webnovel

Keadaan Riel.

"Gue gak akan menyerah sebelum Raja Akhirat benar-benar mencabut nyawa gue. Jadi, bersiaplah untuk menerima serangan gue ini, Asmodeus!!" kata Riel, ia lalu berlari sekencang mungkin disisa-sisa tenaganya. Sambil menggeret tongkatnya dan lalu mengayunkan tongkat itu, mengerahkan ke arah Asmodeus. Tetapi, racun itu sangat menyiksa Riel dan tubuhnya. Ia sangat kesakitan, bahkan racun itu sudah masuk ke dalam jantung Riel hingga terasa nyeri.

Ia kesakitan, tetapi ia sangat keras kepala untuk terus mengerahkan tenaganya agar bisa mengalahkan Asmodeus. Iblis itu tersenyum nyinyir, "Ternyata otak elu sudah sangat rusak setelah menjadi malaikat, Riel!" ujar Asmodeus, ia bersikap tenang. Ia juga sangat tau apa yang akan terjadi pada Riel setelah terkena racun itu walau dari luka goresan.

Jari-jarinya mengepal, lalu ia munculkan satu persatu jarinya sambil menghitung pelan-pelan. Tatapan matanya tidak berpaling dari tubuh Riel yang sudah berkeringat sangat banyak, napasnya pun terdengar seperti orang yang habis berlari ribuan mil.

Satu ...

Dua ...

Tiga ...

Langkah kaki Riel mulai tak stabil, ia sempoyongan dan akhirnya terjatuh. "Sudah kuduga, ia tidak akan kuat menahannya!" pikir Asmodeus sangat senang. Orthus lebih dulu menghampiri tubuh Riel, kemudian ia mengoyak-ngoyak tubuh Riel yang penuh dengan luka dan kehabisan tenaga. Ia berusaha melawan, namun racun di dalam tubuhnya membuat ia seperti orang yang lumpuh.

Lalu Orthus mengangkat tubuh Riel dan melemparkannya. Riel terlempar ke jalan raya dan sedikit terseret. Tergeletak di jalanan yang sangat sepi. Asmodeus sangat senang melihat Riel tak berdaya, dan anjing neraka itu sangat menikmati menyiksa Riel. Ia menghampiri Riel.

"Sial, apakah racun ini membuat aku lumpuh?" ujar Riel tak sanggup berdiri. Dadanya terasa sesak dan...

Ohok..

Ohook..

Riel terbatuk dan darah keluar dari mulutnya yang bercampur air liur. Racun itu kini sudah menyebar ke bagian dadanya. "Aaagh!" rasa sakit itu begitu menyiksa Riel, hingga ia meremas baju yang ia kenakan pada bagian dada. Kemudian ia menekan agar rasa sakit itu berkurang.

Orthus mulai mengigit Riel kembali. Riel sudah tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah saat Orthus mulai mengoyak-ngoyak kembali tubuhnya.

"Orthus cukup! Menjauhlah darinya!" perintah Asmodeus. Anjing itu menyingkir dengan sangat cepat, menuruti perintah Asmodeus. Tetapi tetap saja ekspresi wajahnya menunjukan bahwa Orthus sangat tidak suka dengan Riel. Orthus menggeram terus-terusan pada Malaikat maut itu.

Asmodeus menghampiri Riel, lalu menarik kerah baju bagian belakang. Memaksa Riel berdiri walau tidak tegap. "Bagaimana Lucifer? Apakah tenagamu benar-benar sudah habis?" tanya Asmodeus.

Riel mendongakkan wajahnya, ia hanya menatap mengerikan tanpa senyum. "Kenapa Lucifer, elu masih mau melawan gue dengan tenaga elu yang udah habis itu, huh?" tanya Asmodeus, sangat merendahkan Riel.

Riel pun menyunggingkan senyum getirnya, pandangannya tak lepas menatap ke arah Asmodeus. "S-sudah gue bilang sama elu, Iblis bodoh! S-selama n-nyawa gue masih akan tetap menghajar elu dan melindungi gadis itu!"

Iblis itu tertawa terbahak-bahak, menurutnya, jawaban Riel adalah jawaban yang menggelitik buatnya. Sebab, untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari racun yang sedang menggerogoti tubuhnya saja Riel sudah tidak sanggup, apa lagi ia mau menyelamatkan Alicia dari tangan iblis itu.

"Dengan cara apa kau akan melawanku, Lucifer? Sedangkan kau sebentar lagi akan mati, dan gadis itu akan segera milikku!" kata Asmodeus dengan kata terakhir ia membisikan ke telinga Riel.

"Sudahlah Lucifer, elu jangan terlalu kebanyakan berhayal untuk bisa melawan gue demi menyelamatkan nyawa gadis bodoh itu. Lebih baik elu mempersiapkan diri untuk mati!" Asmodeus melepaskan jari-jarinya dari pakaian Riel. "Orthus, bereskan dia!" perintah Asmodeus meninggalkan Riel yang sudah tak berdaya itu. Melangkah ke tempat Alicia pingsan.

Di dekat pohon, Alicia mulai tersadar. Tanda sihir milik Asmodeus mulai habis waktu. Namun, hanya dia seorang yang tersadar dari pengaruh kekuatan sihir Asmodeus. Ia mengerjapkan mata, dan menguceknya. Ia dengar suara gonggongan anjing yang terus menerus menyalak. Alicia menoleh, ia melihat Riel sedang di serang Orthus.

