webnovel

BAB 16 - LYORA IS MINE

Beberapa saat kemudian, akhirnya heli yang mereka tumpangi menlandas di heliped dengan sempurna.

Pulau pribadi

Ya, itulah tempat yang mereka datangi, tempat yang sama sekali baru Lyora ketahui. Selama ia menjadi kekasih Sean, tentu Sean tak pernah mengajaknya untuk berlibur ke pulau pribadinya, selain tugas Sean sebagai pimpinan perusahaan dengan jadwalnya yang padat serta Lyora yang merasa tak ingin pergi ke manapun, ia hanya ingin berdiam diri di mansion milik Sean sembari mengelilingi kediaman sang kekasih yang begitu luas nan megah. Design mansionnya pun selalu berubah setiap tiga bulan sekali karena permintaan sang tuan sendiri, bagaimana bisa? Tentu saja, dengan uang semua bisa.

Sean keluar dari dalam heli pribadinya, mengulurkan lengan kekarnya pada Lyora yang tentu di sambut baik oleh sang empu.

Cup!

"Istirahat," ucap Sean setelah mengecup kening Lyora singkat.

Satu kata namun tampak tak terbantahkan, dari nadanya yang memang benar memerintah serta raut wajahnya seolah ia tak ingin dibantah membuat Lyora mengagguk mengerti.

Robert datang menghampiri sembari membawa sebuah mantel berwarna hitam, ia membungkukkan tubuhnya hormat, "Selamat malam Tuan dan Nona."

Lyora yang masih memandang takjub sekitar tak menghiraukan salam sapa yang Robert berikan, namun itu tentu bukan masalah karena Sean pun selalu mengacuhkan salam sapa yang bodyguardnya berikan.

Ya! Ada banyak bodyguard disekelilingnya yang tengah berbaris rapi menyambut kedatangan sang tuan, tidak— mereka tidak benar-benar tinggal, mereka akan pulang ke mansion milik Sean, kembali memperketat pengawasan disana setelah urusannya di pulau ini selesai, mungkin hanya memerlukan waktu satu malam saja dan itu memang berkat permintaan Sean sendiri, pria itu tak ingin ada seorang pun yang mengganggu kencan romantisnya dengan Lyora.

Robert menyerahkan mantel yang ia bawa pada Sean, dengan sigap pria itu meraihnya dan memakaikannya pada Lyora— sangat romantis. Tak ada perlawanan tentunya, Lyora menerima setiap apa yang Sean berikan padanya, bentuk kasih sayang dan keposesifpan pria itu cukup membuatnya merasa senang.

"Ayo," ajak Sean.

Namun kali ini Lyora menggeleng, menatap Sean dengan tatapan memelas, "Apa aku boleh singgah disini sebentar?"

Sean mengernyitkan dahinya bingung.

"Melihat bintang," sambung Lyora menjelaskan.

"Tidak, kamu harus istirahat!" tolak Sean tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu.

Lyora menghembuskan nafasnya kasar, apa-apaan ini, dirinya tak ingin kalah. Mana bisa Sean tidak mengabulkan keinginannya itu, toh hanya melihat bintang, Lyora pun tak akan hilang dari pandangannya, sekalipun Sean tak mau menemani bukan masalah baginya, lantas mengapa dengan pria satu ini?

Melihat tak ada pergerakan apapun dari Lyora membuat Sean kembali buka suara, "Pilihan mu hanya dua, sayang."

Tatapan Lyora kembali berbinar, ia tau jika Sean akan memberinya penawaran yang mungkin akan menguntungkan— itupun hanya kemungkinan kecil.

Sean meraih tangan Lyora ke dalam genggaman tangannya, "Istirahatlah, jadilah wanita penurut dan semua akan berjalan lancar, atau—

Cup! Di kecupnya tangan mungil Lyora yang masih berada dalam genggaman tangannya, "Melihat bintang disini, sendirian sebagai wanita pembangkang dan liburan kita— akan ku pastikan berakhir di ranjang. Aku akan membuat mu tak bisa berjalan selama beberapa hari kedepan—

"Baiklah, opsi pertama!!" tukasnya sembari berjalan mendahului Sean. Robert yang masih berada di hadapan mereka hanya mampu tersenyum tipis atas tingkah dua insan yang tampak sangat serasi di matanya.

Sean yang melihat itu melempar tatapan tajamnya pada Robert, "Apa kau baru saja tersenyum pada calon istriku?"

"Ti-- tidak tuan!" jawabnya merasa mendapat alarm bahaya dari sang tuan.

***

"Good girl," bisik Sean saat Lyora sudah mulai memposisikan dirinya sendiri di atas tempat tidur.

Lyora mengernyitkan dahinya bingung, "Kemana kamu akan pergi, Sean?"

Wanita itu tau jika Sean tak akan mengistirahatkan dirinya, sangat terlihat dengan jelas kala pria itu hanya duduk manis di pinggir ranjang tanpa melepas jas yang melekat di tubuhnya. Jangan tanyakan mengapa begitu, Lyora tau betul kebiasaan Sean melepas pakaiannya kala pria itu akan melakukan ritual bawah sadarnya.

Sean tersenyum sembari mengusap puncak kepala Lyora lembut, "Mengurus berkas."

"Mengapa tidak besok saja?"

"Tidurlah sayang, jangan membantah," bisik Sean.

Lyora pasrah, ia tak ingin memancing emosi pria yang ada di hadapannya itu, lebih baik ia berpura-pura tidur saja agar Sean cepat pergi dari dalam kamar ini, tujuannya tetap sama— melihat bintang.

Usapan lembut di puncak kepalanya seolah menghantarkannya ke bawah alam sadar, namun niat awal melihat bintang membuat Lyora sadar jika ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengistirahatkan diri, pemandangan di rooftop tentu lebih menggiurkan dari pada hanya berleha-leha di bawah alam sadar.

Sean menatap wajah cantik wanitanya, setelah dirasa Lyora sudah terlelap ke bawah alam sadarnya, Sean mengecup kening Lyora sedikit lama hingga turun pada kedua pipi dan bibir, "Good night sayang."

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius

Silvergoalscreators' thoughts
Next chapter