2 Terjebak

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

***

Happy reading

Aku tidak tau ada apa dengan rencana yang akan Allah SWT berikan kepada ku. Rencana yang sungguh membuat ku sakit kepala. Namun aku tetap berfikir positif terhadap rencana Allah SWT. Bahwa Allah SWT tergantung prasangka hamba Nya.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Allah Ta'ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat)." (Muttafaqun 'alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675

Awal nya memang aku kecewa, mengapa Allah SWT memberikan ku cobaan yang begitu rumit. Tapi aku tahu, Allah tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hamba Nya. Dan aku yakin, di saat aku di beri cobaan itu menandakan bahwa Allah SWT masih sayang kepada ku. Ingin melihat ku naik kelas di hadapan Nya. Ingin membuat ku menjadi manusia yang lebih pandai lagi dalam bersyukur.

Tapi ingatan ku kembali lagi dengan kejadian seminggu yang lalu. Kejadian yang membuat hidup ku akan berubah 180°C.

Flashback on

Hari ini adalah hari minggu. Aku yang biasa hanya berdiam diri sendiri di apartemen mendadak ingin keluar untuk sekedar mencari udara segar.

Aku pun memutuskan untuk sekedar jalan-jalan santai di taman kota yang tak jauh dari apartemen yang aku tinggali. Biasa nya di hari weekend seperti ini banyak anak muda yang berkeliaran. Sekedar bertemu dengan teman sebaya, atau memang menghabiskan waktu dengan sang kekasih. Tapi banyak juga pasangan muda yang berjalan-jalan dengan keluarga kecil nya. Membuat aku sedikit iri melihat nya. Namun tidak lama, perasaan itu aku tepis. Bahwa aku tak berhak untuk bersikap seperti itu. Siapa aku, hanya manusia biasa yang tak luput dari salah.

Ketika aku tengah duduk di salah satu kursi yang tak jauh dari taman aku mendengar suara tangisan dari seorang perempuan. Perempuan itu berdiri tidak jauh dari tempat duduk ku. Seperti nya dia tengah marah lewat sambungan telpon dengan seseorang. Karna di saat aku melihat, dia sedang menelpon lewat benda pipih yang selalu di bawa kemana-mana oleh orang-orang zaman sekarang. Bahkan kita lebih sering membuka benda pipih itu dari pada mushaf Al-Quran yang membawa ketenangan bagi siapa saja yang membacanya.

Aku pun berusaha tak perduli dengan perempuan itu. Toh dia bukan siapa-siapa nya aku kan. Aku juga datang ke taman untuk menenangkan fikiran. Sebab pekerjaan sebagai seorang CEO di salah satu perusahaan tekstil, membuat ku harus memfokuskan seluruh atensi ku di sana. Sampai aku sendiri lupa untuk memperhatikan kondisi tubuh ku sendiri.

Tak lama fokus ku kembali, aku mendengar perempuan itu berteriak. Membuat orang yang lalu lalang menatap nya aneh. Ntah masalah apa yang membuat nya seperti itu.

Tapi ketika aku hendak pergi dari taman, perempuan itu datang menghampiri ku. Dan secara tiba-tiba aku pun berhenti saat langkah ku terhalang oleh nya.

"Ada apa ya mba?" Tanya ku pada perempuan itu. Tapi dia masih diam, ntah apa yang ada di pikiran nya.

Tak kunjung berbicara aku pun mencoba untuk melangkah pergi meninggalkan perempuan aneh itu sendiri. Karna sudah 2 menit waktu ku terbuang karna menunggu dia berbicara.

Dan langkah ku terhenti saat mendengar penuturan perempuan itu. Pasal nya dia meminta ku untuk menikahi nya. Dan itu sangat amat lah konyol untuk ku. Baru bertemu dan langsung meminta ku untuk menikah dengan nya. Aku pun membalikan badan dan bertanya maksud perkataan dia barusan itu apa.

"Maksud mba apa ya?"

"Saya minta kamu untuk menikahi saya."

