15 Bab 15 : Lima belas

Alex yang merasa terkejut dengan kedatangan seorang wanita di ruangannya. Ia segera melepas ciumannya bersama Ana secara reflek.

Ana yang didorong oleh Alex dan menjadi duduk di atas lantai. Ana menjadi kesakitan dengan pantatnya.

"Aduh!" ucap dengan wajah meringis kesakitan.

Siapa kah wanita yang menerobos masuk kedalam ruangan Alex itu. Yah dia adalah Mama Alex yaitu mama Rita.

"Mama!" ucap Alex dengan wajah tegangnya.

Ana yang mendengar ucapan Alex menyebut kata Mama. Ia ikut menjadi terkejut. Ana segera berdiri dan memberi salam kepada ibu tuannya itu.

"Selamat datang nyonya" salam Ana kepada Mama Rita sambil membungkukkan badannya.

Mama Rita yang tercengang dengan kejadian yang barusan ia lihat. Dengan kegiatan putranya yang Alex lakukan.

"Ya ampun, Alex! kalau kamu melakukan kegiatan seperti tadi. Jangan lupa di kunci dulu dong pintu ruangannya," ucap mama Rita memeringatkan putranya itu.

Alex dan Ana yang mendengar peringat Mama Rita menjadi gugup. Dan wajah mereka menjadi merah seperti tomat.

"Apa kau kekasih anak ku? Siapa nama mu nak?" tanya Mama Rita sambil berjalan menuju kearah Ana.

Ana yang merasa bingung dengan pertanyaan Mama tuannya itu. Ia menjadi melirik tuannya untuk meminta jawaban yang benar.

Alex yang merasa di lirik oleh Ana. Ia menjadi ikut bingung. Secara iba-tiba Alex mendengar pertanyaan Mamanya itu.

"Alex apa dia kekasihmu? jawab pertanyaaan Mama," tanya Mama Rita.

"I-iya ma. Dia ke-kasih Alex," jawab Alex bingung di disertai dengan kegugupannya.

"Kekasihmu ini menjadi malu menjawab pertanyaan Mama," lanjut jelas Mama Rita dengan senyum geli di wajahnya.

Ana yang dilihat sedari tadi oleh Mama tuannya itu, segera memasang wajah senyum terpaksa. Dan ia juga yang merasa terkejut dengan mendengar jawaban Alex.

"Mama kapan datangnya? Kok datang sendiri, mana yang lain?" tanya Alex dengan alis terangkat satu.

"Yang lain langsung pulang ke rumah sayang. Dan mama gak sabar untuk ketemu denganmu jadi mama langsung kesini," jawab Mama Rita dengan gembira.

"Mama juga kangen banget sama kamu Lex," ucap Mama Rita sambil memeluk anaknya itu.

"Alex juga kangen sama Mama," balas ucap Alex sambil melihat Ana yang masih tengah berdiri.

"Ow.. iya nanti ajaklah kekasih mu ini ke rumah untuk makan malam bersama," ucap Mama Rita kepada Alex.

"Em.. i-iya ma. Nanti Alex ajak kekasih ku ini pulang ke rumah untuk makan malam bersama," ucap Alex diawal dengan gugup sambil merangkul pinggang Ana.

Ana yang di rangkul pinggangnya oleh tuannya itu. Menjadi kaku seketika tubuhnya.

"Oh.. iya. Mama sampai lupa tanya nama kekasihmu ini Lex," ucap mama Rita sambil memegang pundak Ana diselingi senyumnya.

"Siapa nama mu gadis manis?" tanya Mama Rita kepada Ana.

"Panggil saja Ana nyonya," jawab Ana dengan sopan.

"Tunggu! jangan panggil nyonya, panggil saja Mama seperti Alex, oke!" tutur Mama Rita kepada Ana.

"Baik nyo- eh Mama," jawab Ana yang hampir salah sambil meremas jemari tangannya.

Mama Rita tersenyum dengan tingkah kekasih anaknya itu. Sedangkan Alex yang melihat ke keakraban Mamanya dengan Ana. Ia menatap keakraban mereka dengan tatapan mata yang sulit di tebak.

"Baiklah sekarang Mama pulang istirahat ya, Mama pasti capek habis penerbangan langsung kesini," sela ucap Alex kepada Mamanya bersama Ana.

