10 Bab 10 : Sepuluh

Di tempat lain lebih tepatnya di gedung Grand Company di ruangan Presdir. Alex yang sudah menyelesaikan makan siangnya dari tadi. Dan sekarang ia tengah sibuk di atas meja kerjanya dengan tumpukan berkas-berkas penting.

"Tak ku sangka ku pikir pekerjaan ku akan longgar, ternyata banyak sekali dokumen dan berkas yang harus aku kerjakan," keluh Alex sendiri dengan berwajah lesu.

Lalu Alex melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.   Dan yang sekarang menandakan tengah pukul 2 siang tepat.

"Huff.. aku selesaikan saja sisanya nanti di rumah. Sebentar lagi mau pulang kantor," ucap Alex pelan sambil di iringi dengan membuang nafas lelah.

Di tengah rasa lelahnya, Alex teringat dengan perintah yang di berikan kepada asistennya yang ia suruh untuk mencari identitas diri Ana.

Lalu Alex memanggil Damian lewat panggilan interkom dia atas meja kerjanya.

"Damian segeralah ke ruangan ku!" perintah Alex kepada Damian.

Damian yang mendengar perintah tuannya dari interkom di atas meja kerjanya, segera Damian bergegas menuju kearah ruang Presdir.

Alex yang mendengar suara pintu ruangannya di ketuk dari luar, ia kemudian segera meminta orang itu untuk masuk.

"Masuk!" ucap Alex dengan sedikit berteriak.

Masuklah seorang pria yaitu asisten Damian.

"Ada apa tuan memanggil saya," ucap Damian di depan meja kerja Tuannya.

"Aku memberimu tugas yang menyuruhmu untuk mencari identitas diri seorang Briana Debora Caitlin. Apa sudah kau kerjakan sesuai waktu yang ku beri?" 

"Sudah tuan sudah saya kerjakan," jawab asisten Damian.

"Jelaskan secara singkat tentang identitas Briana Debora Caitlin!" Perintah Alex kepada asistennya.

"Briana Debora Caitlin seorang lulusan sekolah SMA saja. Saat ini bekerja di  restoran Jepang. Mempunyai adik bernama Bryan Adams Robbin yang sekarang duduk di bangku SMA kelas X. Orang tuanya meninggal dalam keadaan kecelakaan mobil. Itu saja info yang saya dapat tuan, info selanjutnya masih saya cari tuan," jelas asisten Damian tentang kehidupan pribadi Ana.

"Hem baiklah. Carilah info selanjutnya secepatnya," perintah Alex kepada asisten Damian.

"Baik tuan. Secepatnya saya akan cari info selanjutnya," ucap asisten Damian.

"Sekarang pergilah kembali keruangan mu," perintah Alex lagi kepada asisten Damian.

"Baik tuan, saya pamit undur diri." Pamit asisten Damian sambil membungkukkan badannya sedikit.

"Hem." Jawab singkat Alex.

Lalu Damian keluar dari ruangan Presdir dan kembali menuju ke ruangannya.

Setelah Alex mendengar penjelasan asistennya, ia melanjutkan pekerjaannya yang belum tuntas itu.

*

*

**

Waktu berlalu begitu cepat sekarang di jam 4 sore di perusahaan Grand Company lebih tepatnya. Semua para karyawan bersiap-siap untuk pulang ke rumah  mereka masing-masing.

Terutama Alex Juga bersiap untuk pulang kerumahnya. Ia lebih dulu nyimpan berkas yang sudah ia tuntas kan hari ini. Dan juga ia akan membawanya pulang berkas  yang belum di kerjakan.

Terdengar suara pintu di ketuk dari luar.

"Masuk!" ucap Alex dari dalam ruangannya.

Masuklah seorang pria yaitu asisten Damian.

"Tuan mobil anda sudah menunggu di depan pintu lobby," ucap asisten Damian kepada Alex.

"Hem.. aku mengerti." balas Alex sambil menekan interkomnya untuk memanggil sekertaris Dita.

"Sekertaris Dita pergilah keruanganku sekarang!" Perintah Alex untuk sekertarisnya itu.

Dita yang masih menunggu tuannya keluar dari ruangannya pun terkejut dengan suara interkom di atas mejanya.

"Baik tuan, saya ke sana sekarang," balas Sekertaris Dita atas perintah tuannya.

Lalu sekertaris Dita pergi keruangan tuannya itu, kemudian si cantik itu mengetuk pintu ruangan atasannya tersebut.

"Masuk!" ucap Alex dari dalam ruangannya lagi.

