20 MENCURI CIUMAN SAAT TIDUR

Seperti biasa, Aiden melakukan kegiatannya dengan lugas dan tak ada kesalahan sedikitpun.

Sangat berbeda dengan Amelia. Karena sama sekali tak memiliki job, wanita itu pun berleha-leha di hari pertama.

"Bagaimana ini? Apakah salinan untuk dokumen ini sudah tersedia?" Aiden yang sedang bertanya pada sekretaris pribadinya lewat panggilan telepon, terlihat sedang membuka beberapa berkas dan sedang menyelesaikan berkas-berkas yang ada di atas meja kerjanya.

"Oh, begitu? Kalau begitu saya mau salinannya sekarang juga. Kirim lewat email saja!" Sekretaris pribadinya itu pun langsung mengiyakan apa yang diinginkan oleh sang bos, dan langsung mengirimkan beberapa salinan berkas yang diinginkan ke email Aiden.

"Hmm? Ya, sepertinya beberapa ini saja sudah cukup. Baiklah!" Sontak pria itu pun terlihat telah menyelesaikan seluruh pekerjaannya yang ia bawa pulang ke rumah.

Ya, Aiden yang sangat bertanggung jawab dan juga melakukan sesuatu itu hingga ke inti tanpa menyisakan satu kesalahan sedikitpun. Namun, saat itu semuanya berubah menjadi bencana, ketika sesuatu yang sama sekali tak pernah ia bayangkan, malah terjadi di hadapannya.

Tik!

"Sudah selesai!" Aiden melepaskan kacamata yang saat itu sedang ia kenakan, kemudian melangkah keluar dari ruangan kerjanya itu dan turun ke lantai 2.

"Sudah jam segini?" Tak lupa juga pria itu menatap jam dinding yang ternyata sudah pukul 11.00 malam.

Padahal, seharusnya hari itu menjadi jadwal pertama di mana ia akan mendapatkan terapi dari Amelia, akan tetapi wanita itu sama sekali tak bisa melakukan pekerjaannya karena Aiden yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sendiri.

Tap. Tap. Tap.

Aiden mendengar sesuatu dari ruang santai, dan pada saat yang sama langsung pergi ke sana juga.

Dia ketika baru saja tiba di sana, melihat televisi yang berbicara sendiri dengan orang yang menonton sudah tertidur dengan lelap.

"Astaga! Wanita ini kenapa tidur di sini?" Sontak pria itu pun melangkahkan kakinya dan pergi menghampiri Amelia yang sudah tertidur dengan lelap dengan pakaian pendeknya.

"Ck!" Aiden sedikit berdecak kesal. Namun, entah kenapa dia memilih duduk di sana dan memperhatikan Amelia yang sedang tertidur dengan jeleknya.

"Pfft! Kenapa aku bisa sampai menawarkan pekerjaan seperti itu kepada wanita ini? Wanita ini terlihat begitu sembrono dan juga tak hati-hati, namun, mungkin itu adalah sisi yang sangat kusukai dari-" baru saja ia ingin menyelesaikan ucapannya sambil menatap lembut wajah tertidur Amelia, pria itu pun akhirnya tersadar dan membuyarkan kembali pikirannya. "Astaga! Bisa-bisanya aku berpikir hal seperti itu pada wanita gila ini. Tidak!"

Aiden kemudian berusaha untuk membangunkannya dengan mengguncang-guncangkan tubuhnya perlahan, namun ternyata wanita ini sama sekali tidak tersadar dari tidurnya yang lelap itu. Bahkan, bukannya bangun dia malah semakin mengigau dengan santainya di hadapan Aiden.

"Nyam, nyam, nyam! Lezat sekali. Aku paham, kau pasti mau mencuri makananku, bukan? Katakan!" Amelia mengigau sambil menunjuk ke depan yang ternyata di sana tepat di depan wajah Aiden.

"Pfft! Wanita ini sedang bergumam apa? Siapa yang mau mencuri makanannya?" Baru saja pria itu menyelesaikan apa yang ia gumamkan, tiba-tiba saja Amelia langsung menjawab namanya dan langsung membuatnya mengerutkan dahi.

"Hey, kau! Tuan muda penyu yang arogan dan tak tahu diri! Kau pasti ingin mencuri makananku, kan? Aku katakan sekali lagi, kau tidak akan pernah mendapatkan bahkan sepotong tulang dari makananku," katanya lagi sambil menunjuk ke arah wajah Aiden yang berada tepat di hadapannya.

