8 08 EMANG

" kemana lagi kita kak" notes pita.

" kita beli perlengkapan tulis dan sepatu" ucap deon sembari meraih tangan pita lalu membawanya keluar dari toko.

pita menarik tangannya dari genggaman deon lalu menulis notes.

" pita sudah punya sepatu kak, kakek baru membelinya" notes pita.

deon tersenyum sembari mengusap puncak kepala pita.

" adek sayang...ada jenis sepatu yang wajib kamu miliki, ingat pesan kakek harus patuh pada kakak" ucap deon dengab senyum licik.

sesaat pita menatap lekat deon berusaha mengartikan senyuman deon namun pada akhirnya mengangguk.

" ini baru adek kakak yang cantik " ucap deon dengan senyum kemenangan lalu menggenggam tangan pita kembali dan membawanya pergi memasuki toko sepatu.

dua jam sudah deon dan pita keluar masuk pertokoan.pita terlihat murung melihat banyaknya tas tas belanja yang deon bawa.

" habis belanja kita makan ya " ucap deon dengan senyum manis sembari mengedipkan mata pada pita.

pita hanya menatap tampa ekspresi pada wajahnya.

" hadeh ..napa gue jagi kecentilan gini sih" bathin deon dengan wajah bersemu merah.

" drett...drett" bunyi getar ponsel deon.

📲 " hallo mi " deon

📱 " sayang mami lagi dimana nih" sania.

📲 " lagi jalan ama pita mi" deon.

📱 " pedekate nih sayang mami" sania.

📲 "....." deon

📱 " mami lagi free nih...makan yuk, ajak pita sekalian biar mami bisa kenalan sama pita" sania.

lama deon tidak menjawab.

📲 " tempat ?" deon.

📱 " resto jepang langganan mami, sekarang ya mami tunggu,bye..." sania lalu memarikan ponsel.

saat didalam mobil pita menunjukkan notes.

" kita pulang kak ? "

" nanti dek kita makan dulu" ucap deon sembari menyetir mobil.

pitapun diam tak menulis notes lagi.

₩...

" selamat datang " sapa pelayan menyambut deon dan pita.

" reservasi ibu sania" ucap deon.

" mari silahkan tuan masuk ke ruang vvip " ucap pelayan ďengan ramah.

deon dan pita masuk kedalam satu ruangan yang terlihat mewah dan elegan bergaya jepang.

" sini dek duduk " ucap deon meminta pita duduk disebelah deon.

pita mengangguk lalu menatap keseluruh ruang menikmati keunikan ornamen ornamen jepang.

tidak lama kemusian.

" hallo sayang mami " sapa sania tiba tiba lalu menghampiri deon dan mengecup pipi deon.

" ..." deon dengan wajah kesal.

pita terkejut menatap sania yang cantik.

usai mengecup pipi deon sania menatap gadis mungil yang cantik disebelah deon.

" sayang..." ucap mami sembari memberi isyarat mata pada deon agar memperkenalkan pita padanya.

" ini pita mi" ucap deon.

" dek ..kenalin ini mami kakak " ucap deon lembut pada pita.

mendengar kata kata deon yang begitu lembut dengan tambahan sayang membuat sania terpana.

"...." sania.

" nama saya pita tante" notes pita.

sania semakin terkejut.

" pita tidak dapat bicara mi" ucap deon santai.

pita terlihat tidak nyaman dan jengah pada tatapan sania.

" mami.." ucap deon menyadari ketidakn yamanan pita.

mami tersenyum pada pita.

" kenalin mami deon " ucap sania memecah ketidak nyamanan pita dengan senyum lembut pada pita.

sania lalu duduk dihadapan deon dan pita.

" ayo sayang pesan makanannya" ucap sania.

" gadis kecil yang sangat cantik pantas bila putraku tertarik padanya" bathin sania.

" kamu mau makan apa dek" ucap deon sembari menyodorkan daftar menu berbahasa jepang pada pita.

pita membaca daftar menu lalu menulis pada notes.

sania terkejut saat pita menuliskan nama menu dalam huruf kanji.

" pita menguasai lima bahasa mi" ucap deon memuaskan rasa ingin tau sania.

