1 Part 1

Suara petir serta rintik air hujan yang deras terdengar sangat jelas malam itu membuat suasana semakin mencekam, nampak seorang pria tengah berlari menuju sebuah kamar di ujung lorong vila tersebut.

Pria itu membuka pintu ruangan, dia tidak dapat melihat apapun karena di dalam ruangan itu sangat gelap dan dia berusaha mencari tempat persembunyian.

Dia berjalan menelusuri semua isi ruangan tersebut dalam kegelapan, penglihatan sama sekali tak berguna di sana. Dia hanya mengandalkan instingnya untuk bersembunyi.

Deg...deg...deg...deg...

Detak jantung pria itu berdetak sangat kencang. Seluruh tubuhnya berasa mati rasa, dia hanya bisa merasakan dengan pasti jika suhu dingin di ruangan tersebut menusuk sampai ke dalam tulangnya.

Sial!

Umpatnya dalam hati

Pria itu melirik pada suatu benda, tanpa pikir panjang, dia langsung masuk ke dalamnya.

Srettt....

Terdengar suara ujung dari pisau besi yang beradu dengan tembok dan diiringi dengan langkah seseorang. Semakin dekat dan dekat. Kriett... terbukalah pintu ruangan tersebut

Keringat dingin membasahi tubuh pria itu, dia hanya bisa memejamkan matanya seraya berdo'a agar dapat selamat dari kematian yang akan menjemputnya.

"Heyy ayolah keluar, jangan bermain petak umpat denganku sayang" ucap pembunuh itu.

Tap...tap...tap...

Langkah kaki tersebut terdengar semakin dekat dengan tempat persembunyian pria itu. Sosok wanita yang terlihat santai namun tataoan matanya begitu menakutkan untuk dilihat.

Pria itu mencoba untuk mundur, betapa terkejutnya dia ketika merasakan ada sebuah cairan lengket di belakangnya. Dia mencoba mencium cairan tersebut,

"manis?" lirihnya

Sang pembunuh itu langsung menghentikkan langkahnya dan menoleh ketika mendengar suara kecil yang tertangkap di telinganya.

Pembunuh itu tersenyum senang dan mencoba mendekati tempat persembunyiannya dan Deg! Mata pria itu membulat ketika dia bertatapan dengan sang pembunuh.

"Oh sayang, betapa tidak sabarnya kau ingin mati. Sampai - sampai kau sudah masuk sendiri ke dalam oven. Jadi kau ingin mati dengan cara seperti ini? Ahaa sungguh baik sekali, terimakasih telah menolongku. Baiklah aku akan mengabulkan permintaanmu" ucap pembunuh itu senang.

"Tidak.. Jangan.. Ampuni aku.. Biarkan aku pergi" pinta pria itu sambil mencoba membuka pintu oven

"kau sangat tidak sabaran sekali ternyata. Hmm, kau akan segera pergi dari sini" jawab pembunuh dengan santai.

Tenggorokan pria itu terasa tercekat, dia tidak bisa mengeluarkan kata - katanya lagi, tubuhnya gemetar melihat cahaya merah yang keluar dari mata sang pembunuh itu.

"K-kau! Iblis!" bentak pria itu

"Hahaha bukannya kau sangat tergila - gila dengan wanita iblis ini? Oh ya sayang apakah kau merasa suhu di ruangan ini sangat dingin?" ucap pembunuh itu sambil memeluk lengannya sendiri lalu menyalakan api di bawah mesin pemanggang tersebut. Pembunuh itu mengintip melalui kaca oven, dan kini wajah pria itu terlihat ketakutan serta memerah akibat kepanasan karena api yang terletak di bawahnya langsung.

"wajahmu semakin menawan ketika kau ketakutan sayang, dan tenang saja kini kau tidak akan kedinginan lagi" ucapnya lagi dengan tersenyum senang dan berjalan menuju pintu

"TIDAK, TOLONG AKU!! AKU TIDAK MAU MATI!!!!!" Teriakan pria itu menggema di sekitar area Vila tersebut, membuat sang pembunuh tertawa melepas kesenangan.

"Semoga kau tenang sayang, kau harus berterima kasih padaku. Karena aku telah membantumu agar kau tidak merasakan kedinginan lagi" ucap sang pembunuh dengan memandangi ruangan itu dengan penuh arti.

"KAU! AKU AKAN MEMBALASKAN DENDAMKU PADAMU! WANITA IBLIS!"

Senyum penuh kepuasan terukir di wajah pembunuh itu, dengan langkah yang gontai dia kembali ke basement dan mengendarai mobilnya meninggalkan villa tersebut.

*

*

*

*

*

*

*

*

Jangan lupa tinggalin jejak kalian setelah baca yaa😊 kalau ada typo harap komen  supaya author bisa memperbaikinya😅 vote nya author tunggu loh😚 semakin banyak semakin author semangat buat up nya😍

avataravatar