1 Bab 1 : Satu

Sebuah kisah seorang  gadis berparas cantik nan lemah lembut mempunyai 2 lesung  pipi. Ia saat ini berumur 23 tahun  bernama Briana  Debora Caitlin. Yang biasa di panggil Ana. Ia hanya lulusan di bangku SMA.

Takdir seolah tidak berpihak kepadanya,kecelakaan maut merenggut nyawa kedua orang tuanya saat ia berumur 19 tahun. Dia ia rela menjadi tulang punggung untuk keluarganya satu - satunya, yang hanya lulusan SMA.

Ia memiliki adik laki laki yang bernama Bryan Adams Robbin, yang biasa di panggil Ryan. Saat ini Ryan berumur 16 tahun yang duduk di bangku SMA.

Ana bekerja sebagai pelayan restoran makanan Jepang. Ia biasa pulang larut jam 11 malam saat restoran tutup. Ia mengendarai motor maticnya untuk menuju kerumahnya. Sampai di rumah yang  minimalis ia akan disambut dengan heningnya rumah karena sang adik saat ini sudah tertidur di kamarnya.

Ana menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri, lalu setelah membersihkan diri Ana menuju ranjang tidur untuk mengistirahatkan badannya yang sangat lelah itu.

Keesokan paginya alarm jam weker berbunyi bertepatan 5 subuh Ana menjalankan kewajibannya untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah menunaikan kewajibannya, Ana melangkah ke dapur, setelah sampai

di dapur Ana memulai memasak,

"Hemm, masak apa ya hari ini?" Ana berkata sambil berfikir.

"Ahh... Masak nasi goreng aja sama telur ceplok," ucap Ana sembari menyiapkan bahan bahan yang sebelumnya dia taruh didalam kulkas dan menyiapkan nya serta memasaknya.

Gadis cantik itu masak dengan cepat dan jangan diragukan cita rasa masakannya yang selalu lezat.

"Akhirnya sudah matang nasi goreng dan telur ceplok," ucap gadis berparas cantik itu dengan gembira sembari menghembuskan nafas lega akhirnya masakannya jadi dan siap untuk sarapan pagi.

Setelah itu Ana menyajikannya di atas piring lalu dia taruh dan dia siapkan di meja makan. Nasi goreng tersebut yang tidak terlalu banyak cukup untuk dia dan adiknya untuk sarapan pagi hari ini.

"Kemana anak nakal itu?  Kok belum kelihatan batang hidungnya juga," gumam Ana yang belum melihat adik laki lakinya yang belum keluar dari kamar.

Menunggu adiknya yang belum juga ke tempat makan, Ana memutuskan untuk memanggil langsung adiknya yang masih didalam kamar. Ana melangkahkan kakinya berjalan menuju ke kamar adiknya itu untuk memanggilnya dan membangunkan jika belum bangun juga.

"Bryan!! Bangun, sudah jam berapa ini? Nanti kamu telat sekolah!!" teriak gadis cantik yaitu Ana yang berdiri dibalik ambang pintu luar kamar adiknya itu.

Bryan yang di dalam kamar sudah bangun, menjawab "Iya, kak. Aku sudah bangun dan sudah siap!" teriak Bryan di dalam kamar sembari memasukkan beberapa buku yang dia bawa ke sekolah ini  ke dalam tasnya.

Ana yang merasa tidak mendengar suara adiknya membuka pintu kamar tidur adiknya sambil membawa spatula dan celemek yang masih terpasang rapi.

"Cepat keluar Bryan!! Keburu nasi gorengnya dingin!!"

"Wahh!! Hari ini kakak cantikku masak nasi goreng. Hemm ... Sedap!" sahut Bryan sambil berjalan menuju keluar kamar dengan ekspresi dibuat buat imut  dan mengacungkan kedua jari jempolnya.

"Ahh... Bisa aja kamu  ini dek," kata Ana dengan mengangkat spatulanya.

"Ehh.. ehh.. jangan sambil mengangkat spatula juga dong kak," ucap Bryan dengan mimik wajah takut.

Sesampainya dimeja makan mereka sarapan tanpa ada yang berbicara. Selesai sarapan, Ana membersihkan meja makan dan mencuci peralatan dapur yang kotor.