"Riel?" Alicia bergegas berdiri saat Asmodeus sudah mendekati dirinya. "Gawat! Kenapa iblis dan anjing itu bisa ada di sini?" tukas Alicia takut. Ia mencari tempat bersembunyi sebelum Asmodeus benar-benar menemukannya. Bersembunyi di balik mobil yang terparkir di jalanan. Ia mengamati apa yang dilakukan Asmodeus.

"Kemana gadis bodoh itu?" pekik Asmodeus sangat marah. Ia celingukan mencari sosok Alicia, namun ia tidak menemukan keberadaannya.

Alicia tetap waspada dan mencari sesuatu di sekitarnya. Ia tidak mungkin bisa melawan monster seperti Asmodeus dan juga peliharaannya itu. Namun, keadaan Riel semakin kacau bila ia tetap terdiam saja. "Aku harus segera menyelamatkan Riel!" gumam Alicia pelan.

Di depan, Asmodeus sangat marah. Ia tidak bisa menemukan Alicia di mana saja. "Sial, di mana gadis itu?" pekik Asmodeus meninju ke udara. Ia celingukan, mengamati keadaan sekitarnya. Alicia tidak bisa ditemukan oleh matanya. "Gue harus menemukan gadis bodoh itu sebelum malaikat yang lainnya datang!" ujarnya. Ia sangat hafal tabiat para Malaikat yang selalu membantu malaikat lainnya bisa sedang dalam keadaan terdesak. Malaikat itu akan mengirim sinyal bantuan ke akhirat.

Alicia berjongkok saat mata Asmodeus mengarah kearah tempat persembunyiannya itu. Ia kemudian menyambar pemukul baseball milik anak tetangganya yang tertinggal. Ia menentengnya dan melangkah pelan agar rencananya tak gagal.

Asmodeus melangkah, mencari di tempat lain. Tempat di mana ia tidak jauh berada dari tempat Alicia. Ia mencari gadis yang menurutnya sangat penting itu, sebab, ia memiliki bola kristal kehidupan yang Raja Akhirat berikan secara turun temurun. Alicia adalah keturunan ke tujuh, bola kristal itu sangat penti buat Alicia dan kehidupannya. Bola kristal kehidupan itu juga tidak boleh jatuh ke tangan iblis. Semua akan sangat berantakan dan kacau bila bola kristal itu jatuh ke tangan Iblis. Tiga dunia yang di jaga oleh masing-masing mahluk akan hancur seketika.

Alicia memegang kuat-kuat pemukul baseball itu, ia ayunkan setelah merasa cukup dekat dengan Asmodeus.

Bugh.

Iblis itu pun terjatuh. Pukulan gadis itu cukup keras menghantam kepala Asmodeus dan mampu membuat Iblis itu terkapar. Alicia menghampiri Asmodeus yang pingsan. Ia berdiri, "Apakah aku berhasil bikin dia pingsan?" tanya Alicia sendirian. Ia kemudian menggoyang-goyangkan kakinya ke tubuh Asmodeus. Tak ada respon, tak lama senyum gadis itu terlihat senang. "Akhirnya kamu tumbang juga oleh pukulanku, Iblis jelek!" gumamnya pelan.

Alicia menoleh, keadaan Riel sangat memprihatinkan. Tubuhnya sedang di cabik-cabik Orthus. Riel hanya bisa menutup wajahnya dan membiarkan bagian tubuhnya terbuka, juga membiarkan Orthus mencabik-cabiknya.

"Riel!" Ia pun berlari sangat kencang sambil menenteng pemukul baseball. "HEI ... ANJING JELEK, MENYINGKIR KAU DARI DIA!!" teriak Alicia sekencang mungkin. Orthus hanya melirik, tetapi moncongnya tetap mengkoyak-koyak tubuh Riel.

Alicia mengangkat pemukul baseball di tangannya. Kemudian mengayunkan pemukul itu, ia arahkan pada Orthus.

Anjing itu juga mengayunkan kaki depannya. Pemukul baseball itu beradu dengan pukulan kaki depan Orthus. Namun,

Wuush.

Bugh!!

Tubuh Alicia terpental terkena pukulan anjing raksasa itu. Alici tergeletak di jalanan. Ia merasa kesakitan di bagian bokongnya, lalu ia berdiri sambil meringis. "Aduuuh ... anjing ini benar-benar kuat!" ujar Alicia.

Orthus melihat ke arah Alicia sambil mengigit baju Riel, posisi itu persis seperti anak anjing. Orthus menggeram pada gadis yang sudah mengganggu kesenangannya itu. Alicia melihat kondisi Riel, sangat memprihatinkan. "R-Riel ... d-dia ...?" Alicia hingga tak bisa berbicara apapun. Ia sudah tak bertenaga dan tidak bisa melawan. Tubuhnya lunglai layaknya orang mati. Dipenuh darah dan luka. "A-apa d-dia mati?" Mendadak saja tubuhnya gemetar.

Orthus menggoyang-goyangkan kepalanya, membuat Riel berguncang hebat. "HEI ... HENTIKAN ITU!! JANGAN KAU LAKUKAN!" teriak Alicia, ia kuatir pada Malaikat maut yang telah menyelamatkannya tiga kali. Anjing neraka itu tak peduli, Orthus kemudian melempar Riel.

"JANGAAANNN!!" teriak Alicia sekali lagi. Kali ini terdengar lirih, ada perasaan takut di hatinya. Dan di saat itu juga, muncul cahaya berwarna perak kebiruan dari dadanya.

Lalu, apa yang akan terjadi dan cahaya apa yang memancar di tubuh Alicia?

****

Bersambung.

Next chapter