Semua menjadi lebih ringan karena pertolongan Allah lewat manusia - manusia berhati malaikat. Faiz akhirnya diizinkan pulang ke rumah setelah kadar bilirubinnya berkurang.

****

Dokter Killer

" Ibu telah melahirkan generasi yang bodoh! Demi memuaskan seks ibu dan bapak sudah mengorbankan masa depan anak ini. Harusnya kalian berpikir sebelum merencanakan kehamilan agar hal ini tidak terjadi!"

Sontak kami berdua kaget dan tidak mengira sang dokter berani mengeluarkan kalimat tak pantas itu. Apa haknya menilai kami seperti itu? Bukankah anak adalah rezeki dari Allah? Hak prerogatif Allah menitipkan anak seperti apa kepada kita.

" Ibu tau..anak ibu cacat mental. Anak ibu mengalami syndrom down. Dia akan jadi anak yang bodoh kelak dan idiot, dan semua adalah salah kalian yang membiarkan bayi ini terlahir" cecarnya sambil menunjukkan tangannya ke hadapan kami berdua.

" Lihat jantungnya yang tidak sempurna! Ada bocor dimana mana. Jika tidak dilakuka operasi saat ini maka anak ibu akan mengalami gagal jantung di usia 6 Minggu. Usia hidupnya takkan melampaui 4 bulan"

Rabbku.. benarkah berita ini?

Rasanya semua sendiku melemah. tungkai kaki ini tak mampu menopang tubuh.

"Cobaan apa lagi yang harus kami jalani?

Baru saja kami memeluknya ..kini kami harus menelan pil pahit ini.. Beri kami keringanan ya Allah ..jangan beri kami ujian di luar batas kemampuan kami." Pintaku pada Sang Penguasa hidup.

avataravatar