" wow...apakah benar pita" ucap sania pada pita.

pita mengangguk dengan malu malu.

" satu poin plus untuk calmant mami" ucap sania sembari mengedipkan mata pada deon.

"...." deon. sementara pita bingung tidak memahami ucapan sania.

" pita sekarang kelas berapa " tanya sania lembut. tidak lama pita menunjukkan notes.

" 9".

" loh...memang pita umur berapa sekarang" tanya sania lagi dengan mimik heran.

" bukannya deon udah cerita sama mami kalau pita umur sebelas tahun" sela deon dengan nada kesal.

" kok bisa ? memang sekolah dimana" tanya sania lagi.

" satu sekolah sama deon ma, pita siswi beasiswa khusus" jawab deon mewakili pita.pita hanya mengangguk membenarkan jawaban deon.

" hebat... udah pinter cantik lagi " puji sania tulus dengan senyum lembut.

" hmmm..pasti orang tua pita bangga sekali ya sama pita " ucap sania dengan mata kagum.

tiba tiba pita menarik lengan kemeja deon dengan kepala menunduk.

" mami.." ucap deon menatap kesal pada sania.

" ohh...maaf tante tidak bermaksud menyakiti pita, jangan sedih ya nak sekarang anggap tante sebagai mami pita ...pita maukan ?" ucap mami lagi dengan pandangan merasa bersalah lalu berharap.

"...." deon

pita menunjukkan notes lagi.

" terima kasih tante, pita sekarang sudah punya kakek joe"

sania merasakan pedih membaca notes pita.

" kalau tambah tante dan om bukankah akan lebih baik...tante tidak punya anak perempuan jadi tante senang sekali bila pita mau jadi putri tante" ucap sania lembut.

" mami.." ucap deon semakin terlihat kesal.

pita tidak memberikan jawaban namun tersenyum penuh arti.

tidak lama beberapa pelayan membawa hidangan dan menyajikan di atas meja.

" ayo sayang kita makan " ucap sania lalu sania menempatkan potongan potongan daging di atas piring pita.

" makan ya banyak ya sayang...nanti mami sedih loh kalau pita makannya sedikit" ucap sania penuh kelembutan. pita tersenyum menanggapi ucapan sania.

deon merasakan kepalanya menjadi sakit mendengar ucapan sania.

" sayang mami juga harus makan banyak biar tambah pinter dan tambah tampan" ucap sania lagi berkelakar sembari menempatkan potongan potongan daging di atas piring deon.

₩₩....

keesokan hari di pagi hari.

" pagi kakek" sapa deon saat bertemu kakek joe didepan gudang penyimpanan.

" pagi juga nak, loh jemput pita ya ..padahal kakek sudah mau antar pita" ucap kakek joe.

" setiap hari biar deon yang antar jemput pita kek" ucap deon dengan senyum tulus.

" apa tidak merepotkan nak deon" tanya kakek joe.

" tidak kek, deon malah senang karena ada teman pulang pergi sekolah" jawab deon dengan senyum riang.

" baiklah klo itu mau nak deon...pita...sudah siap belum" jawab kakek sekaligus memanggil pita.

"kryeettt" bunyi pintu dibuka lalu muncul pita dengan seragam barunya, deon terpana menatap pita dengan seragam barunya, rambut diikat ekor kuda membuat wajah pita yang cantik semakin terlihat bersinar, tas pink tua tersampir dibahu pita.

deon tidak mengira bila dengan seragam baru membuat pita terlihat lebih dewasa dari usianya.hatinya tiba tiba berdebar dengan keras menatap lembut pita.

" kakek..pita berangkat dulu ya" notes pita.

"ya... hati hati dijalan dan belajar dengan baik disekolah ya" ucap kakek sembari mengusap ldmbut puncak kepala pita.pita tersenyum lalu mengangguk lalu meraih tangan deon. tiba tiba deon serasa tersengat listrik saat tangan halus pita menggegam tangan deon.

" kakek..kami pergi dulu" ucap deon sopan .kakek joe tersenyum lalu menganggukkan kepala.

deon dan pita bergegas memasuki mobil.

dengan lembut deon memasang sabuk pengaman pada pita, hatinya semakin berdebar debar saat aroma sabun pita tercium lembut saat hidung deon dekat bahu pita.

