5 05 Serius...

Kamis siang pukul sembilan.

deon memasuki perpustakaan dengan membawa satu paper bag yang besar.

wajah deon terlihat cerah dengan senyum tampannya yang menawan.

matanya menatap pita yang sedang tekun membaca disudut ruang dekat jendela yang besar.

dengan langkah bergegas deon menghampiri pita yang sedang tekun membaca.

" hallo pita " bisik deon lembut.pita terkejut mendengar bisikan deon lalu tersenyum ramah memperlihatkan matanya yang cantik.

" kamu baca buku apa" bisik deon lagi sembari duduk dihadapan pita.

pita menunjukkan buku kedokteran bedah berbahasa cina pada deon.

" wow...kamu bisa bahasa china? " tanya deon berbisik dengan mimik takjub.

pita mengangguk malu malu.

" OMG.... " bathin deon takjub.

" kakak bawa hadiah untuk pita sebagai ucapan terimakasih karena sudah bantu kakak dapatin buku yang kakak cari" bisik deon lagi.terlihat pita menulis pada notesnya.

" tidak perlu kak, memang sudah jadi tugas pita".

" kamu harus terima hadiah dari kakak...kalau tidak nanti kakak menangis" bisik deon lagi sembari menggoyangkan kedua kepalan tangannya pada matanya.

pita terlihat tergelak tampa suara, deon semakin terpana pada kecantikan pita saat pita tertawa walau tampa suara.

lalu pita mengangguk lembut menerima hadiah dari deon.

" kamu tidak sekolah" tanya deon berbisik dibalas dengan gelengan kepala pita lalu pita kembali menulis pada notes.

" kakak bolos sekolah yah"

" nggak...kakak ijin mengembalikan buku" ucap deon lagi dengan berbisik sembari mengeluarkan buku dari dalam tasnya.karena tergesa gesa buku sumber daya manusia keluar bersama lembar lembar latihan soal ujian sekolah.

kertas kertas soal berceceran di lantai.

dengan sigap pita membatu deon mengumpulkan kertas kertas soal yang tercecer di lantai.

saat mengumpulkan pita melihat coretan coretan pada tiap tiap lembar soal.

lalu memberikan pada deon.

pita menulis notesnya lagi.

" jawaban kakak salah"

deon terpana membaca tulisan dalam notes.

" oya....pita ko tau sih" bisik deon sembari menatap lekat pita.

pita menulis notes lagi.

" pita sempat baca jawaban kakak"

" omG.... secepat itu kamu bisa membaca dan dapat melihat yang salah" bisik deon kagum sembari menangkupkan kedua tangannya pada bibir tipisnya.

" gue harus menguji nih anak....penasaran gue" bathin deon.

" kamu tunggu disini kakak mau copy soal ini...biar kita bisa mengisi bersama soal soal latihan ujian kakak" bisik deon lagi lalu meninggalkan pita dengan cepat.

lima belas menit kemudian deon kembali dengan tumpukan copy soal soal di tangannya.

" lama ya nunggunya" bisik deon sembari duduk didepan pita.pita menggelengkan kepala sembari tersenyum kecil.

" ini kakak bagi soal soal latihan ujian kakak, satu kamu dan satu kakak...masing masing untuk dua mata pelajaran.kimia dan matematika" ucap deon berbisik dengan senyum tampannya.

" waktunya terbatas ada tertera pada bagian atas halaman satu" lanjut deon berbisik.

pita mengangguk.

" kita mulai hingga hitungan ke tiga ya...satu...dua...tiga...mulai" bisik deon sembari meletakkan ponsel yang menunjukkan batas waktu.

deon dan pita terlihat tekun mengerjakan soal soal latihan ujian.

₩....

" tuh anak dua ngapain " ucap ardo pada annet sembari menatap meja deon dan pita.

" nggak tau kelihatannya sibuk mikir dan coret coret" ucap annet acuh.

ardo penasaran lalu mendekati meja deon dan pita menatap lekat kertas kertas dihadapan deon dan pita. wajah ardo terlihat jelas terhenyak lalu berjalan cepat meninggalkan meja deon dan pita.

