18 DIMINTAI CUCU OLEH MAMA

"Pfft!" Teriakan Amelia yang saat itu terdengar begitu nyaring, sontak membuat Aiden dan juga sahabatnya itu terperanjat.

Aiden tidak pernah menyangka bahwa wanita yang ada di hadapannya akan lebih menarik dari apa yang dia bayangkan.

"A-apa? Jadi sebenarnya kau sudah ..." Katy sontak menjeda ucapannya sambil memiringkan kepalanya menghadap ke Amelia.

Sambil menunduk, wanita itu pun menjawab sahabatnya itu dengan perasaan bersalah. "Y-ya, sebenarnya aku sudah menipumu. M-maaf," ujarnya dengan suara lirih.

"A-apa?" Katy kehabisan kata-kata saat itu. Padahal ia sudah mati-matian menghujat CEO tampan dan juga kaya raya yang ada di hadapannya dengan segala ucapan buruk. Namun kenyataannya ternyata sahabatnya itu yang telah menipunya.

"Ingin rasanya aku membelah kepala wanita muda ini sekarang juga. Kalau bukan karena dia adalah sahabatku dan juga satu-satunya model yang aku miliki, maka aku pasti akan menyeret tubuhnya ke dasar jurang kemudian membiarkan buaya memakannya sampai habis. Sial!" Katy menangis di dalam hatinya. Sementara Amelia, wanita itu hanya bisa tersenyum simpul sambil mendengarkan ocehan hati Katy yang tentu saja bisa ia bayangkan seperti apa.

"Hehe, m-maafkan aku Katy! A-aku, tidak sengaja." Amelia sontak mengalihkan pandangannya pada Aiden yang sedang berdiri dengan posisi percaya dirinya. "Semuanya karena kau! Kau, CEO tampan yang arogan! Kau selalu menindasku setiap hari makanya aku sama sekali tidak ingin hidup lagi bersama denganmu. Tahu?"

Aiden pun tersenyum. "Benarkah? Apakah benar kau sama sekali tidak ingin tinggal bersama denganku? Padahal tadi kan kita sudah sepakat. Kau, sama sekali tak bisa mengelak lagi dengan ini!" Aiden menunjukkan kertas yang entah datang dari mana yang sudah tertancap di atasnya jempol tangan dari wanita cantik itu.

"Hah? I-itu?" Amelia menatap jempolnya sendiri. "Sejak kapan jempolku tertancap di? Kau! Kau benar-benar pria licik," Amelia tak bisa mengelak lagi saat itu. Pada akhirnya dia pun mengikuti apa saja kemauan dari CEO tampan dan juga arogan yang ada di hadapannya.

"Kau, pokoknya hingga aku sembuh, kau sama sekali tak bisa meninggalkan, Amelia!" Pria itu kemudian mendatangi Amelia sambil mendekatkan mulutnya pada telinga. "Ingat, semua kesepakatan tentang pacar bohongan dan juga sponsor itu. Aku tidak akan pernah menarik ucapanku ketika kau sama sekali tidak menarik ucapanmu juga. Paham?" Pria itu menyermit kemudian berjalan begitu saja meninggalkan Amelia dan juga manajernya di sana.

Amelia benar-benar kehabisan kata-kata saat itu. "K-kau! Arrgggh! Lagi-lagi aku terjebak bersama pria brengsek itu! Ish!" Apa yang mau dikata lagi? Nasi telah berubah menjadi bubur.

Saat Amelia menyadari semuanya, hal itu sudah terlalu terlambat untuk diubah kembali.

Pada saat yang sama, ketika Aiden telah pergi meninggalkan Amelia dan juga manajernya di sana, ada seorang sopir pribadi yang sontak menawarkan bahwa dirinya yang telah diperintahkan untuk mengantar Amelia dan manajernya pulang dari tempat itu.

"Nona, mari!"

"Hah?" Wanita muda itu terperanjat karena ia sama sekali tidak menyadari bahwa ada seseorang di sampingnya. "Dari mana datangnya orang ini?" Wanita itu menerawang dari atas ke bawah dan memperhatikan postur dan juga pakaian yang dikenakannya. "Apakah kau adalah anak buah Aiden itu?" lanjutnya bertanya.

"Iya, Nona. Mari! Saya telah diperintahkan oleh Tuan muda untuk mengantar Nona dan juga manajer Nona selamat sampai ke rumah." Pria itu kemudian membungkuk pada Amelia seakan-akan ia sedang memberi hormat padanya.

