7 6. I'm not Okay

Sudah hampir dua minggu sejak Vika putus dengan Junho. Semua masih terasa mimpi baginya. Tiga tahun yang mereka lewati bersama. Kini tak ada lagi canda tawa dan suara Junho dalam hidupnya, yang ada hanya Vika yang sering melamun memikirkan perpisahannya.

"Vik..are you okay..?" tanya Valerie cemas.

Semenjak dia diberi tahu jika akhirnya Vika telah berpisah dengan Junho, Valerie cemas jika dia Vika akan terus memikirkan Junho dan jatuh sakit.

"I'm not okay.. but i'll try my best to forget him.." ucap Vika pelan.

"kamu pasti bisa Vika..semua pasti akan terlewati dengan baik. Tetaplah semangat dan jangan berpikir ke belakang kembali.. mulailah memikirkan dirimu dan janganlah ragu untuk melepaskan dia yang telah pergi meninggalkanmu dengan seenaknya." Ucap Valerie yang memberikan saran pada Vika.

"Iya Valerie.. aku akan mencoba pelan-pelan melupakannya." Balas Vika mencoba untuk semangat.

"habis ini kamu mau kemana? Mau kita temenin?" tanya Sarah menawarkan.

"iya.. terima kasih ya guys..aku pasti bisa melupakannya. Aku sore ini ada latihan bermain tennis. Don't worry guys..aku akan berusaha melupakannya secepatnya." Ucap Vika sembari tersenyum.

Dia tak ingin membuat kedua sahabatnya cemas karena masih memikirkan Junho yang memutuskannya. Vika berusaha menyibukkan dirinya dengan kegiatan perkuliahan dan kegiatannya di klub tenisnya, CLOVER.

Beberapa jam kemudian...

Vika sudah lengkap dengan peralatan tennis dan baju olahraga yang dikenakannya. Hari ini akan ada latihan intensif tenis karena dua minggu lagi akan ada pertandingan persahabatan antra klub CLOVER dengan klub tenis Universitas Z.

Semua tampak bersiap memulai latihan hari ini. Akan ada beberapa nomer yang dilombakan. Mulai dari single, double hingga mixed pemain. Karena perkembangannya yang cukup pesat, Vika dipercaya untuk mewakili klub CLOVER dalam nomer mixed yang dipasangkan dengan Shin Jaemin.

Setelah bermain bersama-sama selama hampir dua jam, latihan tenis sore itu berakhir. mahasiswa lainnya telah kembali ke rumah masing-masing. Namun ada ketidak puasan di hati Vika, dia memutuskan untuk masih bermain untuk beberapa jam lagi.

"Kamu tidak pulang Vik?" tanya Jaemin yang melihat Vika yang masih bermain di lapangan.

"sebentar lagi sunbae..aku akan main sebentar lagi."

"Baiklah kalau gitu.. aku akan menemanimu bermain." Ucap Jaemin yang meletakkan tasnya dan mengeluarkan kembali raket yang dibawanya.

Akhirnya Vika dan Jaemin berlatih bersama. Mereka pun berlatih kembali dari teknik-teknik bermain yang dipelajarinya tadi saat latihan bersama dengan yang lain. Sudah hampir dua jam mereka kembali bermain. Jaemin melihat Vika tampak kelelahan.

"Vika..sebaiknya kita istirahat dulu. Kamu telah berusaha keras hari ini." Ajak Jaemin di sela-sela latihan intensifnya bersama Vika.

"Tanggung Sunbae.. sepuluh menit lagi yaa.." ucap Vika yang masih ingin berlatih meskipun keringat telah berkucur di wajah dan lehernya.

"Baiklah.. sepuluh menit saja. Setelah itu kamu harus istirahat. Tak baik kalau memaksakan diri. Kita masih dapat latihan di lain hari." Nasihat Jaemin yang tak tega melihat Vika yang masih bersikeras untuk berlatih padahal sudah hampir dua jam dia bermain tenis bersamanya.

Mereka pun kemudian melanjutkan bermain tenis. Mulai dari serving hingga smash dikuasai Vika dengan baik, setelah sepuluh menit, mereka pun selesai bermain tenis. Jaemin sangat khawatir menatap Vika dari sisi lain lapangan. Dia hari ini terlihat berbeda dari biasanya dan membuat Jaemin cemas memandangnya.

Latihan tennis pun dilanjutkan hingga sepuluh menit. Vika sepertinya sudah terlalu lelah untuk bermain kembali. Pada akhirnya Vika pun kemudian jatuh terduduk di lapangan. Jaemin yang berada di sisi sebelah kanan lapangan kemudian berlari menghampiri Vika.

"Vika.. kamu nggak papa? Ada yang luka? Kita hentikan saja latihannya. Jangan terlalu memaksakan diri." ucap Jaemin yang seketika membantu Vika berdiri dan memeriksa pergelangan tangan dan kaki Vika apakah dia terluka.

