1 PROLOG ji

Hai perkenalkan nama ku adinda safa,aku lahir di keluarga yang bisa di bilang cukup terkenal karena ayahku adalah pengusaha tersukeses ke-2. Ayah ku bernama fadhil richard dan istrinya yang cantik bernama sara yuniati,ya dia adalah ibu ku sosok yang sangat lembut dan perhatian.

Aku baru pulang dari sekolah ku di LA,maksud ku sudah lulus dari SMP. Setelah lulus aku mendapatkan biasiswa ke luar negri,awalnya aku menolak karena tak ingin jauh dari ayah ibu tapi ayah bilang ini demi masa depan ku dan akhirnya aku pun setuju. Sekarang aku sedang menunggu seseorang yang akan menjemput ku. Dia adalah tunangan ku,namanya riski. Aku tunangan dengannya dari aku kelas 3 SD,alasan kami di jodohkan adalah karena perusahaan ayah riski hampir bangkrut dan ayahku membantunya dengan syarat anaknya akan menjaga aku dengan ikatan pertunangan.

Aku yang tidak terima pun akhirnya mengurung diri dikamar seharian,hinnga riski kecil dateng ke kamarku dan membujuk ku untuk keluar kamar. Aku yang awalnya menolak mulai terbuai dengan sikap manisnya itu kepada ku,waktu terus berjalan dengan kisah cinta bocah SD ini dan aku pun mendapatkan biasiswa ini. Salah satu alasan aku tak ingin pergi adalah riski,hahaha iya itu jaman-jaman aku bucin dengannya. Back to topik.

Aku sudah menunggu disini 30 menit tapi riski tidak datang juga,aku pun memutuskan untuk pulang sendiri menggunakan taksi. Setelah aku sampai rumah,aku pun memanggil satpam untuk membukakan gerbangnya. Aku turun dari taksi dan membayarnya,aku pun berjalan ke arah pintu sambil menggeret koper yang ada di tangan ku dan memencet belnya. Pintu pun terbuka dan muncul lah ART yang bernama bi ati,aku sedikit menyapanya dan bertanya keberadaan orang tua ku.

"Nyonya ada di dapur non,silahkan masuk." kata bi ati dan mempersilalahkan aku masuk,aku pun langsung berjalan menuju dapur melihat mamah yang sedang masak. Aku mendekatinya dan memeluknya erat,mamah tersentak dikit karena kaget dan berbalik badan ke arah ku.

"Astaga adinda mamah kaget,yaampun nak mamah kangen banget sama kamu."ucap mamah lalu memeluk dan mencium pipiku,aku pun tersenyum tipis.

"Oh iya riskinya mana,kok enggak di ajak masuk din?"kata mamah celingak celinguk mencari keberadaan riski.

"Riski enggak jemput aku mah,aku udah nunggu setengah jam lebih tapi dia enggak dateng-dateng juga." kata ku dengan nada kecewa dan sedih.

"Mungkin riskinya lagi sibuk sayang,coba kamu telephon riski atau enggak kamu lansung ke rumahnya aja."Saran mamah,aku pun mengangguk setuju dan tersenyum sumringah.

"Oke deh aku kerumahnnya aja sekalian silahturahmi ama bunda gres,tapi alu mau beres-beres koper ku dulu."mamah pun tersenyum dan mengangguk,lalu aku mencium pipinya sekilas dan jalan ke kamar ku yang ada di atas.

⨀⨀⨀

Setelah sampai di rumah bunda gres, aku langsung memencet bel rumah berulang kali dan keluarlah wanita paruh baya yang masih cantik tanpa keriput di wajahnyadan ya itu adalah tante gres.

"Assalamualaikum bunda,riskinya ada bun?"tanya ku pada bunda gres dan menyalimi tangannya.

"Waalaikumsalam,loh bukannya riski jemput kamu ya?tadi sih riski bilang mau jemput kamu,masuk dulu yuk sayang ngomongnya di dalam aja."klata bunda menyuruhku masuk,aku pun mengikuti berjalan di belakngnya dan duduk di sofa ruang tamu.

"Enggak bun,padahal aku udah nungguin dia setengah jam lebih tapi dia gak dateng-dateng." kata lu dengan nada sedih dan menundukan kepalaku.

"Coba kamu telephon simon,tadi sih dia pergi sama simon berdua."kata bunda,aku pun langsung mengambil hp ku yang ada di tas dan membukanya mencari kontak simon.

Tut...Tut...Tut...

"Ha...hallo Din"

"Simon lu ama riski kan?"

"I...iya Din gua Riski."

"Terus sekarang kalian dimana?katanya mau jemput gua gimana si"

Terdengar helaan nafas dari simon,aku pun bingung simon terdengar gugup saat berbicara dari telephon

"Kayanya lu harus tau ini gimana pun juga lu sahabat gua, sekarang lu ke cafe leura,gua tunggu di depan cafe"

"Ha ngap..."

Tut...Tut...Tut...

Telephon pun terputus,padahal aku mau tanya ngapain aku di suruh ke cafe tempat tongkrongan kami bertiga.

"Gimana din?"tanya bunda gres,aku pun langsung memasukan ponsel ku ke tas dan bersiap pamitan ke bunda gres.

"Kata simon iya dia ama riski terus aku di suruh ke cafe leura bun."kataku menatap bunda yang terlihat bingung ,sama dengan ku.

"Yaudah bun dinda pamit ya mau langsung ke sana."kata ku pamit ke bunda dan salim.

