13 13 Mama...pita ingin ketemu mama

"bagaimana kondisi terakhir bapak rendrawan?" tanya iskandar pada dokter jaga ICU.

" bapak rendrawan telah sadar dari koma namun kondisinya masih sangat lemah" jawab dokter jaga.

apakah memungkinkan bila kami menemui bapak rendrawan" tanya iskan lagi.

" bisa namun dengan catatan jangan dibebani dengan percakapan yang memicu emosi karena akibatnya sangat fatal" jawab dokter lagi.

iskan mengangguk tanda setuju.

tidak lama iskan menemui wijaya yang duduk pada kursi roda lalu memberi kode pada dimas untuk mendorong kursi roda menuju ruang inap rendrawan.

" apakah dia sudah sadar" tanya wijaya pada iskan putranya.

" sudah pa, namun kita harus berhati hati bila berbicara dengan om rendra" jawab iskan lembut.

"tock...tock" suara pintu diketuk.

rendrawan memberi kode pada jack untuk membuka pintu.

jack mengangguk lalu berdiri dan menghampiri pintu.

"selamat siang" sapa iskan pada jack.

" siang..." jawab jack pendek.

"bila diperkenankan kami keluarga wijaya ingin menemui bapak rendrawan" ucap iskan dengan ramah.

" sebentar" jawab jack lalu menemui rendrawan, tidak lama jack kembali menemui iskan dan wijaya beserta dimas.

" silahkan" ucap jack mempersilahkan ketiganya masuk pada ruang inap rendrawan.

" Hallo om rendra" ucap iskan menyapa rendrawan.

kakek joe atau rendrawan mengangguk lemah.

" Rendra" sapa wijaya dengan suara lemah.rendrawan mengangguk dengan tatapan lemah.

"tock...tock" tiba tiba terdengar suara pintu di ketuk.

lalu pintu terbuka.

" kakek" terdengar suara gadis kecil sembari berlari menuju pembaringan rendrawan diikuti langkah deon dibelakang pita.

wajah kakek joe atau rendrawan tiba tiba berseri dengan senyum bersahaja.

" pita" ucap rendrawan dengan suara lemah.

pita berlari lalu memeluk rendra dengan penuh kasih.

" om iskan" sapa deon ramah sembari menjabat tangan iskan lalu menjabat tangan wijaya dan dimas.

" hallo deon" ucap iskan tak kalah ramah.

tiba tiba jemari tangan wijaya bergetar lalu meraih tangan iskan sembari menatap iskan dengan mata betkaca kaca.

" iskan" ucap wijaya dengan suara bergetar.

iskan mengangguk dan tampa disadari kedua matanyapun mulai berkaca kaca.

rendrawan menangkap gelagat aneh pada iskan dan wijaya.

" maaf...tidak bermaksud mengabaikan" ucap rendrawan dengan suara lemah sembari tangan tuanya menggenggam tangan mungil pita yg masih memeluknya.

" tidak apa apa om" ucap iskan.

" rendra...apakah kamu tidak mengenali siapa gadis kecil yang memelukmu" ucap wijaya dengan suara parau.

rendrawan terlihat bingung mendengar ucapan wijaya.

" dia cucu kandungmu dan juga cucu kandungku putri iskan dan arina" ucap wijaya masih dengan suara bergetar dan tatapan penuh air mata menatap pita.

mendengar ucapan wijaya tiba tiba tangan rendrawan bergetar.sebaliknya pita terlihat bingung mendengar ucapan wijaya.

" bila kamu tau pita cucu kita mengapa pita selama ini menderita hidup sebatangkara" jawab rendrawan dengan suara tajam menatap dingin pada iskan.

" maaf om ...kamipun baru tau setelah iskan bertemu pita kemarin saat om sedang dirawat diruang ICU" jawab iskan lalu iskan menceritakan semua dan menunjukkan hasil test DNA.

pita semakin terkejut mendengar penjelasan iskan.

" kakek" ucap pita dengan air mata bercucuran.rendrawan tak kuasa membendung perasaannya yang penuh kebahagiaan, tangisnya pecah lalu memeluk pita dengan erat.

" cucuku sayang, maafkan ketidak tahuan kakek" bisik rendrawan saat memeluk erat pita.

tangis pita semakin keras, iskan dan wijayapun larut dalam tangis.

deon dan dimas ikut terharu menyaksikan pertemuan keluaga rendrawan dan keluarga wijaya.

rendrawan melepas pelukan pita lalu menatap tajam iskan.

" keluarga wijaya tidak berhak atas pita" ucap rendrawan tajam.

"maafkan iskan om...semua salah iskan telah terjebak perangkap lea" ucap iskan lalu menjelaskan dari awal hingga akhir lalu menunjukkan hasil test DNA.

" rendrawan, aku sebagai orangtua iskan juga meminta maaf atas semua yang telah terjadi, kedatangan kami kemari meluruskan semua kesalah fahaman selama ini dan berkenan dan diijinkan kami ingin bertemu langsung dengan arina" ucap wijaya dengan bergetar.

"jack akan mengantar kalian bila ingin bertemu dengan putriku irina" jawab rendrawan datar.

mendengar ucapan rendrawan seketika senyum diwajah iskan mengembang namun mata tua wijaya menangkap sorot mata kesedihan yg dalam dari mata

rendrawan.

" pita...boleh kakek memelukmu" ucap wijaya dengan suara bergetar.

pita terlihat masih dalam kebingungan dan menatap rendrawan.