"I'm okay Sunbae..tapi ini sebenarnya sungguh sangat berat bagiku.. aku lelah dengan semua ini." ucap Vika tak kuasa menahan air mata yang jatuh menetes di pipinya.

"Vika.. kamu kenapa? Kita hentikan saja latihannya. Semua ini sudah sangat berat bagimu. Kamu perlu istirahat." tanya Shin Jaemin yang langsung memeluk Vika dan berusaha menenangkannya.

"Sunbae... ini akan pulih setelah berjalannya waktu ya kan?" tanya Vika sembari menangis tersedu.

"Kamu pasti akan pulih Vika..apapun yang kamu hadapi saat ini, kamu pasti bisa melaluinya. Semua akan kembali baik-baik saja." Jawab Jaemin yang masih memeluk Vika dan menenangkannya.

Jaemin mulai mengerti ada sesuatu yang ada dipikiran juniornya saat ini dan dia sendiri yang tak tahu masalah yang dihadapi Vika. Namun dia percaya Vika pasti bisa melaluinya. Dia akan berusaha membantu Vika melewati semuanya.

Entah mengapa saat Jaemin memeluknya, dia merasa ada kedamaian di dalam hatinya dan merasa lebih baik. Semua pikiran dan kesedihannya tentang Junho mulai menghilang dan hati Vika merasakan kesejukan yang telah lama tak dirasakannya.

Beberapa menit kemudian..

"Vika.. ini minum air dulu." Ucap Jaemin sembari menyerahkan air mineral untuk Vika.

"Terima kasih Sunbae.. " Balas Vika yang kemudian langsung meminumnya.

"Bagaimana Vika.. kamu sudah baikan?" tanya Shin Jaemin khawatir.

"I'm feeling better... terima kasih buat hari ini sunbae. Maaf sudah membuat sunbae khawatir." Ucap Vika yang menyadari dia sudah menyusahkan Jaemin hari ini.

"It's okay Vika.. syukurlah jika kamu merasa lebih baik. Aku tak tahu apa yang sedang terjadi. Tapi aku berharap kamu pasti bisa menghadapinya." Ucap Jaemin bijak.

"terima kasih Sunbae karena sudah tidak menanyakan apa dan mengapa itu terjadi. Aku akan mencoba melupakan semuanya dan menjadi diriku kembali." Ucap Vika pelan.

"Vika.. kamu tak perlu berusaha mencari dan menjadi dirimu. Karena kamu yang saat ini adalah bagian dari dirimu. Biarkan hatimu beristirahat sejenak dan pulih. Jika kamu ingin bercerita, kamu bisa menceritakannya padaku. Tapi aku tak akan memaksamu. Aku ingin nanti kamu bisa menceritakannya jika telah siap." Ucap Jaemin yang menenangkannya.

Vika pun mulai memahami apa yang ingin dikatakan oleh Jaemin Sunbae. Dia tak perlu mencari Vika yang lama. Dan berusaha menerima bagian dirinya yang sekarang. Tampak senyum hangat kembali mengembang di bibir Vika.

"Iya Sunbae, aku sangat berterima kasih hari ini. Nanti jika aku telah siap. Aku akan menceritakannya." Jawab Vika ramah.

Vika tak ingin menambah beban pikiran seniornya dengan masalahnya dengan Junho. Dia pun juga tak ingin membuat Jaemin semakin khawatir tentangnya.

"Baiklah kalau gitu. Ayo kita pulang. Nanti aku antar." Ajak Jaemin sembari tersenyum.

"Terima kasih Sunbae.. tapi yakin nggak merepotkan sunbae jika mengantarkanku pulang..aku tak ingin merepotkan sunbae?" ucap Vika sembari membereskan peralatan bermain tenisnya.

"tenang saja.. tidak merepotkan kok.. ayo kita pulang." Ajak Shin Jaemin sembari menyalakan mobilnya yang berada di parkiran depan Stadium Mahasiswa.

"Baik Sunbae..tapi sunbae.." ucap Vika sembari mengikuti Jaemin berjalan menuju mobil seniornya tersebut.

"Ada apa?" ucap Jaemin penasaran.

"Boleh nggak kita mampir dulu. Aku sangat lapar." Ucap Vika polos yang membuat Jaemin seketika tertawa dan menatapnya.

'Okay, kita makan malam dulu kalau gitu..." ucap Jaemin menyetujui Vika.

"Okay Sunbae..Call!" balas Vika bersemangat.

Shin Jaemin saat itu sangat senang karena Vika mulai kembali tersenyum. Dan entah mengapa ada sesuatu yang menghinggapi hatinya. Dan jantungnya saat itu berdegup sangat kencang. Apakah dia mulai jatuh cinta dengan Vika? Entahlah...

Oh Vika...i think.. i'm not okay right now..

©©©

avataravatar
Next chapter