1 Lebih Tampan

Gadis itu masih saja berjinjit berusaha untuk mengambil sereal cokelat di rak urutan nomor dua dari atas. Sedangkan pria disampingnya hanya tertawa kecil melihat tingkah laku gadis itu dengan tangan bertumpu pada pegangan troli belanjaan. "Makanya, jangan hanya pipi saja yang ditambah beratnya. Tinggimu juga perlu ditambah", ledeknya seraya tangan kanannya meraih kardus sereal itu. Yang diledek malah mengembungkan pipinya.

"Sudah meledeknya?", ucapnya sambil melipat kedua tangannya didepan dada, masih dengan pipi yang menggembung. Sumpah, ini terlalu menggemaskan untuk Dirga. Gadis itu malah pergi meninggalkan sang pria yang tangan kanannya sudah terjulur memegang kotak sereal kearahnya. Dirga hanya bisa mendengus kecil dengan sudut bibir yang tertarik ke atas. Lantas, lelaki itu menyusul kemana perginya gadis itu.

Lorong yang lengkap dengan bentangan rak berisi berbagai macam stationary, mereka lalui. Entah kenapa mata gadis itu tak bisa berhenti terpana melihat warna-warni disetiap sisi rak besar itu. Sampai pada akhirnya suara itu melambung, mengalihkan pandangannya pada laki-laki disebelahnya. "Kau tidak pernah lihat aku seterpana begitu" cibir Dirga. Pribadi itu membuang pandangannya ke arah lain. "Tau begitu, aku tadi tidak usah ikut", imbuhnya.

Mengerti maksud ucapan Dirga, gadis itu langsung menghilangkan jaraknya dengan Dirga. Tangan putihnya merangkul tangan keras yang disertai urat-urat milik Dirga. "Kak Dirga", panggilnya lembut. Sang pemilik nama pun enggan untuk menengok. Meliriknya saja tidak barang sedikitpun-sudah terlanjur kesal. "Kak", lanjutnya lagi. Kali ini gadis itu memasang wajah andalannya agar Dirga luluh dan membalas tatapanya. "Hadap sini. Lihat Chika dulu. Chika mau minta maaf. Kak Dirga jangan cuekin Chika", ucapnya sambil mengelus lengan gagah itu. Sepersekian detik, gadis itu malah menyatukan jari-jarinya pada jari-jari besar milik Dirga. Tak lupa senyuman ia sematkan pada wajah tembamnya.

Tubuh Dirga seketika menegang. Belum pernah Chika menggandeng tangannya seperti ini. Dipastikan setelah ini ia tidak akan mencuci tangannya. Dilihatnya gadis dengan tubuh setinggi bahu Dirga. Kulit Chika kontras sekali dengan jam tangan hitam yang dipakainya. Ditambah lagi, wajah dengan pipi yang menggembung serta mata bulat yang berbinar dan bibir yang mengerucut. Oke, Dirga kalah untuk yang satu ini. Sungguh tak bisa ia sembunyikan senyuman itu. Kemudian laki-laki itu mengeratkan genggaman sang gadis.

"Permintaan maaf diterima"

*****

Bel pertanda pulang sudah berbunyi sepuluh menit lalu, tapi Dirga belum juga menunjukkan batang hidungnya. Gadis itu masih setia menunggunya dengan telinga kiri yang tertutup earphone sambil menggeser akun sosial medianya. Sedikit menyender pada salah satu motor mungkin akan sedikit meringankan kakinya yang kesemutan. Lagipula hanya tempat itu yang tertutup pohon dari panasnya matahari, ditambah lagi anginnya cukup untuk mengeringkan leher basahnya akibat keringat−ia lupa membawa karet rambutnya.

"Maaf dek, motornya"

"Eh iya kak, ma─" toleh gadis itu karena suara yang tiba-tiba hadir. Namun, belum selesai kalimat itu diucapkan, gadis itu mengernyitkan dahinya saat lihat pribadi di depannya saat ini. "Ih Kak Dirga! Chika kira yang punya motornya beneran datang" kesalnya. Dirga yang melihat sudah tertawa melihat ekspresi gadis itu.

"Memang benar kok, sudah datang", suara bariton lain seketika menghampiri pasangan itu.

Dirga dan Chika menoleh pada datangnya suara. Ternyata pemilik suara itu tak lain adalah teman Dirga. Dante mengambil helm yang ia taruh pada spion kanannya, Chika yang sadarpun bergeser ke sebelah Dirga. "Terimakasih, Ga. Sudah membantuku". Dirga hanya membalas dengan anggukan. Dante pun pergi meninggalkan mereka. Baru saja motor Dante sudah tidak terlihat, Chika masih saja melihat keluar gerbang sekolah. Terlebih yang membuat Dirga terkejut karena kalimat yang dilontarkan gadis bertubuh sedikit gemuk itu. "Wah.. tampan seperti V BTS".

"Ck" Dirga berdecak. "Wajahku jauh lebih tampan" katanya seraya memakai helm dan memberikan helm satunya pada Chika. "Seperti Jungkook BTS". Chika hanya tertawa kecil mendengar penuturan Dirga.

bersambung...

avataravatar
Next chapter