" sayang... kakek wijaya adalah kakekmu jg dan pria yang disebelahnya adalah papa pita" jelas rendrawan lembut.

seketika wajah pita menegang menatap iskan dan wijaya bergantian dengan mimik ragu.

rendrawan menepuk bahu pita lembut.

dengan langkah ragu pita menghampiri wijaya dengan tangan bergetar wijaya meraih pita dan memeluknya penuh kelembutan dengan isak tangis yang tiba tiba pecah.

" cucuku sayang...maafkan kakek" bisik wijaya dng suara bergetar.

tampa disadari iskanpun ikut menangis dan memeluk tubuh kecil dalam pelukan wijaya.

deon dan dimas menyaksikan dengan penuh haru.rendrawanpun ikut menangis haru.

" Tuhan terima kasih Engkau telah mempertemukan kami dengan cucu kami " ucap rendrawan dalam hati.

*

" apakah masih jauh?" tanya iskan pada jack dalam perjalanan menemui arina.

" tidak lama lg tuan" ucap jack datar.

tidak lama arah mobil yang ditumpangi wijaya, iskandar dan jack diikuti mobil deon memasuki area pemahkaman mewah di atas bukit.

seketika wajah iskan memutih pucat, jari jemarinya bergetar dingin.

" jack..." ucap iskan dengan suara bergetar.

jack hanya terdiam namun mimik wajahnya tersirat kesedihan.

lalu berlahan dua mobil terpakir bersisihan dan satu persatu penumpangnya keluar dari mobil.

" mari saya tunjukkan tempat nona muda" ucap jack dengan suara rendah.

saat sampai pada dua nisan megah bersisihan tiba tiba iskan jatuh terduduk dengan tubuh bergetar, tangan pita yang sedari turun dari mobil selalu dalam genggaman iskan ikut bergetar. rasa bahagia yang semula menyelimuti hati pita berlahan sirna menatap foto dan nama yang tertulis pada batu nisan.

" mama...." ucap pita lalu tangisnya pecah di atas batu nisan.iskanpun larut dalam tangis.wijaya tak kuasa menahan kesedihan dengan tangan gemetar menepuk nepuk lembut dadanya sembari menangis pilu.

dengan lembut pita mengusap batu nisan arina.

"mama ... pita ingin ketemu mama" ucap pita terisak dalam tangis.

" sayang...liat putri kita sudah besar, maafkan aku bila aku baru menemukan putri kita, maafkan aku atas semua kesalahanku" ucap iskan lirih sembari mengusap lembut batu nisan arina.

**

" dari mana aja sayang ? beberapa kali aku menghubungi ponselmu namun tidak aktif" ucap lea manja sembari bergelayut di pundak iskan saat iskan memasuki kamar sepulang dari mengantar pita tinggal di mansion wijaya.

" ngumpul bareng dengan teman yang lama tidak bertemu" jawab iskan asal dan acuh.

" oyah...ko ga ngajak ngajak aku sih" ucap lea sembari melingkarkan tangannya di leher iskan.

" bukankah kamu sibuk ngumpul dengan teman temanmu" jawab iskan mengernyitkan dahi dengan mimik dingin.

" iya sih...aku jg baru pulang" bisik lea lalu mencium iskan namun iskan menanggapi dengan dingin dan lea menyadari keenganan iskan.

" sayang...aku kangen kamu dan aku menginginkanmu malam ini" bisik lea dengan jari jemarinya menyelusup ke balik kemeja iskan berusaha membangkitkan gairah iskan namun dengan cepat iskan menepis tangan lea.

" aku capek sekali, lain kali aja" ucap iskan dingin lalu meninggalkan lea menuju kamar mandi.

lea tersenyum sinis menanggapi sikap iskan yang dingin lalu dengan acuh menghampiri tempat tidur ukuran king lalu membaringkan diri dan tertidur.

tidak lama iskan keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi sembari mengeringkan rambut dengan handuk.

" drtt...drrtt.." bunyi getar ponsel lea dalam tas.dengan enggan iskan meraih tas lea lalu membuka dan mengambil ponsel lea.

terlihat contak atas nama miranda.

iskan membuka pesan masuk miranda.

" jangan lupa besok kirim sejumlah yang aku minta tadi" miranda.

iskan mengernyitkan dahi membaca pesan miranda lalu dengan cepat mengirim contak miranda pada ponselnya lalu menghapus pesan terkirim.

lalu terlihat pesan baru masuk.

" besok malam aku tunggu kamu seperti biasa , tidak ada alasan apapun untuk menolak ! " miranda.

iskan tersenyum sinis membaca pesan miranda.

" hmm... dasar jalang" maki iskan dalam hati lalu memasukkan kembali ponsel dalam tas lea.

iskan bergegas berjalan keluar dari kamar memasuki ruang kerja.

meraih ponselnya.

"dim...besok malam kirim orang untuk mengikuti lea, dan jangan lupa aku menginginkan foto foto bukti perbuatan asusila lea...oya besok jg cek bukti transfer terakhir lea dan juga bukti transfer setahun terakhir " ucap iskan dengan nada dingin.

usai menelfon dimas.iskan membuka laci rahasianya lalu meraih foto arina dan mengusapnya lembut.

" sayang... mungkin ini hukuman untukku karena menghianatimu" bisik iskan lirih tidak terasa air mata menetes dari pelupuk matanya.

avataravatar