" nett ..loe bakal nggak percaya tu anak dua lagi ngisi soal soal latihan ujian yang sama, pita kelihatan santai banget ngisinya " ucap ardo dengan mimik terheran.

" masa iya sih" jawab annet tidak percaya.

" sumpah...loe liat aja sendiri" ucap ardo.

dengan rasa penasaran annet menghampiri meja deon dan pita, annet terkejut dengan mata terbelalak menyaksikan deon dan pita mengerjakan soal soal ujian lalu dengan berhati hati meninggalkan meja deon dan pita.

" anak kecil kompetisi ujian dengan anak sekolah menengah atas... benar benar langka" ucap annet dengan wajah takjub.

₩₩...

hampir dua jam berlalu.

" tingtong...tingtong.." terdengar lembut bunyi alarm pada ponsel deon.

" sudah dek" bisik deon menatap pita. pita mengangguk lalu menyodorkan kumpulan soal soal yang tersusun dengan rapi dihadapannya.

deon terkejut dengan wajah pita yang begitu santai lalu memasukkan soal soal pada amplop besar.

" yang menilai nanti guru kakak ya nanti kakak kasih tau kamu hasilnya, oya.... rumah kamu dimana dek ? " tanya deon pada pita lalu pita menulis pada notes.

" ruang penyimpanan dibelakang gedung"

deon terkejut membaca isi notes pita. "serius..." bisik deon tidak percaya.

pita mengangguk dengan senyum tulus.

" ok...nanti kakak antar hasil ujian kamu kerumahmu" janji deon dengan senyum tulus.

" kakak tinggal masuk sekolah lagi ya..." bisik deon sembari mengusap puncak rambut pita.pita mengangguk dengan senyum malu malu.

" bye..." dadah deon berbisik.pitapun melambaikan tangan pada deon.

deon lalu berjalan menghampiri ruang annet lalu mengembalikan buku dan bergegas meninggalkan perpustakaan.

₩₩₩....

siang hari pukul dua.deon memasuki ruang guru menemui guru kimia dan guru matematika.

kedua guru kebetulan duduk bersisihan.

" pita ini siapa deon " tanya guru kimia.

" teman pak...bagaimana hasilnya pak" tanya deon dengan nada penasaran.

" kamu sembilan puluh dan pita seratus " jawab guru matemarika.

" kamu sembilan puluh lima dan pita sempurna seratus" ucap guru kimia.

deon terkejut mendengan ucapan kedua gurunya yang terkenal paling killer di sekolah.

" anak sekolah mana de" tanya guru kimia.

" tidak sekolah pak dan pita masih umur sebelas tahun" jawab deon.

" kamu tidak lagi bercanda kan de" ucap guru matematika dengan mimik tidak percaya.

" beneran pak ... kapan kapan deon bawa deh pita kesini" ucap deon gusar karena kedua gurunya tidak percaya

" ok bapak tunggu " jawab

₩₩₩.....

deon termangu menatap lembar lembar jawaban pita.

tulisannya sangat indah dan rapi.

" penasaran gue ama nih anak, tapi kenapa perasaan gue seneng banget kalau ketemu pita" bathin deon memikirkan perasaannya.

" sayang mami kenapa melamun sih" ucap sania tiba tiba mengejutkan deon.

" mami ini...bisa nggak sih nggak mengejutkan deon" ucap deon dengan mimik cemberut.

"uluh...uluh sayang mami kalau cemberut tampannya nambah deh" goda sania sembari mengecup pipi deon dengan gerak cepat.

" hizh...mami selalu gitu curi curi cium pipi deon" rengut deon dengan wajah merona.

" harus itu sayang biar mami puas dulu cium putra mami yang super tampan sebelum sayang mami dikuasai nesya" ucap mami dengan mimik manja sembari duduk disebelah deon dan memeluk lengan deon.

