Lukisan senja

"kamu udah mama dan papa jodohin sama anak temen papa , yang lulusan dari pesantren" satu kata yang membuat hidup senja seperti runtuh pada saat itu juga , apa harus ia dijodohkan dengan orang asing? Rasanya senja tak bisa merasakan hidupnya yang dahulu , akibat seorang laki-laki asal pesantren yang sialnya 'suaminya' itu Akankah mereka dapat saling mencintai? Atau semua sekedar pernikahan sia-sia? "ayok sholat " "h-ha? sholat?" ucap senja kaku dengan mata melotot , sungguh menggemaskan di mata Luki "iya , emang kenapa? ayok sebentar lagi waktunya habis" jawab Luki, membuat senja semakin merasa tekanan batin dan entah kenapa senyumnya sangat menyebalkan "a-aku ... gak pernah s-sholat , jadi gak tau caranya " ucap senja pelan tapi masih bisa terdengar jelas di telinga Luki , membuat Luki tanpa sadar tertawa akibat melihat mimik wajah senja yang mentapnya tajam