1 Perjodohan Ara dan Rio

Ara adalah kembang desa di daerahnya,semua orang sangat mengenal Ara apalagi di kalangan para lelaki Ara merupakan seorang gadis yang sangat populer.

walau begitu Ara tidak pernah Sombong,Ara selalu bersikap ramah pada siapapun. itulah daya tarik Ara yang sangat mencolok,selain cantik,Ara selalu bersikap baik pada semua orang. tidak heran banyak yang mendambakan Ara menjadi istrinya.

tapi bagi Ara,Darius adalah cinta pertama nya. Ara dan Darius cukup dekat karena mereka selalu bertemu dalam sebuah tim karang taruna di desanya. tapi mereka tak pernah mau mengakui cinta mereka dan terus saling memendam satu sama lain.

tiba-tiba di rumah,

"neng Ara... di panggil bapak di depan sekalian bawa kopi ini ke bapak ya." perintah sang ibu.

"baik Embu."

"bapak ini kopinya,kata Embu...bapak panggil Ara ya. ada apa pak?"

"sini duduk dulu neng"

"umur kamu sudah mau memasuki 20 neng,apa kamu tidak ingin menikah? bapak akan sangat senang kalau kamu sudah punya calon sendiri neng,tapi kalau kamu masih belum mempunyai calon bapak sudah punya calon untuk kamu neng."

"siapa pak?" sangat penasaran dengan pilihan bapaknya.

"Rio neng,pasti kamu kenal kan anak Bu lurah? Rio teman sekolah kamu juga kan neng,jadi harusnya kalian bisa lebih dekat."

"apa pak... R-I-O?" memastikan bahwa yang dia dengar itu tidak salah.

"iya benar nak. Rio,memang kenapa?"

untuk jadi temannya saja Ara tidak Sudi apalagi jadi isterinya. Rio terkenal dengan laki-laki yang suka gonta-ganti wanita dan terkenal dengan orang yang sombong juga angkuh karena harta orang tua yang di milikinya makanya Rio suka bersikap seenaknya."

"pak Ara tidak mau. bukannya Ara menolak,tapi Ara belum siap menikah pak. Ara masih ingin membahagiakan embu sama bapak,Ara juga masih ingin berkerja."

"neng membahagiakan bapak juga Embu bisa dengan cara kamu menikah. bapak ingin sekali melihat kamu menikah,mumpung umur bapak masih ada neng bapak ingin sekali melihat anak bapak satu-satunya menikah."

"bapak kenapa bicara seperti itu si..."sambil memeluk bapaknya dan menangis seperti ada firasat bapaknya akan pergi selama-lamanya.

"temui dulu ya keluarganya,nanti keputusannya semua ada di kamu neng.bapak tidak akan memaksa kamu neng."

Ara hanya bisa mengangguk kan kepala tanda setuju dan masih setia memeluk bapaknya semakin erat.

"serius sekali bicaranya? bicara apa ci...apa Embu boleh tahu?" sambil menaruh pisang goreng di meja.

"ini rahasia bapak dan anak. embu tidak boleh tau ya neng." goda bapak ke ibu

"eeemmm.... pelit sekali Embu tidak boleh tau. " dengan wajah yang cemberut.

"lihat neng. muka Embu lucu sekali. HAHAHA."

"neng,bapak jahat ya sama Embu."

Ara ikut tertawa mendengarkan ibu dan bapaknya saling menggoda.

Ara sangat bersyukur di lahirkan dari keluarga yang hangat dan di besarkan dengan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

esok harinya,

Ara sengaja izin dari tempat kerjanya dengan alasan ada acara keluarga.

yaa... hari ini memang akan ada acara pertemuan dua keluarga antara keluarga Ara dan keluarga Rio.

setelah puas berbincang-bincang antar keluarga tiba lah keluarga Rio meminta izin untuk meminang Ara.

"nak Ara kedatangan bapak,ibu juga Rio ke sini. kami memang ada hajat ingin meminta nak Ara agar bersedia menjadi menantu di keluarga kami untuk menjadi isteri dari Rio anak kami."