" apasih mami...deon ga suka deh dijodoh jodohin apalagi ama nesya" ucap deon cepat dengan wajah terlihat serius.

sania terkejut dengan jawaban deon.

" apa nesya kurang cantik ya...apalagi nesya juga salah satu putri pengusaha terkaya di negri kita" ucap sania menguji putranya.

" mami... deon tidak tertarik dengan semua yang mami katakan tentang nesya, deon ingin mengejar cita cita hingga tercapai keinginan deon, tolong jangan singgung masalah nesya ya mi " ucap deon dengan wajah memelas.

sejenak sania terdiam sembari menatap putranya.

" baiklah... mami janji tidak akan singgung nama nesya lagi tapi sayang mami juga harus janji bila satu saat sayang mami sudah punya pacar, orang pertama yang harus deon kasih tau adalah mami" ucap sania dengan mimik serius.

deon tersenyum sembari mengacungkan jempol lalu mencium lembut pipi sania dengan gemas.

" memang mami adalah mami terbaik diseluruh dunia" puji deon dengan mata bersinar indah...

sania bahagia menatap senyum deon.

" tumben sayang mami bisa nggombal" ucap sania tersenyum sembari mencubit lembut kedua pipi deon.

" tuan bramandya yang ngajarin mi" jawab deon dengan senyum polos.

"mami..." panggil deon lembut sembari meletakkan kepalanya dengan manja di bahu sania.

" apa sayang..." jawab sania.

" apa mami pernah menemui anak kecil dengan tingkat kecerdasan yang hampir menyamai einstein" tanya deon.

" belum...kenapa? didunia ini anak anak dengan tingkat intelegensi tinggi sangat langka dan hanya terjadi dalam jeda beberapa dekade" jelas mami sembari mengusap kepala deon.

" salah satunya pita mi" ucap deon tampa sadar dengan mata menerawang.

" pita ? siapa pita ?..." tanya sania tiba tiba.

" kapan kapan deon bawa main ke rumah mi...deon yakin mami akan jatuh cinta pada pita pada pandangan pertama" ucap deon tampa sadar.

" sayang...." panggil sania dengan mimik penuh tanda tanya.

" hmm..ya mi" jawab deon salah tingkah.

" sayangku nggak lagi jatuh cinta dengan gadis kecilkan ?" ucap mami dengan wajah serius.

" entahlah mi...deon juga bingung, kalau dekat pita bawaannya deon seneng aja dan banyak hal yang bikin deon selalu ingin tau tentang pita, gadis kecil yang unik cerdas dan penuh kejutan" jelas deon dengan jujur.

" berapa usianya, siapa orangtuanya, sekolah dimana dan tinggal dimana" ucap sania penuh selidik seakan menyeleksi calon menantu.

" hmm...kambuh lagi deh mami" jawab deon dengan mimik cemberut.

" jalan dua belas, yatim piatu, tidak sekolah dan tinggal di gudang penyimpanan alat kebersihan" jelas deon dengan jujur.

sania terkejut mendengar penjelasan deon.

" ko sayangku bisa kenal pita" tanya mami menyelidik.

" pita diperbantukan di perpustakaan mi... deon ketemu diperpustakaan saat deon cari buku buat tugas sekolah" jelas deon.

tiba tiba deon menyodorkan amplop besar berwarna coklat.

" apa ini sayang" tanya sania.

" mami baca aja sendiri" ucap deon lalu meluruskan punggungnya sembari kepalanya di letakkan di atas paha sania.

dengan rasa penasaran sania membaca dengan teliti satu persatu kertas kertas soal latihan ujian.

semakin waktu berjalan raut wajah sania semakin berubah takjub tidak percaya ataupun terpana.

" wow.... luarbiasa ini benar benar kertas jawaban pita? " ucap mami dengan mata terbelalak.

" iya mi...tadi siang deon dan pita mengerjakan bersama di perpustakaan." ucap deon dengan mata tertutup.

sania mengusap usap lembut kepala deon tampa terasa deon tertidur, dengan lembut sania mengecup kening deon.

avataravatar
Next chapter