"Ada apa tuan anda memanggil saya?" Tanya sekertaris Dita kepada Alex.

"Ini kamu urutkan isi data yang ada di berkas ini. Aku beri waktu 2 hari untuk menyelesaikannya!" Perintah Alex lagi kepada Dita sambil memberikan 4 berkas.

"Baik tuan saya akan kerjakan" balas ucapan sekertaris Dita.

"Hem." jawab Alex singkat.

Lalu Alex pergi dari ruangannya bersama dengan asisten Damian dan di lanjut sekertaris Dita. Mereka pulang kerumahnya masing-masing.

*

*

Di tengah perjalanan pulang Alex memikirkan sesuatu. Di satu sisi Damian heran melihat tuannya dari kaca mobil yang sedang melamun itu.

"Tuan apa ada masalah?" Tanya Damian dengan memberanikan diri.

"Hem.. tidak kau fokuslah menyetir nanti menabrak sesuatu," peringat Alex kepada asisten Damian.

"Maaf tuan, saya akan fokus." Jawab asisten Damian.

Alex tidak melanjutkan ucapannya lagi. Lalu Alex termenung dan melamun kembali.

40 menit kemudian Alex telah sampai di rumahnya dan ia turun dari mobil.

Saat sudah turun dari mobil Alex melihat mobilnya telah kembali dan sudah berada di garasi.

"Damian, perlu berapa biaya untuk perbaikan goresan mobilku?" Tanya Alex kepada asisten Damian.

"Hanya 13 juta tuan," jawab asisten Damian.

"Heh.. si cewek cerewet itu mana bisa membayar uang secara cash sebesar 40 juta kalau 13 juta saja ia juga tak mampu membayar" batin Alex pada dirinya dengan senyum meremehkan.

"Ow.. ya udah lah. Kamu sekarang boleh pulang," ucap Alex kepada asisten Damian.

"Baik tuan, saya permisi undur diri," pamit asisten Damian.

"Hem.. yah, pergilah!" usir Alex dengan nada datarnya.

Saat asisten Damian sudah hilang dari pekarangan rumahnya. Alex segera melangkahkan kakinya masuk ke rumah mewahnya. 

Saat sampai di tengah ruang tamu Alex di sambut oleh Bibi Sumi.

"Selamat datang kembali tuan," ucap Bibi Sumi menyambut Alex.

"Terima kasih, bi." Jawab Alex atas sambutannya.

Lalu Alex melangkahkan kakinya kearah anak tangga dirumahnya untuk menuju kearah kamar tidurnya.

Setelah sampai di kamar tidurnya, Alex segera membersihkan badannya. Setelah itu ia akan menyelesaikan pekerjaannya yang di bawa pulang.

20 menit kemudian Alex sudah membersihkan badannya. Ia sudah berpakaian simpel yaitu dengan kaos hitam di padukan dengan celana panjang berwarna abu-abu.

Sambil menunggu makan malam tiba Alex menuju keruang kerjanya dengan membawa pekerjaannya dari kantor yang belum selesai di kerjakan.

Selama 2 lebih Alex berkutat dengan pekerjaannya. Ia akhirnya melihat jam yang menempel di dinding yang menandakan pukul 6 malam. Akhirnya ia menyudahi pekerjaannya terlebih dahulu untuk makan malam di bawah.

Saat di meja makan Alex melihat terdapat jajaran makanan. Ia hanya mengambil 1 jenis lauk saja yaitu udang asam manis dengan sayuran.

"Makannya sudah siap tuan" ucap Bibi Sumi kepada tuannya.

"Hem.. terima kasih, bi. Nanti makanannya bagikan juga sama pelayan yang bekerja di sini semua," titah Alex kepada Bibi Sumi.

"Baik tuan." jawab Bibi Sumi.

Selama 15 menit Alex sudah menyelesaikan makan malamnya. Dan ia kembali melangkahkan kakinya menuju kearah kamar tidurnya.

Saat di kamarnya Alex kembali melangkah ke kamar mandi untuk menggosok gigi sebelum tidur.

Selesai membersihkan bagian mulutnya Alex melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi. Ia melangkah menuju ke arah ranjang tidurnya.

Setelah itu Alex tidur terlentang di tengah ranjangnya sambil berkata.

"Gak sabar untuk memulai hari esok," ucap Alex kepada dirinya sendiri dengan di iringi senyuman miringnya.

"Baiklah Alex mari kita istirahat terlebih dahulu untuk memulai hari esok." lanjut Alex lagi dengan seringai devilnya sambil memejamkan matanya.

***

avataravatar
Next chapter