"Em.. iya sayang Mama pulang sekarang. Nanti jangan lupa loh ya! ajak kekasihmu pulang untuk makan malam bersama," tutur Mama Rita.

"Baiklah ma. Nanti Alex ajak pulang ke rumah," jawab Alex.

"Em.. anak pintar baiklah Mama pulang sekarang." ucap Mama Rita sambil berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Presdir.

Alex dan Ana mengantarkan Mama Rita sampai didepan lift khusus Presdir. Setelah kepergian Mama Rita keadaan menjadi canggung.

"Ehem.. j-jangan lupa nanti kau bersiaplah setelah pulang kerja. Nanti aku jemput ke rumahmu," ucap Alex dengan berwajah dingin dan diiringi kegugupannya.

"Tapi tu-" ucap Ana yang langsung di potong oleh Alex.

"Tidak ada tapi-tapian dan juga tidak ada alasan apapun" ucap Alex dingin sambil melihat Ana.

"Baiklah tuan." ucap Ana dengan sedih karena ia terjebak dengan permainan tuannya itu.

"Dan satu lagi jangan kau ingat kejadian tadi," ucap Alex dengan wajah datarnya.

"Hem baik tuan." jawab Ana dengan hati yang marah.

"Apa-apaan dia dikira aku ini sebuah barang apa! yang habis di pakai langsung di buang begitu saja, dasar gila!"

Setelah mendengar jawaban Ana, Alex kembali melangkah kakinya menuju kearah ruangannya untuk melanjutkan pekerjaannya.

Di dalam ruangannya saat melanjutkan pekerjaan. Alex menjadi tidak fokus bekerja setelah kejadian yang ia lakukan bersama dengan Ana tadi.

"Ya ampun itu sangat memalukan dan kejadian itu secara reflek terjadi. Dasar kamu Alex tidak bisa mengontrol dirimu!" ucap Alex pada dirinya sendiri dengan perasaan marah.

Terdengar suara pintu ruangan tersebut diketuk dari luar.

"Masuk!" ucap Alex dari dalam ruangan.

"Dari mana saja kau? baru kembali," tanya Alex kepada Ana yang baru masuk ke ruangannya.

"Aku tadi habis dari toilet tuan maaf jika saya terlambat datang," ucap Ana meminta maaf sambil membungkukkan badannya.

Flashback

Ana yang masih marah dalam dirinya, sehingga ia tidak sadar jika di sampingnya sudah ada sekertaris Dita.

"Ana!" Panggil mbak Dita sambil memegang bahu Ana.

"Astaga! kau mengejutkanku mbak dit," ucap Ana terkejut dengan panggilan mbak Dita.

"Kau ini ada apa? Seperti orang gak jelas tau gak. Dari tadi kelihatan marah saja," ucap mbak Dita dengan heran melihat sikap Ana.

"Gak papa kok mbak. Yasudah aku mau ke toilet dulu mbak," pamit Ana kepada mbak Dita yang ingin ke toilet.

"Hem kita bareng saja ke sananya. Aku juga mau ke toilet kok," ajak sekertaris Dita bersama.

"Baiklah mbak, mari." Jawab Ana sambil berjalan menuju kearah toilet bersama sekertaris Dita.

Flashback end

Alex yang sudah mendengar alasan Ana terlambat masuk ruangan. Segera ia menyuruh Ana kembali ke meja kerjanya.

"Ya sudah kembali kerjakan tugasmu!" Perintah Alex dengan wajah datar dan dinginnya itu.

Lalu Ana kembali mengerjakan tugasnya yang menumpuk itu.

5 jam kemudian

Para karyawan bersiap dan berbondong-bondong untuk pulang ke rumah mereka masing-masing. Di karenakan sekarang waktunya jam pulang kantor.

Ana yang melihat tuannya itu bersiap pulang. Segera ia juga bersiap untuk pulang kerumahnya juga.

Alex yang melihat Ana bersiap juga. Segera ia berdiri dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya menuju kearah meja kerja Ana.

"Jangan lupa pesanku tadi. Bersiaplah nanti aku jemput di rumahmu, untuk makan malam bersama di rumahku," ucap Alex mengingatkan Ana dengan nada suara yang dingin.

"Baik tuan" jawab Ana sambil menundukkan wajahnya.

"Segeralah bersiap setelah sampai di rumah! karena aku tidak suka menunggu," perintah Alex lagi dengan nada suara yang dingin.

avataravatar
Next chapter