"Hmm? Tapi setelah kupikir-pikir lagi, mungkin kau bisa mendapatkan tulangnya karena kau tampan! Hehehe," lanjut wanita itu bergumam sambil tertawa terbahak-bahak. Hingga beberapa saat kemudian, Amelia pun tidak bergumam lagi dan melanjutkan tidurnya.

Aiden tiba-tiba saja terpikir sesuatu hal yang gila saat itu.

Pria tampan itu kembali mengerutkan dahinya, perlahan ia pun mendekat pada Amelia yang saat itu masih menutup matanya dan seperti ingin mencubitnya. "Apakah aku bisa melakukannya dengan wanita ini? Ya, mungkin aku harus mencobanya." Sontak dia pun kembali lebih mendekatkan wajahnya pada Amelia dan berusaha untuk menatapnya dekat-dekat.

Perlahan, dia menaruh tangannya itu pada ujung hidung Amelia, kemudian mencoba untuk merasakan sensasi apa yang tubuhnya itu rasakan ketika sedang bersentuhan dengan wanita itu.

"Hmm? Ternyata tidak terjadi apa-apa. Apakah, mungkin aku harus melakukan hal yang lebih ekstrem lagi?" Aiden berpikir untuk melakukan sesuatu lagi yang lebih daripada menyentuh hidung Amelia.

Tap!

Pada akhirnya dia pun menggeserkan tangan yang saat itu sedang ada di hidungnya ke pipinya.

Diusapnya pipi lembut Amelia yang agak sedikit tembem, dan dia mulai merasakan sensasinya. "Cih! Ternyata masih tidak terasa apa-apa. Sebenarnya, bagaimana bisa aku menyuruh wanita ini untuk menyembuhkan penyakit ini?" Udah tampan itu kembali bertanya di dalam hatinya sambil melanjutkan ke step berikutnya.

Kali ini, ia ingin melakukan sesuatu yang lebih berbahaya lagi daripada yang telah ia lakukan. "Ya, mungkin jika aku ingin mendapatkan hasil yang terbaik, Maka aku harus mengambil resiko dengan melakukan hal yang benar-benar berbahaya." Mata pria itu kemudian menatap pada bibir merah Amelia yang masih tertidur lelap dalam diam itu.

Huft~

Terlihat Aiden yang sudah berulang kali berusaha untuk melakukan hal seperti itu dengan wanita lain, namun berakhir dengan kegagalan total, mulai mengambil ancang-ancang untuk menyentuhkan jemarinya pada bibir merah Amelia.

Sreeett!

"Berhasil!" Satu sentuhan dengan jemarinya itu berjalan dengan mulus, hingga pada akhirnya dia pun memutuskan untuk menyentuh bibir merah Amelia dengan bibirnya sendiri.

"Hmm? Aku penasaran akan seperti apa rasanya jika bibirku bersentuhan dengan wanita ini? Apakah aku akan merasakan sensasi yang berbeda? Atau penyakitku ini akan kambuh?" Pria itu bertanya dengan kepalanya yang semakin mendekat pada wajah Amelia.

Ya, semakin lama semakin dekat. Hingga, pada akhirnya wajah mereka pun hanya berjalan nafas, yang membuat pria tampan itu bisa merasakan nafas dari wanita yang ada di hadapannya.

"Sedikit saja!" Aiden sontak menutup matanya ketika ia ingin menyentuh bibir Amelia dengan, namun, ternyata langit sama sekali tidak berpihak kepadanya. Ketika ia baru saja ingin bersentuhan dengan Amelia, tiba-tiba saja wanita cantik itu tak sengaja terbangun karena merasa seperti ada nafas yang berat di atas wajahnya.

"Hmm?" Amelia berpikir bahwa sosok yang ada di hadapannya itu mungkin saja adalah mimpi. "Pria tampan? Aiden? Sejak kapan Aiden sedekat ini? Ini adalah mim-" hingga beberapa saat kemudian, ketika bibir Aiden baru saja menyentuh bibirnya, wanita itu pun memekik bagaikan kebakaran jenggot.

"Kyaaaaaaaa!"

Buk!

Aiden sontak langsung ditendang jatuh ke lantai dengan satu kali. "Pria mesum!" Wanita itu pun bangkit dan memasang kuda-kuda untuk menendang sekali lagi pria yang saat itu sedang terjatuh di lantai.

"T-tidak Amelia. K-kau salah paham. Aku hanya-"

"DIAAAAM! Rasakan ini!"

Ya, terlambat sudah.

"Hyaaaaaaat!"

Buk!

avataravatar
Next chapter