"Iya sayang hati-hati ya di jalan,jangan ngebut bawa mobilnya."ucap bunda dan mengantarkan aku luar rumahnya.

"Siap bun,assalamualaikum."aku pun langsung menjalakan mbil ku keluar perkarangan rumah bunda gres dan menuju tempat yang simon bilang.

15 menit kemudian aku pun telah sampai di cafe tersebut dan melihat simon di de[an cafe tersebut sambil duduk di atas motornya dan memaikan hpnya.Aku pun menghampiri simon dan menegurnya.

"Mon mana riski kok lu sendiri disini?"tanya ku sambil menepuk pundaknya,dia pun mengalihkan pandangan dari hpnya kepadaku.

"Tudep banget njir,kga mau kangen-kangen ama gua dulu apa?gua kangen nih sama lu"kata simon merangkul ku dan mengusap puncuk kepalaku,aku hanya memutar bola malas dan berkata dengannya.

"Alay,sebulan lalu kan lu ke LA nemuin gua masa iya dah kangen."kataku dengan nada malas memukul lengannya yang ada di pundak ku,dia pun terkekeh kecil.

"Yaudah yuk langsung masuk aja,riski di dalem."kata simon dan mengajak ku masuk kedalam cafenya.

"Din gua harap lu bisa ngendaliin emosi yah,kita lagi di tempat umum soalnya."ucap simon merangkul pundak ku,aku pun mengernyitkan dahi bingung.maksudnya apa sih?

Kami pun terus berjalan masuk dan aku melihat punggung riski yang duduk berhadapan dengan gadis yang sangat aku kenali,dia zaskia musuh ku saat di SD. Aku pun menghampiri mereka,berdua dan menggebrak mejanya.

BRAK...

"Oh jadi ini kelakuan kamu di belakang aku ris?aku kecewa sama kamu."riski pun tersentak dan langsung berdiri saat melihat kedatangan ku bersama simon,dia pun menatap tajam ke arah simon dan beralih ke arah ku.

"Sayang ini salah paham a..aku enggak ada apa-apa sama dia."ucap simon memegang erat ke dua tangan ku dan menatap mata ku bersalah,aku pun mengalihkan pandangan ku ke orang-orang yang menatap kami.

"Sayang kamu enggak anggep aku?kita kan udah pacaran setahun."kata zaskia yang berdiri dan memegang lengan riski,aku pun mentap ke arah mereka dengan kaget.

"Enggak yang enggak dia boong,kamu tau kan dari SD dia suka sama aku dan aku enggak mungkin suka sama cewe murahan kaya dia."bela riski dan menyentak ke tangan zaskia di lengannya,aku pun menatap remeh ke arah mereka.

"Zas enggak sakit hati lu di bilang murahan gitu?oh iya ya lu kan emang murahan."kata ku tersenyum miring dan melepaskan tangan ku dari riski,zaskia pun terlihat menahan emosinya.

"Ris aku maafin kamu..."kataku tersenyum tipis,riski pun terlihat bernafas lega "...tapi aku mau kita putus dan jangan pernah hubungin aku lagi.ayo simon."kata ku tersenyum meremehkan ke arah mereka dan berjalan keluar tanpa memperdulikan teriakan riski yang ingin mengejar ku tapi di tahan zaskia,aku pun masuk ke dalam mobil ku tapi simon menarik ku keluar.

"Duduk di kursi sebelah gau anter lu pulang,lu enggak boleh pulang sendiri dalam ke adaan kaya gini."akupun menangguk setuju dan berjalan memutar ke pintu samping,setelah berada di dalam mobil aku pun terdiam melihat jalanan.

"Nangis aja din sepuas lu jangan di pendem gini yang ada lu malah makin sakit."ucap simon yang sedang menyetir itu,aku pun melirik sekilas ke arahnya.bohong jika aku tidak sakit hati,bohong jika aku tak ingin menangis.Rasanya bener-bener sesek saat tau orang yang selama bertahun-tahun ini kamu sayang selingkuh sama musuh kamu sendiri.Kecewa dan sedih campur menjadi satu,aku pun menangis sejadi-jadinya di dalem mobil.simon memelankan laju mobilnya agar aku bisa lebih lama menangis.

"Din gua juga pengen ngasih tau ini,gua tau saatnya enggak tepat tapi emang harus sekarang."ucap simon dan memberhentikan mobilnya di tempat yang sepi,aku pun menghapus air mata ku dan berhenti menagis waupun masih sesenggukan sedikit.

"Gua...bakalan pindah ke jepang din,nenek gua sakit-sakitan din disana dan enggak ada yang ngurus dia,mau enggak mau gua sekeluarga harus pindah kesana."

Deg

Bagaikan luka yang sedang menganga lebar lalu disiram dengan alkohol setelah simon mengatakan itu.Aku pun tersenyum miris,sebenci itu kah tuhan dengan ku sehingga terus menerus menjauhkan orang-orang tersayangku?aku pun memnuka seatbelt ku dan memeluk simon dengan erat,kurasakan simon juga membalas pelukan ku.

"Simon lu jahat sama gua mon lu jahat,di saat gua kaya gini lu malah mau ninggalin gua lu jahat mon."aku memukul mukuli dadanya dan terus menangis histeris,rasanya sangat sakit ketika sahabat satu-satunya kalian harus pergi jauh di saat kalian dalam ke adaan seperti ini

avataravatar