" siap...ayo kita berangkat" ucap deon riang, pita tersenyum lembut menatap deon.

" hadeh...kenapa gue jadi konyol gini sih liat senyum pita yang cantik" bathin deon lalu mendesah panjang.

₩₩₩....

banyak tatapan siswa siswi sembari berbisik bisik saat deon dan pita berjalan bersisihan dengan tangan saling menggenggam.

" deon..." tiba tiba panggilan keras coky memecah udara dari arah belakang dan terdengar langkah kaki berlari menghampiri deon yang tetap berjalan dengan acuh bersama pita.

saat coky mampu berjalan bersama deon, coky penasaran melirik gadis mungil ramping disisi kiri deon.

" pita...." ucap keras coky dengan wajah tidak percaya.

pita tersenyum menanggapi keterkejutan coky.

" buset ni anak kenapa jadi kelihatan dewasa gini sih" bathin coky masih menatap lekat pita.

" matanya ...matanya " ucap deon ketus.

" ah eloe bro kaga bisa liat temen seneng" gerutu coky lalu pindah berjalan disisi kiri pita.

suasana sekolah semakin penuh bisik bisik saat dua orang siswa paling tampan dan terkenal berjalan bangga mengapit gadis mungil ramping berkulit putih dengan wajah sangat cantik.

deon enggan melepaskan genggaman tangannya dari tangan pita.

" gue boleh gandeng pita juga nggak bro" ucap coky lirih sembari menatap cemburu genggaman tangan deon dan pita.

" coba aja kalau kaga pengen gue beri" jawab deon acuh.

" serakah" gerutu coky.

" emang" jawab deon acuh.

pita tetap tersenyum tidak menyadari percakapan konyol deon dan coky.

" gue anter pita dulu nemuin bu martha, loe masuk duluan gih ke kelas" ucap deon lalu berpisah dengan coky di tengah lorong.

coky menghentikan langkah menatap punggung pita.

" gue harus jadiin pita cewe gue" tekad coky dalam hati lalu beranjak pergi memasuki kelas.

" cok...cewe yang digandeng deon tuh siapa ? " tanya jannet pada coky.

" cemburu ? " ucap coky acuh lalu duduk dikursinya.

mendengar jawaban coky seketika raut wajah jannet terlihat menghitam.

beberapa siswa mulai mengelilingi coky mencari tahu gadis yang datang bersama deon.

" siapa tuh cewe...cantik banget" ucap salah satu siswa disebelah coky.

" ntar juga loe tau sendiri" jawab coky asal sembari memutar pen pada jari tangannya.

" anak baru ya" tanya siswa lainnya penasaran.

" iya, doi bakal masuk kelas kita...udah sana ah " jawab coky terlihat kesal.

" will...loe pindah sana kebelakang biar doi duduk disebelah gue" ucap coky pada willy yang duduk disebelah kiri coky.

" gile loe ndro kalu ada yang bening bening gue yang loe korbanin" umpat willy namun patuh pada perintah coky.

" tenang ...ntar gue traktir loe sebagai kopensasinya" ucap coky dengan nada sombong.

" iye ..iye...gue ngikut aja ape mau loe" jawab willy sambil meletakkan tas dengan keras ke atas meja.

tiba tiba terdengar suara riuh didepan kelas, tidak lama terlihat deon memasuki kelas lalu duduk disebelah kanan coky.

" cok..loe pindah gih kebangku willy ntar bangku loe gue yang dudukin" ucap deon datar.

" willy udah pindah kebelakang biar pita yang dudukin bangku willy" jawab coky acuh.

deon menatap tajam coky.

" maksud loe apa cok ? kakeknya udah nitipin pita ke gue, loe pikir enak dikasih tanggung jawab kaya gitu" ucap deon pedas. seluruh kelas hening mendengar percakapan panas deon dan coky.

" klo gitu biar pita dudukin bangku gue biar kita bedua bisa jaga pita" ucap coky tidak kalah tajam lalu coky pindah duduk kebangku willy.

seisi kelas mengernyitkan dahi mengapa dua sahabat bisa saling melontarkan kata kata tajam hanya karena seorang siswa baru.

avataravatar
Next chapter