"Ah begitukah? Baiklah!" Setelah itu Amelia pun terpaksa mengikuti bawahan Aiden itu, dan pulang kembali ke apartemennya.

***

Beberapa saat kemudian, ketika mereka baru saja tiba di apartemen mereka, Katy sontak langsung menarik tangan sahabatnya itu dan membanting pintu dengan erat.

Brak!

"Sini!" Amelia saat itu benar-benar. Dia sangat ketakutan, dan mulai menyangka bahwa sahabatnya itu pasti akan memarahinya saat itu.

Terlihat Katy pun seperti mengangkat tangannya dan hendak memukul kepala Amelia, kemudian pada saat yang sama, wanita itu pun refleks melindungi kepalanya sambil meminta ampun. "Maafkan aku Katy, aku-" akan tetapi tiba-tiba saja sama sekali tak terasa sakit pada kepalanya, males sahabatnya itu berterima kasih sambil memeluknya.

"Terima kasih, Amelia. Akhirnya kau bisa merayu Aiden juga."

"Hah!? Merayunya?"

"Ya," manajer dari Amelia itu pun tersenyum kegirangan. "Kau tahu pria itu terkenal tidak pernah berlaku baik kepada wanita manapun, akan tetapi hanya ada satu alasan kenapa dia berlaku baik padamu, Amelia. Dia pasti menyimpan perasaan padamu!"

Jder!

Bagaikan tersambar petir, Amelia sontak tertawa terbahak-bahak ketika ia mendengarkan pernyataan absurd dari sahabatnya Yang gila itu.

"A-apa? Pfft! Hahahaha! Hahahahaha! Apakah kau sudah gila mengatakan hal itu kepadaku? Pria itu sama sekali tidak pernah menyukai siapapun, dan tidak akan pernah bisa menyukai siapapun. Kau, sama sekali tak perlu mengatakan omong kosong seperti itu, Katy!"

Katy sontak mengernyit. "Dari mana kau tahu bahwa Tuan muda yang kaya raya itu sama sekali tidak akan pernah menyukai siapapun? Siapa tahu saja dia telah jatuh cinta padamu sejak pandangan pertama, kan?"

Perkataan yang semakin menjadi-jadi dari sahabat sekaligus manajernya itu, membuat Amelia semakin tertawa terbahak-bahak. "Pfft! Hahahahaha! Kau gila!" Wanita itu pun langsung mendorong kepala sahabatnya itu dengan jari telunjuknya. "Pokoknya jangan pernah katakan omong kosong seperti itu lagi, dan langsung saja buat pernyataan di atas kertas bahwa kita akan bekerja sama dengan Tuan arogan itu. Aku sama sekali tak ingin tertipu lagi olehnya. Tulislah semua peraturan dan juga keinginan kita, yang sekiranya bisa mendatangkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Kalau perlu, tulis aja biaya penalti yang mengambil separuh dari harta kekayaannya jika nanti dia memutuskan kerjasama dengan kita di tengah jalan."

"A-apa? Separuh dari harta kekayaannya?" Katy ngiler saat itu. "Kau benar-benar ingin merampas separuh dari harta kekayaan Aiden Rhivano? Gila! Amelia Casey! Semakin lama kau memang semakin pintar. Luar biasa! Hahahaha!"

"Kekasih bohongan, sponsor, sekaligus pria tampan. Ya, dia memang memiliki segalanya. Hehehe, aku akan menggerogoti habis segala miliknya." Wanita itu tersenyum di dalam hatinya. Akan tetapi dia masih memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa menyembuhkan Aiden yang mengidap phobia cinta.

"Sebaiknya aku searching di google dulu!" Wanita itu kemudian membalikkan tubuhnya setelah membahas segalanya sejelas-jelasnya dengan sahabatnya itu, dan kembali ke kamar untuk berendam setelah itu mencari semua seluk beluk tentang penyakit yang diidap oleh Aiden.

***

Kemudian di lain sisi, ketika Aiden baru saja pulang, ternyata sudah berdiri di hadapannya seorang wanita paruh baya yang benar-benar sangat berisik.

"Aiden, mana cucu Mama? Kenapa sampai sekarang kau sama sekali belum menikah?"

"Oh Tuhan! Kenapa Mama harus kembali di saat seperti ini?"

Saat itu, drama yang lebih mendebarkan lagi pun akan terjadi.

avataravatar
Next chapter