"Mba sudah gila ya? Menikah itu bukan untuk main-main. Pernikahan itu sakral, dan saya gak kenal dengan mba." Ucap ku sambil menahan emosi

"Tapi hanya kamu yang bisa menolong ku, aku yakin kamu laki-laki baik. Jadi tolong lah menikah dengan ku. Aku tak ingin mengecewakan orang tua ku. Aku tau, aku perempuan yang kotor. Perempuan yang dengan gampang nya menyerah harta berharga yang aku miliki hanya untuk pria brengsek yang mengobral janji palsu."

Di situ aku diam seribu bahasa tak dapat berbicara. Karna aku pun bingung dengan situasi seperti ini. Ingin rasa nya langsung menghilang di hadapan perempuan itu. Sungguh rumit berada dalam situasi tersebut.

"Aku mohon, tolong lah aku. Aku tak tahu harus mengatakan apa kepada orang tua ku. Aku tak ingin penyakit jantung yang di derita ayah kambuh. Aku tau, aku tidak mendengar ucapan mereka, aku tetap berhubungan dengan laki-laki berengsek itu walupun sudah di tentang habis-habisan oleh keluarga ku. Aku mohon kepada mu." Pintar perempuan itu

"Maaf mba, seperti nya anda salah orang. Saya tidak bisa membantu mba. Lebih baik mba cari orang lain saja yang dapat membantu mba. Dan itu bukan saya orang nya."

Aku pun langsung pergi dari taman, karna tak ingin terlibat dalam situasi yang di ciptakan perempuan itu.

Sesampainya di apartemen aku kira masalah tadi pagi di taman sudah selesai. Aku pun memutuskan untuk istirahat di kamar selepas solat Zuhur. Namun betapa terkejut nya aku saat mendapatkan ibu ku datang ke apartemen ku dengan keadaan menangis. Pasal nya ini sudah mau magrib dan ibu tidak biasa nya datang ke apartemen kalau tidak ada hal penting.

Aku memang tidak tinggal dengan ibu, pasal nya rumah ibu cukup jauh dengan perusahaan dan itu akan memakan waktu banyak. Aku pun memutuskan untuk tinggal di apartemen yang aku beli di dekat perusahaan. Sehingga dapat meminimalisir tingkat keterlambatan aku datang ke perusahaan.

Ibu tinggal sendiri di rumah, dan 2 asisten rumah tangga yang sudah di anggap sebagai keluarga oleh ibu. Ayah ku sudah lama pergi ke sisi Nya. Beliau pergi disaat umurku menginjak usia 17 tahun. Kecelakaan lalu lintas menyebabkan ayah tewas di tempat dengan Asisten pribadi nya saat pulang kunjungan ke anak cabang yang ada di bandung.

Aku pun meneruskan usaha ayah pada saat itu. walaupun aku masih 17 tahun, namun alhamdulillah nya otak ku memilih kecerdasan di atas rata-rata. Jadi aku bisa dengan lebih mudah beradaptasi dengan hal-hal baru di perusahaan.

Aku pun mendudukkan ibu di ruang tamu yang masih menangis. Aku pergi kedapur untuk mengambil air putih untuk ibu.

"Ibu kenapa? Ko tiba-tiba dateng ke apartemen aku sambil nangis?"

"Nak, katakan apa yang tadi ibu dengar itu tidak benar." Jawab ibu dengan suara khas orang sedang nangis

"Perkataan apa ibu? Aku tidak paham apa yang ibu katakan."

Dengan nada lembut aku berbicara dengan ibu. Aku sangat amat menyayangi ibu. Mangkanya aku sedikit sakit melihat ibu menangis. Seperti ada luka yang menyayat hati.

"Tadi pak burhan datang ke rumah kita nak, dia mengatakan bahwa kamu telah menghamili putri sulung mereka."

Sungguh aku sangat amat terkejut dengan pernyataan ibu barusan. Siapa yang ku hamili? Berhubungan saja tidak, bagaimana aku menghamili anak orang. Padahal sudah jelas itu perbuatan zina.

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً

Dan janganlah kamu pergi zina; sebenarnya zina itu adalah suatu tindakan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. - Quran Surat Al-Isra Ayat 32

"Pak burhan pemilik perusahaan Bramanjaya corporation itu bu?" Tanya ku kepada ibu untuk memastikan, dan di jawab oleh Ibu dengan anggukan.

