1 Prolog

Padahal aku sudah menggunakan baju brand keluaran terbaru, dan mengendarai mobil sport yang harganya dapat membeli seluruh komplek perumahan di ibu kota, hanya demi bertemu dengan kekasihku. Namun hanya karena iklan bodoh yang selalu muncul di smartphoneku, membuat segalanya berubah.. bukan hanya kehidupanku yang sempurna dan wajahku yang rupawan, bahkan dunia yang selalu memutariku layaknya tokoh utama disebuah novel.. Ia mengambil semuanya.

Aku yang selalu jadi pusat diantara orang-orang yang menganggumiku, sekarang dipaksa untuk hidup di tempat yang aku sendiri saja tidak tahu apa namanya. Tersesat, tidak punya bekal apa – apa, dan tidak mengetahui apapun.. ah, sial, rasanya ingin mati saja.

***

"Kenapa…" suara nafasnya yang kelelahan, memenuhi hutan ditengah malam yang ramai akan hewan malam. "KEENAPAAAA!!!!" hingga akhirnya ia tersungkur ditanah yang keras.

Walau dengan tenaga yang kian menipis karena kelaparan, ia mampu mengepalkan tinjunya dan bersimpuh kembali dengan sisa tenaganya. "padahal… aku sudah berusaha untuk mengerti.. bahkan berusaha semampuku.." ucapnya lirih.

"semaunya sia-sia.." langit yang cerah dan dipenuhi dengan bintang yang berkelap-kelip, membuat pandangannya tidak beralih sedikitpun dari atas. "aku capek."

Pandangannya semakin mengabur dan Jantung yang kian lama berdetak semakin lambat itu membuat nafas yang sebelumnya ngos-ngosan, membuatnya semakin sesak. Tubuhnya yang kurus hingga membuat tulangnya nampak, membuat kekuatannya semakin terkuras. Dia kelalahan, kelaparan dan yang membuat semuanya semakin memburuk adalah.. ia kehilangan harapannya.

"sial," ia menyeringai diantara tulang pipinya yang semakin nampak, "rasanya ingin mati saja."

***

Kali ini pandanganku benar-benar menghilang, tidak seperti film, drama ataupun anime yang sering kutonton.. bukanlah cahaya yang kulihat.. melainkan hanya kegelapan yang seakan menghisapku masuk ketempat yang lebih gelap daripada malam.

jika ini adalah kehidupan setelah kematian yang sering diceritakan di banyak buku agama, maka aku mengerti kenapa banyak orang yang takut mati.

Tapi terserahlah… lebih baik seperti ini, daripada harus hidup tanpa memiliki tujuan dan tidak mengenal dirimu sendiri..

"apa yang kau pikirkan..?"

Yang kupikirkan?.. hm, tentu saja mengakhiri hidupku dengan mati kelaparan, karena menurutku bunuh diri itu menyakitkan.

"hm.. malang sekali.."

Yah.. aku juga berpikir begitu.. padahal aku sangat mensyukuri hidupku yang sebelumnya.. tapi tiba-tiba saja aku masuk ke dunia ini dan semuanya berubah..

"padahal kau anak yang baik.. tapi kenapa mereka memperlakukanmu begini, ya?"

Mereka?

"yah.. mereka, para dewa yang mengirimmu kemari."

para dewa? Tapi kenapa?

"heum… dari gossip yang kudengar, mereka mengirimmu kedunia ini dan dalam bentuk terburuk adalah karena mereka..

tidak suka dengan semua keberuntungan yang kau dapat dikehidupanmu yang sebelumnya."

Apa?!!

"yah, aku mengerti perasaan mereka. Bayangkan saja, dikehidupanmu yang sebelumnya, kau berasal dari orang tua kaya yang saling mencintai satu sama lain, berwajah rupawan, memiliki hubungan baik dengan siapapun, memenangkan banyak piala akademik maupun non-akademik dan dikagumi oleh semua orang… keberadaanmu itu hampir sebanding dengan para dewa, bedanya hanyalah kau—"

HENTIKAN OMONG KOSONGMU!! Bagaimana bisa hanya karena mereka iri denganku, aku dibuat kecelakaan, padahal aku menyetir dengan sangat baik?!! Dan yang lebih buruk lagi adalah, aku dibawa ketempat yang tidak kukenal, dan semua orang tanpa alasan yang jelas berusaha untuk membantaiku!! Apa ini pantas kudapatkan hanya karena para dewa iri denganku?! Kalau begitu apa bedanya manusia dengan mere-

"Woooww.. tenanglah sobat, aku kemari dengan damai, okey."

Apa maksudmu?

"maksudku disini adalah.. aku akan membantumu kembali kedunia asalmu."

Jangan bercanda, bodoh. Kau bisa lihat sendiri kan, tubuhku sudah mati.

"kau memang kehabisan tenaga karena kelaparan, tapi kau belum mati."

Benarkah?

"tenang saja bocah, walau mereka mengirimmu kemari, tapi aku salah satu dewa yang menjaga dunia ini. Walau sulit, aku bisa membuatmu tetap bernafas."

Menganggu saja, padahal lebih baik aku mati daripada jadi sasaran tembak para manusia lucknut itu. Jadi apa maumu? Walau kau adalah dewa sekalipun, aku tahu kau menawarkan hal ini padaku dengan imbalan.

"pintar sekali. Aku hanya memberimu satu tugas dan akan kukabulkan satu permintaanmu."

Langsung saja bicara, tidak usah basa-basi.

"tugasmu cukup mudah, kau hanya perlu menguasai tiga kerajaan besar di benua ini dan aku akan memulangkanmu, bocah."

Mudah? Apa kau bodoh?

Bagaimana aku bisa menguasai kerajaan besar, dengan tubuh kelaparan, wajah tidak menjual, dan menjadi pesuruh dari raja iblis begini, huh?!! Kalau saja aku bisa melihat bentukmu aku pasti akan memiting kepalamu!!

Kalian semua tidak masuk akal dan menyebalkan!!

avataravatar
Next chapter