Tepat pukul 06:00 pagi Bryan memakai sepatu sekolahnya sambil berbicara dengan kakaknya

"Kak, Bryan berangkat sekolah ya?"

Ana yang berada di dapur sedang mencuci piring pun segera membilas tangannya dan berjalan menuju ke adiknya dengan mengeluarkan uang berwarna biru sambil berkata

"Iya. Hati hati dijalan ya. Belajar yang pinter dan ini ada uang saku untukmu," ucap Ana sembari memberi satu lembar uang 50 ribu dari Aisyah untuk adik satu satunya itu.

"Iya, Kak. Terima kasih kakakku cantik," jawab Bryan sembari berterimakasih kepada Ana kakaknya.

"Iya, sama-sama. Jangan terlalu boros, gunakan uangmu sebaik-baiknya. Ya sudah, buruan berangkat nanti terlambat!" tutur Ana kepada adiknya itu.

"Iya, Bryan berangkat," sahut Bryan kepada kakanya sambil bersiap menaiki sepedanya.

"Iya, hati-hati di jalan," balas Ana sambil tersenyum melihat punggung adiknya yang bersiap menaiki sepedanya.

Bryan sudah terbiasa berangkat sekolah dengan menaiki sepeda kesayangannya itu. Karena kehidupan yang kurang dari berkecukupan, maka mereka tidak bisa membeli sepeda motor lagi. Jadi, terpaksa mereka hidup hemat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Setelah melepas kepergian adiknya ke sekolah Ana lanjut membersihkan rumahnya itu.

***

(Satu jam kemudian)

"Aaaa.. akhirnya selesai juga beres rumahnya," ucap Ana sambil selonjoran di sofa kecil diruang tamunya yang minimalis itu.

"Santai dulu lah sebelum berangkat kerja ini kan masih jam 7 lewat 10," ucap Ana.

Ana sudah terbiasa berangkat kerja pada pukul 8 lewat 25 di karena tempat kerja Ana terbuka pada jam 9 tepat. Dan saat pukul 8 tepat Ana bersiap untuk berangkat kerja. Ia membutuhkan waktu 25 menit untuk bersiap diri.

Selepas bersiap diri Ana menuju keluar rumah dan mengunci rumahnya tersebut. Dia menuju kearah motor maticnya sambil menuntun keluar dari halaman rumahnya dengan dilanjutkan ia mengunci pagar rumahnya itu. Ana Menyalakan motor maticnya itu dan berangkat menuju kearah tempat kerjanya.

Ditengah perjalan menuju tempat kerja, Ana tidak sengaja menabrak  mobil yang berharga selangit itu. Mobil tersebut adalah Mercedes-AMG GT R yang dibandrol dengan harga mencapai milyaran.

Ana tampak terkejut  menabrak mobil tersebut. "Aduhh!! Ana dasar tukang ceroboh kamu sampai menabrak mobil orang," ucap Ana merutuki dirinya.

Sang pengemudi mobil tersebut terkejut karena mobilnya di tabrak oleh pengendara motor oleh seorang perempuan. Ia lalu keluar dari mobil dan menyuruh pengemudi motor untuk menepi dari jalan.

"Gawatt!! Yang mengendarai mobil ini  ternyata seorang pria," gumam Ana pelan sambil melihat pengendara mobil itu berjalan menuju kearah Ana.

"Emm.. maafkan saya pak, saya tidak sengaja menabrak mobil anda," ucap Ana dengan berwajah lesu sambil memohon dengan kedua tangannya itu.

Sang pengemudi mobil tersebut pun membalas perkataan Ana dengan berwajah dingin.

"Tidak sengaja kamu bilang?!" bentak pengemudi tersebut sembari menatap Ana dengan nyalang.

"Kamu tau mobil yang kamu tabrak ini adalah mobil bos saya, mobil kesayangan bos saya!" lanjut pengemudi itu lagi pada Ana tetap dengan wajah dinginnya itu.

Ana yang berada di tengah rasa ketakutannya itu pun tetap menjawab ucapan orang yang didepannya sambil agak gemetar.

"Tapi saya kan tidak sengaja pak, emm saya janji! saya akan ganti rugi kerusakannya mobil bos anda yang saya tabrak itu," ucap Ana dengan menundukkan kepalanya.

avataravatar
Next chapter