22 Chapter 22

Kedua pria itu menulikan pendengaran mereka dan tetap menyeret Xiaozhan semakin kuat. Mereka membawa Xiaozhan keluar dari sana dan sungguh sial karena tak ada orang yang mengetahuinya. Mereka menyeret Xiaozhan dan membantingnya di lorong dekat bar dan salah satu toko di dekatnya.

"Hah! Kau cukup merepotkan ternyata. Tidak bisakah kau hanya diam dan ikuti perintah kami?!" ucap salah satu pria tadi dengan kesalnya.

"Argh..." Xiaozhan meringis memegangi punggungnya yang terasa nyeri karena benturan itu.

"Lebih baik kita lakukan di sini. Tak kan ada yang tahu. Mereka terlalu asik dengan pesta itu. " ajaknya pada temannya itu dan diangguki olehnya.

Mereka kemudian mendekat ke arah Xiaozhan dan mencengkram kedua lengannya. Membelai wajahnya dan membuka kaki Xiaozhan lebar-lebar. Mereka menatap Xiaozhan lapar, penuh nafsu. Memberikan smirk dan senyum evil padanya.

Xiaozhan gemetar. Ia ingin menangis. Ia ingin berteriak tapi suaranya menggantung di tenggorokannya karena takut. Ia meneteskan air matanya ketakutan. Ia tak ingin ini terjadi. Hati dan pikirannya menolak keras hal ini. Ia tak tahu apa akan ada orang yang membantunya saat ini. Apakah ada orang yang kebetulan lewat dan menolongnya? Otaknya blank tak bisa memikirkan cara untuk melepaskan diri.

"Yibo..."

"Yibo..."

"Yibo...Aku takut..." ucap Xiaozhan lirih sambil terus memberontak dengan air mata yang telah jatuh membasahi pipinya. Ia bahkan tak menyadari jika ia baru saja memanggil nama Yibo.

.

.

.

.

Di dalam bar, Yibo sedang duduk dan berbicara dengan gegenya. Tapi kemudian ia merasakan sesuatu yang aneh dan mengamati sekeliling. Ia mendengar seseorang memanggil namanya samar dan menoleh ke samping memperjelas pendengarannya.

"Bo, ada apa? Apa ada yang salah?" tanya Haikuan begitu melihat Yibo yang sedikit aneh.

"Aku merasakan sesuatu." jawabnya.

Kemudian Yibo menyadari jika itu suara Xiaozhan. Yibo melebarkan matanya terkejut. Ia tiba-tiba berdiri dan pergi begitu saja dengan gelisah saat tak menemukan Xiaozhan di setiap sudut ruangan itu. Haikuan yang menatap kepergian didinya itu, hanya tersenyum penuh arti. Ia tak pernah melihat Yibo segelisah ini semenjak hari itu. Haikuan tak mengejar Yibo atau menghalanginya. Ia hanya akan datang jika Yibo tak bisa menanganinya sendiri.

Yibo gelisah. Ia berlari keluar bar dan belum menemukan keberadaan Xiaozhan. Ia mengendus-endus sekitar dan mencium bau Xiaozhan melewati tempat itu dengan bau vampir lainnya.

"Ck...merepotkan sekali." Yibo membatin kemudian mengikuti bau itu.

Setelah ia ikuti, bau itu membawanya menemukan Xiaozhan yang terduduk miris dengan 2 pemuda yang sedang memaksanya. Pemuda itu berusaha membuka baju Xiaozhan tapi Xiaozhan memberontak dan membuatnya semakin marah. Pemuda itu kemudian merobek baju Xiaozhan. Yibo terkejut dengan itu. Ia tak bisa membiarkan ini.

"Berani sekali kalian menyentuh milikku." Yibo berlari ke arah mereka dan menendang mereka berdua menjauh dari Xiaozhan.

Kedua pemuda itu terpental dan menghantam tembok. Karena tabrakan itu cukup kuat, mereka mengeluarkan seteguk darah dan tembok yang mereka tabrak mencetak jelas tubuh mereka, hampir tembus.

"Aw...ternyata dia memiliki kekasih. Ini akan semakin menarik" ucap salah satunya.

"Aku bahkan tak percaya jika itu adalah kau, Yibo." ucapnya kemudian tertawa mengejek. Sungguh suatu hal yang langka untuk bisa bertemu langsung dengan Yibo.

"Diam." ucap Yibo kesal. Ia berusaha menahan amarahnya agar tak meledak.

"Ah, padahal kami baru saja akan mulai dan kau mengacaukan kesenangan kami." ia mendengus.

Salah satu dari mereka berusaha kembali mendekat ke arah Xiaozhan. Yibo yang mengetahui itu, menghalanginya dan memukul dadanya. Ia yang tak terima dan berusaha membalas pukulan Yibo, tapi tak berhasil. Yibo bukanlah lawan yang sepadan. Mereka tahu tak mudah mengalahkannya tapi mereka sudah terlanjur marah dan melupakan fakta itu.

Yibo geram. Ia harus segera menyelesaikan pertarungan ini dan menolong Xiaozhan. Yibo mencengkram leher salah satu pria itu. Saat ia ingat apa yang telah mereka lakukan pada Xiaozhan, ia mencengkramnya lebih kuat kemudian mematahkan lehernya. Darahnya bercucuran. Yibo tersenyum miring. Membuangnya di dekat temannya dan membunuhnya juga.

avataravatar
Next chapter