"kami sebelumnya sudah meminta izin dengan orang tua nak Ara,makanya hari ini kami datang ingin meminta langsung dengan nak Ara. apa nak Ara menerima Rio sebagai calon suami buat nak Ara?"

Ara yang di tembak langsung dengan pertanyaan itu hanya bisa diam dan melihat ke arah ibu juga bapaknya seakan meminta pertolongan.

"semua keputusan ada di kamu neng,ikuti kata hati kamu neng. Embu dan bapak akan mendukung neng." sambil berbisik di telinga sang putri kesayangan nya.

"jawab saja neng, tidak usah takut.semua bapak serahkan sama neng." untuk menambah kepercayaan putrinya.

dengan hati-hati Ara mulai berbicara.

"maafkan saya,bapak,ibu,serta Rio. saya belum bisa menerima niat baik kelurga dari Rio. saya masih ingin bekerja,saya belum memikirkan pernikahan untuk saat ini."

"soal bekerja,kami tidak akan memaksa nak Ara keluar dari pekerjaan yang sekarang. itu semua terserah dengan nak Ara. Rio anak kami juga sepertinya tidak akan keberatan soal nak Ara yang masih ingin bekerja setelah menikah nanti. ya kak Rio?'

sambung mama Rio berbicara,sedangkan Rio terlihat sinis memperlihatkan ketidaksukaan nya.

" iya ma." jawab Rio singkat.

Ara yang di perhatikan Rio seperti itu sangat tidak nyaman dan sambil menunduk dan berbicara pelan karena jujur Ara sangat takut melihat Rio yang seperti nya mulai membencinya terlihat jelas di matanya.

"mohon maaf sekali lagi Bu,tapi saya benar-benar belum bisa menerima perjodohan ini. saya sangat menyesal harus mengatakan ini tapi saya belum siap untuk menikah. dengan hati yang paling dalam,saya benar-benar meminta maaf kepada keluarga dari Rio."

Rio yang mendapatkan penolakan sekali lagi dari gadis yang diam-diam ia sukai begitu sangat terpukul dan langsung menarik tangan sang mama agar segera keluar dari rumah Ara

"mohon maafkan anak kami Rio,dia sudah bersikap tidak sopan." kata bapak Rio yang merasa tidak enak karena Rio keluar tanpa berpamitan.

"tidak apa-apa pak,mohon maafkan kekurangan dari keluarga kami juga pak." sambung bapak Ara.

dan perjodohan itupun batal di lakukan.

"maafkan Ara ya Embu,bapak." sambil tertunduk dan mulai menangis.

"jangan minta maaf neng,kan bapak juga bilang semua keputusan ada di kamu neng. udah jangan menyesal apa yang sudah terjadi." mencoba menenangkan Ara.

"tapi apa bapak sama Embu tidak marah atau kecewa dengan keputusan yang Ara ambil?" memastikan takut orang tua nya terluka.

ibu nya tersenyum dan memeluk anak kesayangan nya.

"Embu dan bapak baik-baik saja neng. berhenti selalu memikirkan kami,mulai sekarang neng juga harus memikirkan kebahagiaan neng."

"yang di katakan Embu mu benar neng,kami sudah sangat bersyukur memiliki kamu sebagai anak kami. hanya karena kamu tidak cocok dengan perjodohan ini,kami tidak mungkin marah kepada kamu neng karena kamu telah tumbuh menjadi anak yang selalu membanggakan kami sebagai orang tua."

mereka bertiga menangis terharu dalam pelukan hangat kelurga.

sedangkan tidak jauh dari rumah ara ada sepasang mata yang masih memperhatikan mereka dari kejauhan dengan tatapan kebencian.

"kamu akan menyesal telah menolak ku Ara dan akan ku pastikan kamu sendiri yang akan memohon aku agar menikah denganmu. CAMKAN JANJI KU ARA."

avataravatar
Next chapter