"Nak katakan itu semua tidak benarkan? Sungguh Allah SWT membenci perbuatan itu nak, itu perbuatan yang keji." Ucap Ibu sambil terisak

"Ibu percaya kan sama aku, aku gak mungkin melakukan itu. Itu sama saja dengan aku melakukan pelecehan terhadap perempuan, sedangkan di agama kita mengajarkan untuk menghormati perempuan. Bagaimana bisa aku melakukan itu, disaat ibu aku sendiri seorang perempuan. Dan aku sendiri lahir dari rahim perempuan."

"Ibu percaya kepada mu nak. Tapi mengapa mereka berbuat begitu kepada mu. Kenapa mereka sampai menuntut untuk menghancurkan bisnis mu disaat kamu mencoba menolak untuk menikahi anak sulung nya."

"Bu, aku tahu pak burhan seperti apa. Dia seorang yang mengerti agama, dia tak akan berkata demikian jika tak ada sebab nya bu. Semua itu pasti ada sebab akibat nya. Tapi aku sendiri tak begitu mengenal siapa anak nya pak burhan, karna ketika melakukan kerja sama dengan perusahaan beliau pun yang selalu turun tangan pak burhan nya langsung."

"Oh ia nak, tadi pak burhan memberikan poto ini kepada ibu, dia memberikan poto kamu sedang berbicara dengan anak nya pagi tadi di taman, coba kamu lihat nak."

Berapa terkejut aku melihat poto itu. Itu kan diri ku dan perempuan yang tadi meminta ku untuk menikahi nya. Mengapa dia sampai tega berbuat seperti itu kepada ku. Ya Rabb apa yang harus ku lakukan. Aku tak mungkin mengakui kesalahan yang jelas-jelas bukan aku yang melakukan nya. Berilah aku petunjuk mu Ya Rabb.

"Astaghfirullah, ibu aku seperti nya tahu kenapa pak burhan secara tiba-tiba meminta aku untuk menikah dengan putri sulung nya."

Ibu yang tadi berusaha untuk tetap tenang pun seketika terkejut dengan ucapan ku. Aku menceritakan semua nya kepada ibu, tanpa melebih-lebihkan dan tanpa mengurangi. Semua nya sesuai dengan yang aku alami tadi pagi.

Mendengar penjelasan ku ibu pun sedikit bisa tersenyum walaupun tipis. Dan aku memaklumi itu semua. Maklum ibu masih begitu syok dengan kejadian yang tadi sore ibu alami. Sampai-sampai ibu mendatangi ku detik itu juga ketika keluarga pak burhan sudah pulang dari rumah ibu.

flashback off

Selepas solat isya aku tidak dapat tidur. Padahal aku begitu lelah dengan pekerjaan di perusahaan. Di tambah dengan persiapan pernikahan yang membuat mood ku sedikit berantakan. Bagaimana bisa aku menikah dengan perempuan yang telah menjebak ku.

Namun aku tetap bersyukur bahwa keluarga pak burhan tetap percaya kepada ku, kalau bukan aku yang menghamili Putri sulung nya. Tapi tetap saja, aku harus mau menikah dengan anak nya pak burhan itu. Kalau tidak itu akan menjadi bencana untuk perusahaan yang sudah di bangun almarhum ayah. Aku tak ingin mengecewakan ayah.

Aku pun mengambil Mushaf Al-Quran dan membaca nya dengan penuh penghayatan. Satu ayat yang aku baca membuat ku sedikit tersentuh.

Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 286 :

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

Setelah membaca Ayat tersebut berkali-kali aku mengucapkan istighfar kepada Allah SWT. Aku selalu mencoba untuk mensyukuri segala hal yang Allah berikan kepada ku. Termasuk ujian yang saat ini menimpa ku. Mencoba untuk menerima semua ketetapan yang Allah tuliskan untuk ku, jauh sebelum aku lahir kedunia ini.

Bekasi, 2 Oktober 2020

Aksara_Ku30

avataravatar
Next chapter